Saya Mencoba Kibor untuk Atlet esport, Gimana Rasanya?

Minggu, 26 April 2020 - 20:28 WIB
Logitech G Pro Gaming Keyboard dirancang untuk atlet esport, tapi bisa dibeli oleh konsumen biasa yang menginginkan perangkat yang sama dengan pemain pro.
JAKARTA - Selama dua pekan saya mencoba kibor yang biasa dipakai oleh atlet esport dan gamer profesional. Gimana rasanya?

Apa yang membedakan kibor untuk atlet esports? Jawabannya, adalah durabilitas. Seorang atlet esports bisa melakukan 400 gerakan di keyboard dan mouse per menit. Empat kali lebih banyak dibanding orang biasa.



Jika kibor “membrane dome” rata-rata bertahan 10 juta ketukan sebelum performanya berkurang, maka kekuatan kibor mekanik (mechanical keyboard) mencapai 50 juta ketukan. Khusus Logitech G Pro Gaming Keyboard, klaimnya adalah 70 juta ketukan!

Booming-nya turnamen esport di seluruh dunia—termasuk di Indonesia—membuat semakin banyak perusahaan yang merilis perangkat untuk digunakan atlet esport. Termasuk Logitech G, subdivisi Logitech yang berfokus pada peranti gaming.





Saya bukan pemain gim profesional. Bahkan, sesekali pula bermain gim di PC. Tapi, profesi sebagai jurnalis menuntut saya mengetik belasan naskah tulisan setiap harinya.

Karenanya, kebutuhan akan kibor berkualitas sangat relevan bagi saya. Lalu, bagaimana pengalaman saya memakai kibor gaming?

DESAIN



Benderol Logitech G Pro Gaming Keyboard tidak murah. Mulai Rp1,6 juta-Rp2 jutaan. Jika kamu penggemar mechanical keyboard, ada banyak sekali opsi keyboard mekanikal berkualitas di rentang harga itu.

Yang jelas, jika kamu mencari kibor yang enak dipandang dan dipamerkan di forum internet, Logitech G Pro Gaming bukan pilihan ideal. Banyak opsi kibor yang lebih elegan dan cantik di pasaran.



Tentu wajar, Logitech G Pro Gaming fokus pada fungsi “olah raga”, bukan estetika. Saya sih cukup suka tampilannya. Sangat sporty!

BUILD QUALITY



Rentang harga Logitech G Pro Gaming Keyboard termasuk premium. Kualitas yang di dapat pun sangat baik.

Rangka plastik-nya kokoh. Walau terbuat dari bahan ABS yang inferior dibanding PBT, keycaps-nya sama sekali tidak terasa murahan.

Yang unik, huruf di tombol hanya terlihat ketika backlighting menyala. Saat mati, semua tombol terlihat hitam polos. Secara fungsi, bisa jadi minus. Tapi, menurut saya justru terlihat keren dan berkarakter. Dibagian bawah, ada semacam pelat yang membuatnya tidak mudah bergeser di meja.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More