Yuk, Jadi Generasi Muda Peduli Lingkungan
Sabtu, 04 Juni 2022 - 05:00 WIB
JAKARTA - Belakangan ini banyak sekali masalah dalam lingkungan hidup yang sedang diperbincangkan salah satunya yaitu semakin menipisnya lapisan ozon.
Dengan terus-terusan menipisnya lapisan tersebut, maka bisa mengakibatkan banyaknya masalah lingkungan hidup yaitu cuaca yang menjadi tidak menentu, mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan, bahkan global warming atau pemanasan global. Pemanasan global saat ini marak dibincangkan, dikarenakan besarnya pengaruhnya pada perubahan iklim. Dari perubahan iklim tersebut pula mengakibatkan berbagai bencana alam lainnya seperti banjir, longsor dan kekeringan.
Pada awal April 2022 diadakannya aksi demonstrasi untuk mengungkap parahnya dampak perubahan iklim bagi Bumi saat ini. Aksi tersebut diikuti oleh kelompok ilmuwan peduli lingkungan yang terdiri atas 1.000 ilmuwan dari 25 negara.
Aksi itu bertujuan untuk memberitahu para pemimpin dunia untuk dapat memberikan aksi nyata dalam menangani dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Hal yang melatarbelakangi aksi demonstrasi tersebut yaitu keluarnya laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang memberitahukan bahwa saat ini kenaikan jumlah karbon dioksida di atmosfer sudah berada di level yang membahayakan.
Baca Juga: Gimana Caranya Tampil Gaya Tanpa Makin Merusak Lingkungan?
Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik, maka besar kemungkinan dampak-dampak yang lebih signifikan akan terjadi di bumi. Misalnya bumi kita ini akan kehilangan keragaman hayati secara drastis, bahkan hingga beberapa bagian Bumi menjadi tak layak huni akibat cuaca yang ekstrem dan suhu panas.
Akibat dari kejadian tersebut yaitu munculnya tagar #LetTheEarthBreath yang menjadi viral di berbagai sosial media, salah satunya Twitter dan dengan berbagai imbauan aksi untuk perlindungan bumi. Tentu saja, seruan aksi dukungan memerlukan aksi nyata agar tercipta dampak perubahan yang nyata pula.
Foto: Freepik
Gen Z adalah generasi yang dominan dan terbiasa dengan teknologi. Oleh karena itu, generasi muda memulai aksi nyata tersebut untuk membantu dalam perlindungan bumi dan kelestarian lingkungan yang dimulai dengan hal kecil.
Di antaranya menyebarkan informasi agar masyarakat peduli dengan hal-hal yang menyebabkan pemanasan global atau mencoba mengedukasi khalayak umum.Aksi nyata lainnya yang bisa dilakukan oleh generasi Z yaitu mulai menanam pohon sendiri. Itu bisa dilakukan selain di lingkungan rumah, seperti di lingkungan kampus.
Untuk mendorong kesadaran generasi muda peduli akan lingkungan sekitar, mahasiswi Universitas Balikpapan dan perwakilan Universitas Tanjung Pura, Pontianak mengikuti Workshop Empowering Women Through Journalism and Digital Technologiesyang mengusung tema Generasi Muda Peduli Lingkungan. Acara ini terlaksana berkat Kedutaan Amerika Serikat (AS) dan BNI.
Salah satu mahasiswi peserta workshop, Gabriela, mengungkapkan bahwa sebagai generasi muda, kita bisa memulainya di kampus. “Kita bisa mengajukan untuk mengadakan penghijauan kembali pada saat hari Bumi yang terjadi pada setiap 22 April dengan menanam pohon di setiap sudut kampus yang potensial,” ujarnya.
Aksi lainnya adalah kita harus membiasakan untuk lebih sering mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan serta mengurangi daging dan susu. Ini karena hal tersebut dapat secara signifikan menurunkan dampak lingkungan. Juga karena memproduksi makanan nabati umumnya menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dan membutuhkan lebih sedikit energi, tanah, dan air.
Selain itu kita juga harus menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari- hari. Reduce merupakan kegiatan menggunakan produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin. Langkah ini sangat membantu untuk mengurangi pemborosan. Reduce juga bisa dilakukan dengan membeli produk yang dapat digunakan kembali alih-alih yang sekali pakai.
Sementara reuse adalah langkah menggunakan kembali benda-benda bekas seperti kantong plastik atau botol plastik. Recycle adalah kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi berguna lagi. Kita bisa mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca, dan limbah lainnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Foto: Getty Images/iStockphoto
Mematikan perangkat teknologi saat dipakai juga merupakan hal kecil yang bisa dilakukan generasi Z untuk mencegah pemanasan global dan kelestarian lingkungan. Kita bisa memulai dengan mematikan lampu, AC, komputer, TV, dan alat elektronik lainnya saat tidak digunakan.
Dengan terus-terusan menipisnya lapisan tersebut, maka bisa mengakibatkan banyaknya masalah lingkungan hidup yaitu cuaca yang menjadi tidak menentu, mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan, bahkan global warming atau pemanasan global. Pemanasan global saat ini marak dibincangkan, dikarenakan besarnya pengaruhnya pada perubahan iklim. Dari perubahan iklim tersebut pula mengakibatkan berbagai bencana alam lainnya seperti banjir, longsor dan kekeringan.
Pada awal April 2022 diadakannya aksi demonstrasi untuk mengungkap parahnya dampak perubahan iklim bagi Bumi saat ini. Aksi tersebut diikuti oleh kelompok ilmuwan peduli lingkungan yang terdiri atas 1.000 ilmuwan dari 25 negara.
Aksi itu bertujuan untuk memberitahu para pemimpin dunia untuk dapat memberikan aksi nyata dalam menangani dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Hal yang melatarbelakangi aksi demonstrasi tersebut yaitu keluarnya laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang memberitahukan bahwa saat ini kenaikan jumlah karbon dioksida di atmosfer sudah berada di level yang membahayakan.
Baca Juga: Gimana Caranya Tampil Gaya Tanpa Makin Merusak Lingkungan?
Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik, maka besar kemungkinan dampak-dampak yang lebih signifikan akan terjadi di bumi. Misalnya bumi kita ini akan kehilangan keragaman hayati secara drastis, bahkan hingga beberapa bagian Bumi menjadi tak layak huni akibat cuaca yang ekstrem dan suhu panas.
Akibat dari kejadian tersebut yaitu munculnya tagar #LetTheEarthBreath yang menjadi viral di berbagai sosial media, salah satunya Twitter dan dengan berbagai imbauan aksi untuk perlindungan bumi. Tentu saja, seruan aksi dukungan memerlukan aksi nyata agar tercipta dampak perubahan yang nyata pula.
Foto: Freepik
Gen Z adalah generasi yang dominan dan terbiasa dengan teknologi. Oleh karena itu, generasi muda memulai aksi nyata tersebut untuk membantu dalam perlindungan bumi dan kelestarian lingkungan yang dimulai dengan hal kecil.
Di antaranya menyebarkan informasi agar masyarakat peduli dengan hal-hal yang menyebabkan pemanasan global atau mencoba mengedukasi khalayak umum.Aksi nyata lainnya yang bisa dilakukan oleh generasi Z yaitu mulai menanam pohon sendiri. Itu bisa dilakukan selain di lingkungan rumah, seperti di lingkungan kampus.
Untuk mendorong kesadaran generasi muda peduli akan lingkungan sekitar, mahasiswi Universitas Balikpapan dan perwakilan Universitas Tanjung Pura, Pontianak mengikuti Workshop Empowering Women Through Journalism and Digital Technologiesyang mengusung tema Generasi Muda Peduli Lingkungan. Acara ini terlaksana berkat Kedutaan Amerika Serikat (AS) dan BNI.
Salah satu mahasiswi peserta workshop, Gabriela, mengungkapkan bahwa sebagai generasi muda, kita bisa memulainya di kampus. “Kita bisa mengajukan untuk mengadakan penghijauan kembali pada saat hari Bumi yang terjadi pada setiap 22 April dengan menanam pohon di setiap sudut kampus yang potensial,” ujarnya.
Aksi lainnya adalah kita harus membiasakan untuk lebih sering mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan serta mengurangi daging dan susu. Ini karena hal tersebut dapat secara signifikan menurunkan dampak lingkungan. Juga karena memproduksi makanan nabati umumnya menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dan membutuhkan lebih sedikit energi, tanah, dan air.
Selain itu kita juga harus menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari- hari. Reduce merupakan kegiatan menggunakan produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin. Langkah ini sangat membantu untuk mengurangi pemborosan. Reduce juga bisa dilakukan dengan membeli produk yang dapat digunakan kembali alih-alih yang sekali pakai.
Sementara reuse adalah langkah menggunakan kembali benda-benda bekas seperti kantong plastik atau botol plastik. Recycle adalah kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi berguna lagi. Kita bisa mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca, dan limbah lainnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Foto: Getty Images/iStockphoto
Mematikan perangkat teknologi saat dipakai juga merupakan hal kecil yang bisa dilakukan generasi Z untuk mencegah pemanasan global dan kelestarian lingkungan. Kita bisa memulai dengan mematikan lampu, AC, komputer, TV, dan alat elektronik lainnya saat tidak digunakan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda