5 Mitos Mengenai EQ atau Kecerdasaan Emosional yang Perlu Diketahui

Sabtu, 15 Januari 2022 - 12:24 WIB
Mitos soal Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional juga banyak beredar di tengah masyarakat. Foto/ilpasiapacific.com
JAKARTA - Penulis buku laris Emotional Intelligence sekaligus psikolog dan jurnalis sains Daniel Coleman mengungkapkan lima mitos terkait EQ.

Mitos-mitos soal EQ atau kecerdasan buatan yang diungkapnya ini adalah yang terkait dengan buku yang ditulisnya tersebut, yang sebagiannya disalahpersepsikan oleh masyarakat.

1. Kecerdasan Emosinal Selalu Lebih Penting Dibanding IQ



Foto: Geralt/Pixabay



Ini adalah mitos yang banyak diyakini. Dalam beberapa hal, EQ memang lebih penting daripada IQ, misalnya dalam hal percintaan, hubungan dengan orang lain, dan kepemimpinan. Namun hal ini tidak berlaku dalam hal prestasi akademik.

2. Kecerdasan Emosional Menyumbang 80% Kesuksesan Karier



Foto: Geralt/Pixabay

Daniel Coleman mengatakan bahwa IQ menyumbang 20% dalam hal kesuksesan karier. Namun bukan berarti 80%-nya berkat EQ, melainkan gabungan berbagai faktor seperti kekayaan keluarga, keberuntungan, koneksi, dan kekuatan lainnya.

3. Orang yang EQ-nya Tinggi Berarti Orang yang Menyenangkan



Foto:Yan Krukov/Pexels

Ini adalah pandangan yang salah. Ini karena orang yang cerdas secara emosional artinya ia tidak mengonfrontir seseorang dengan kemarahan atau amarah, melainkan dengan ketenangan, tapi juga tetap tegas.

Baca Juga: 7 Mitos tentang IQ, Kamu Perlu Tahu Biar Tidak Sesat!

4. Daniel Goleman Menemukan Istilah Kecerdasan Emosional



Foto:PepNews.com

Faktanya, Daniel menemukan istilah tersebut sebagai judul di jurnal akademis yang ditulis oleh Peter Salovey dan John (Jack) Mayer. Namun, memang ia yang memopulerkannya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More