Saya Mencoba Kibor untuk Atlet esport, Gimana Rasanya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama dua pekan saya mencoba kibor yang biasa dipakai oleh atlet esport dan gamer profesional. Gimana rasanya?
Apa yang membedakan kibor untuk atlet esports? Jawabannya, adalah durabilitas. Seorang atlet esports bisa melakukan 400 gerakan di keyboard dan mouse per menit. Empat kali lebih banyak dibanding orang biasa.
Jika kibor “membrane dome” rata-rata bertahan 10 juta ketukan sebelum performanya berkurang, maka kekuatan kibor mekanik (mechanical keyboard) mencapai 50 juta ketukan. Khusus Logitech G Pro Gaming Keyboard, klaimnya adalah 70 juta ketukan!
Booming-nya turnamen esport di seluruh dunia—termasuk di Indonesia—membuat semakin banyak perusahaan yang merilis perangkat untuk digunakan atlet esport. Termasuk Logitech G, subdivisi Logitech yang berfokus pada peranti gaming.
Saya bukan pemain gim profesional. Bahkan, sesekali pula bermain gim di PC. Tapi, profesi sebagai jurnalis menuntut saya mengetik belasan naskah tulisan setiap harinya.
Karenanya, kebutuhan akan kibor berkualitas sangat relevan bagi saya. Lalu, bagaimana pengalaman saya memakai kibor gaming?
DESAIN
Benderol Logitech G Pro Gaming Keyboard tidak murah. Mulai Rp1,6 juta-Rp2 jutaan. Jika kamu penggemar mechanical keyboard, ada banyak sekali opsi keyboard mekanikal berkualitas di rentang harga itu.
Yang jelas, jika kamu mencari kibor yang enak dipandang dan dipamerkan di forum internet, Logitech G Pro Gaming bukan pilihan ideal. Banyak opsi kibor yang lebih elegan dan cantik di pasaran.
Tentu wajar, Logitech G Pro Gaming fokus pada fungsi “olah raga”, bukan estetika. Saya sih cukup suka tampilannya. Sangat sporty!
BUILD QUALITY
Rentang harga Logitech G Pro Gaming Keyboard termasuk premium. Kualitas yang di dapat pun sangat baik.
Rangka plastik-nya kokoh. Walau terbuat dari bahan ABS yang inferior dibanding PBT, keycaps-nya sama sekali tidak terasa murahan.
Yang unik, huruf di tombol hanya terlihat ketika backlighting menyala. Saat mati, semua tombol terlihat hitam polos. Secara fungsi, bisa jadi minus. Tapi, menurut saya justru terlihat keren dan berkarakter. Dibagian bawah, ada semacam pelat yang membuatnya tidak mudah bergeser di meja.
TENKEYLESS
Mengusung desain Tenkeyless (TKL), Logitech G Pro keyboard tidak memiliki NumPad di kanan. Karena memang tidak berguna untuk ngegim. TKL menurut saya opsi terbaik sebuah kibor. Tidak terlalu besar dan makan tempat, namun tetap fungsional.
Desain TKL juga memudahkan kibor untuk dibawa-bawa oleh atlet esport saat berkompetisi. Panjangnya 36 cm dan lebar 15 cm, tebal 3,5 cm, sementara berat 980 gram.
Tidak ada sandaran telapak tangan, karena lagi-lagi fokusnya portabilitas. Tapi tetap ergonomis. Ada dua opsi penyetelan ketinggian, yakni 4 derajat dan 8 derajat.
KABEL KOKOH
Saya suka sekali dengan kabel 1,9 m milik Logitech G Pro ini. Terlihat kokoh. Lalu, konektor Micro USB-nya juga dirancang dengan dua lengan pendukung tidak mudah terlepas saat sedang bermain.
ROMER-G
Romer-G adalah switch mekanik milik Logitech. Klaimnya, 10 milidetik lebih cepat dibanding kompetitor seperti switch Cherry MX. Karena ditujukan untuk kompetisi. Klaim lain, 87 tombol-nya juga 25 persen lebih cepat saat ditekan dibanding kibor mekanik standar. Kecuali pro gamers, kedua fitur ini sulit dibedakan orang awam.
Logitech G Pro menggunakan switch GX Blue Clicky. Buatan Kaihua yang dikenal dengan Kailh. Banyak orang yang lebih memilih tactile atau linear dibandingkan tipe clicky yang berisik. Untungnya, saya justru suka clicky seperti ini. Terasa lebih berkarakter. Walau, sebenarnya sedikit kurang ideal untuk ruangan kantor yang relatif sepi.
NGEGAME
Saya sempat memainkan gim seperti Sleeping Dogs, Tomb Raider Hingga World War Z. Yang saya rasakan, jelas ngegame jadi lebih nyaman dan responsif. Karena tuts-nya enak ditekan. Meski, saya tidak sampai menyadari perbedaan waktu input yang lebih cepat, misalnya. Ya jelas, karena saya bukan pro-gamer.
KECEPATAN MENGETIK
Logitech G Pro bukan keyboard terbaik yang pernah saya coba untuk mengetik. Enaknya, saya tidak harus ngoyo untuk menekan tuts-nya. Tapi ternyata tidak hasilnya tidak lebih cepat dibanding saat memakai keyboard MacBook Pro. Di MacBook Pro kecepatan saya 76 kata per menit, sedangkan memakai Logitech G Pro melonjak jadi 89 kata per menit. Bedanya sangat jauh.
SOFTWARE
Asiknya mechanical keyboard adalah dukungan software untuk melakukan kustomisasi di tombolnya. Dan dukungan software Logitech G HUB tampilannya sangat berkelas, tersedia untuk PC dan Mac.
Tombol F1-12 bisa dikustomisasi untuk fungsi macro. Yakni, yakni perintah tertentu agar tombol di kibor menjalankan fungsi tertentu. Misalnya tombol F1 untuk melakukan klik berulang-ulang sekali tekan.
Keunikan kibor ini adalah adanya tombol fisik Game Mode di pojok kanan. Fungsinya, akan mematikan fungsi tombol tertentu saat ngegim. Agar tidak ada tombol yang tidak sengaja tertekan saat ngegim.
Bisa juga menyalakan lampu hanya untuk tuts tertentu saja. Supaya fokus pada tuts-tuts yang dipakai ngegim saja. Yang jelas, ruang kustomisasi di kibor ini sangat luas.
BACKLIGHT
Penyetelan backlight di Logitech G Pro cukup kompleks. Bisa menambah atau mengurangi kecerahan warna RGB-nya yang sangat terang itu. Bisa mengganti warna setiap tuts backlit-nya.
Bahkan bisa menyimpan preset sehingga warna tetap sama kendati dicolok di PC berbeda. Selain bisa menyesuaikan warna dari 300 gim, teknlogi G Lightsync juga dapat melakukan sinkronisasi mouse, kibor, headset, hingga speaker.
KESIMPULAN
Fitur-fitur Pro-Gamer ternyata relevan dan sangat berguna juga dengan orang awam. Selain lebih nyaman mengetik, desain tenkeyless juga memudahkan dibawa-bawa dengan berat 980 gram. Secara daya tahan, diklaim mencapai 70 juta ketukan. Juga, dukungan software yang mumpuni. Kalaupun ingin melakukan kustomisasi, misalnya dengan mengganti keycaps, pun tetap bisa dilakukan.
Apa yang membedakan kibor untuk atlet esports? Jawabannya, adalah durabilitas. Seorang atlet esports bisa melakukan 400 gerakan di keyboard dan mouse per menit. Empat kali lebih banyak dibanding orang biasa.
Jika kibor “membrane dome” rata-rata bertahan 10 juta ketukan sebelum performanya berkurang, maka kekuatan kibor mekanik (mechanical keyboard) mencapai 50 juta ketukan. Khusus Logitech G Pro Gaming Keyboard, klaimnya adalah 70 juta ketukan!
Booming-nya turnamen esport di seluruh dunia—termasuk di Indonesia—membuat semakin banyak perusahaan yang merilis perangkat untuk digunakan atlet esport. Termasuk Logitech G, subdivisi Logitech yang berfokus pada peranti gaming.
Saya bukan pemain gim profesional. Bahkan, sesekali pula bermain gim di PC. Tapi, profesi sebagai jurnalis menuntut saya mengetik belasan naskah tulisan setiap harinya.
Karenanya, kebutuhan akan kibor berkualitas sangat relevan bagi saya. Lalu, bagaimana pengalaman saya memakai kibor gaming?
DESAIN
Benderol Logitech G Pro Gaming Keyboard tidak murah. Mulai Rp1,6 juta-Rp2 jutaan. Jika kamu penggemar mechanical keyboard, ada banyak sekali opsi keyboard mekanikal berkualitas di rentang harga itu.
Yang jelas, jika kamu mencari kibor yang enak dipandang dan dipamerkan di forum internet, Logitech G Pro Gaming bukan pilihan ideal. Banyak opsi kibor yang lebih elegan dan cantik di pasaran.
Tentu wajar, Logitech G Pro Gaming fokus pada fungsi “olah raga”, bukan estetika. Saya sih cukup suka tampilannya. Sangat sporty!
BUILD QUALITY
Rentang harga Logitech G Pro Gaming Keyboard termasuk premium. Kualitas yang di dapat pun sangat baik.
Rangka plastik-nya kokoh. Walau terbuat dari bahan ABS yang inferior dibanding PBT, keycaps-nya sama sekali tidak terasa murahan.
Yang unik, huruf di tombol hanya terlihat ketika backlighting menyala. Saat mati, semua tombol terlihat hitam polos. Secara fungsi, bisa jadi minus. Tapi, menurut saya justru terlihat keren dan berkarakter. Dibagian bawah, ada semacam pelat yang membuatnya tidak mudah bergeser di meja.
TENKEYLESS
Mengusung desain Tenkeyless (TKL), Logitech G Pro keyboard tidak memiliki NumPad di kanan. Karena memang tidak berguna untuk ngegim. TKL menurut saya opsi terbaik sebuah kibor. Tidak terlalu besar dan makan tempat, namun tetap fungsional.
Desain TKL juga memudahkan kibor untuk dibawa-bawa oleh atlet esport saat berkompetisi. Panjangnya 36 cm dan lebar 15 cm, tebal 3,5 cm, sementara berat 980 gram.
Tidak ada sandaran telapak tangan, karena lagi-lagi fokusnya portabilitas. Tapi tetap ergonomis. Ada dua opsi penyetelan ketinggian, yakni 4 derajat dan 8 derajat.
KABEL KOKOH
Saya suka sekali dengan kabel 1,9 m milik Logitech G Pro ini. Terlihat kokoh. Lalu, konektor Micro USB-nya juga dirancang dengan dua lengan pendukung tidak mudah terlepas saat sedang bermain.
ROMER-G
Romer-G adalah switch mekanik milik Logitech. Klaimnya, 10 milidetik lebih cepat dibanding kompetitor seperti switch Cherry MX. Karena ditujukan untuk kompetisi. Klaim lain, 87 tombol-nya juga 25 persen lebih cepat saat ditekan dibanding kibor mekanik standar. Kecuali pro gamers, kedua fitur ini sulit dibedakan orang awam.
Logitech G Pro menggunakan switch GX Blue Clicky. Buatan Kaihua yang dikenal dengan Kailh. Banyak orang yang lebih memilih tactile atau linear dibandingkan tipe clicky yang berisik. Untungnya, saya justru suka clicky seperti ini. Terasa lebih berkarakter. Walau, sebenarnya sedikit kurang ideal untuk ruangan kantor yang relatif sepi.
NGEGAME
Saya sempat memainkan gim seperti Sleeping Dogs, Tomb Raider Hingga World War Z. Yang saya rasakan, jelas ngegame jadi lebih nyaman dan responsif. Karena tuts-nya enak ditekan. Meski, saya tidak sampai menyadari perbedaan waktu input yang lebih cepat, misalnya. Ya jelas, karena saya bukan pro-gamer.
KECEPATAN MENGETIK
Logitech G Pro bukan keyboard terbaik yang pernah saya coba untuk mengetik. Enaknya, saya tidak harus ngoyo untuk menekan tuts-nya. Tapi ternyata tidak hasilnya tidak lebih cepat dibanding saat memakai keyboard MacBook Pro. Di MacBook Pro kecepatan saya 76 kata per menit, sedangkan memakai Logitech G Pro melonjak jadi 89 kata per menit. Bedanya sangat jauh.
SOFTWARE
Asiknya mechanical keyboard adalah dukungan software untuk melakukan kustomisasi di tombolnya. Dan dukungan software Logitech G HUB tampilannya sangat berkelas, tersedia untuk PC dan Mac.
Tombol F1-12 bisa dikustomisasi untuk fungsi macro. Yakni, yakni perintah tertentu agar tombol di kibor menjalankan fungsi tertentu. Misalnya tombol F1 untuk melakukan klik berulang-ulang sekali tekan.
Keunikan kibor ini adalah adanya tombol fisik Game Mode di pojok kanan. Fungsinya, akan mematikan fungsi tombol tertentu saat ngegim. Agar tidak ada tombol yang tidak sengaja tertekan saat ngegim.
Bisa juga menyalakan lampu hanya untuk tuts tertentu saja. Supaya fokus pada tuts-tuts yang dipakai ngegim saja. Yang jelas, ruang kustomisasi di kibor ini sangat luas.
BACKLIGHT
Penyetelan backlight di Logitech G Pro cukup kompleks. Bisa menambah atau mengurangi kecerahan warna RGB-nya yang sangat terang itu. Bisa mengganti warna setiap tuts backlit-nya.
Bahkan bisa menyimpan preset sehingga warna tetap sama kendati dicolok di PC berbeda. Selain bisa menyesuaikan warna dari 300 gim, teknlogi G Lightsync juga dapat melakukan sinkronisasi mouse, kibor, headset, hingga speaker.
KESIMPULAN
Fitur-fitur Pro-Gamer ternyata relevan dan sangat berguna juga dengan orang awam. Selain lebih nyaman mengetik, desain tenkeyless juga memudahkan dibawa-bawa dengan berat 980 gram. Secara daya tahan, diklaim mencapai 70 juta ketukan. Juga, dukungan software yang mumpuni. Kalaupun ingin melakukan kustomisasi, misalnya dengan mengganti keycaps, pun tetap bisa dilakukan.
(dan)