10 Penampilan Terburuk Para Aktor di Film Superhero
Minggu, 03 Juli 2022 - 13:26 WIB
Masalahnya muncul dengan penampilan fisik Electro. CGI jelek mengubah Electro menjadi penjahat biru bersinar yang terlihat murahan. Untungnya, penampilan Electro diubah di Spider-Man: No Way Home. Electro pun mampu mencuri perhatian. Penampilan Jamie sebagai Electro pun bisa ditebus.
Foto: IMDb
Sebelum Chris Evans memukau jutaan mata sebagai Steve Rogers era 2010-an, Matt Salinger sudah lebih dulu didapuk memerankan Steve Rogers pada 1990. Sayangnya, Matt memerankan Captain America versi konyol. Dia muncul sebagai pria lemah alih-alih kuat dan percaya diri. Ini mungkin bukan kesalahannya seluruhnya.
Matt tidak menghabiskan banyak waktu di seragam superhero itu dan sangat sedikit terlibat adegan pertarungan. Inilah di mana departemen kostum gagal. Kostum Captain America terlihat seperti kostum karet dengan cat yang dilemparkan ke arahnya. Kostum itu mungkin tidak senyaman penampakannya. Itu artinya Matt akan menghabiskan sedikit waktu berkostum dan bertarung.
Foto: Polygon
Halle bukan nama asing untuk film action. Dia bahkan punya pengalaman memerankan superhero Storm di X-Men. Tapi, pengalaman itu tidak diterjemahkan dengan baik di Catwoman. Skrip dan penyutradaan buruk tidak berpihak pada Halle. Itu menyebabkan perwujudan Catwoman yang membosankan. Halle tidak mampu membawa kesenangan dan ketertarikan pada peran itu.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
6. Matt Salinger — Captain America
Foto: IMDb
Sebelum Chris Evans memukau jutaan mata sebagai Steve Rogers era 2010-an, Matt Salinger sudah lebih dulu didapuk memerankan Steve Rogers pada 1990. Sayangnya, Matt memerankan Captain America versi konyol. Dia muncul sebagai pria lemah alih-alih kuat dan percaya diri. Ini mungkin bukan kesalahannya seluruhnya.
Matt tidak menghabiskan banyak waktu di seragam superhero itu dan sangat sedikit terlibat adegan pertarungan. Inilah di mana departemen kostum gagal. Kostum Captain America terlihat seperti kostum karet dengan cat yang dilemparkan ke arahnya. Kostum itu mungkin tidak senyaman penampakannya. Itu artinya Matt akan menghabiskan sedikit waktu berkostum dan bertarung.
5. Halle Berry — Catwoman
Foto: Polygon
Halle bukan nama asing untuk film action. Dia bahkan punya pengalaman memerankan superhero Storm di X-Men. Tapi, pengalaman itu tidak diterjemahkan dengan baik di Catwoman. Skrip dan penyutradaan buruk tidak berpihak pada Halle. Itu menyebabkan perwujudan Catwoman yang membosankan. Halle tidak mampu membawa kesenangan dan ketertarikan pada peran itu.
Audiens masih harus menanti untuk superhero wanita yang kuat dan ditulis dengan lebih baik. Penampilan Halle bukanlah yang terbaik di sini. Tapi, dia bekerja dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Kariernya tidak dicederai penampilan ini karena dia masih sukses memerankan kembali Storm. Dia juga mendapatkan peran besar di Extant dan John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
4. George Clooney — Batman & Robin
Foto: IGN
George Clooney sepertinya di-casting sebagai Batman karena ketenarannya di ER pada 1997. Popularitasnya bisa menarik penggemar ER ke bioskop untuk menontonnya sebagai superhero. Tapi, penampilannya canggung. Menjadi pemikat yang cepat bicara tidak diterjemahkan sebagai seorang vigilante di Gotham. George tidak bisa menjadi gelap dan murung.
Mempertimbangkan sejumah penampilan buruk di film itu, kesalahan tidak seluruhnya jatuh pada George. Dialog tidak membantu aktor di film itu bahkan kalau salah casting adalah masalahnya. Peran lebih pas yang dijalani George termasuk di Burn After Reading, The Descendants, dan film seri Ocean.
3. Topher Grace — Spider-Man 3
Foto: YouTube
Peran Eddie Brock/Venom di Spider-Man 3 bukanlah penampilan terbaik Topher Grace. Kondang karena membintangi salah satu serial remaja terbaik, That ‘70s Show, penonton tidak bisa menghilangkan citra Topher sebagai Eric Foreman yang suka Star Wars. Penampilan Topher sebagai Venom lebih mirip seperti Eric sedang cosplay penjahat di konvensi komik.
Ketika dibandingkan dengan Venom yang dibintangi dan diperankan Tom Hardy, salah casting itu jadi lebih mencolok. Meskipun Venom sangat disia-siakan di Spider-Man 3, Topher tidak memberikan vibe cowok tangguh. Dia terlihat lebih baik berkostum utuk peran kocak atau dramatis kecuali dia melakukan transformasi tipe Chris Pratt untuk menjadi bintang action yang bisa dipercaya.
2. David Hasselhoff — Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D.
Foto: IMDb
Sebelum Samuel L Jackson dikenal sebagai Nick Fury paten di MCU, David Hasselhoff sudah terlebih dahulu memerankan tokoh ini di FTV Nick Fury: Agent of S.H.I.E.L.D. pada 1998. Saat itu, David sudah punya nama berkat perannya di Knight Rider dan Baywatch. Kabarnya, terpilihnya dia sebagai Nick Fury dimaksudkan untuk memperlihatkan muka yang dikenal dan mendorong penonton untuk nonton. Ya, itulah tujuan awalnya.
Penuh dengan dialog cheesy dan skrip yang lemah, David terlalu berlebihan dan tidak pernah benar-benar dipercaya sebagai Nick Fury. Film ini bisa menjadi awal sesuatu kalau di-casting dengan tepat. Karier David tidak ternoda oleh penampilannya ini. Dia masih punya resume panjang dan sukses di industri musik.
tulis komentar anda