3 Serial Anime Penantang Takhta One Piece, Naruto dan Bleach
Senin, 13 Desember 2021 - 18:18 WIB
Di dunia anime , hanya sedikit yang mampu menyaingi kesuksesan Bleach, Naruto dan One Piece. Ketiga serial ini menjadi raksasa di anime. Hanya sedikit serial yang berhasil menarik penonton dan pembaca sebanyak mereka. Tak ayal, mereka pun disebut sebagai “Tiga Besar” anime Shonen.
Kesuksesan mereka membuat banyak anime/manga “tiruan” yang berusaha mengulangi formula mereka. Tapi, mereka nyaris tidak pernah menjadi lebih dari sekadar pesaing sementara. Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan Tiga Besar ini mulai terusik dengan kehadiran sejumlah seri baru.
Alih-alih berusaha dan menangkap kembali rasa satu atau semua serial di Tiga Besar itu, serial baru ini sepertinya belajar dari contoh mereka. Mereka kemudian berusaha menciptakan sesuatu yang segar dan baru, tapi tetap akrab dengan penonton dan pembaca. Dengan begitu, serial ini sudah menjadi pengganti spiritual untuk Tiga Besar itu. Apa saja serial baru itu? Dikutip dari CBR, berikut ulasannya!
1. My Hero Academia — Naruto
Mungkin ini adalah yang paling jelas bagi para penonton. My Hero Academia bertindak sebagai pengganti sempurna untuk Naruto. Bagi banyak penggemar Naruto, sulit untuk tidak melhat persamaan antara kedua serial ini.
Keduanya sama-sama menampilkan bocah laki-laki yang kemampuannya kurang tapi berpotensi menjadi hebat kalau diberi pelatihan dan dukungan yang layak. Keduanya juga memperkenalkan karakter lawan yang memotivasi protagonisnya untuk jadi lebih kuat dan juga disukai karakter pendukung. Keduanya bahkan punya organisasi jahat yang dipimpin musuh tua.
Bisa dikatakan, My Hero Academia telah berhasil membuat dirinya agak berbeda dari inspirasinya. Kapanpun ada peluang untuk punya lini cerita yang sama, serial ini berjalan ke arah yang benar-benar berbeda. Alih-alih protagonisnya, Izuku “Deku” Midoriya, harus menyelamatkan lawannya, Katsuki Bakugo, agar tidak jadi jahat seperti Sasuke, Bakugo tidak pernah benar-benar kehilangan siapa dirinya ketika ditangkap penjahat.
Ini tentu menciptakan dinamika yang sangat berbeda di antara para karakter yang tidak disangka penggemarnya. My Hero Academia dan Naruto adalah dua permainan papan dengan kepingan yang sama persis. Tapi, tiap permainan ini unik dan mengikuti peraturan yang berbeda satu sama lain.
2. Jujutsu Kaisen — Bleach
Sekilas, keduanya memang cukup berbeda. Tapi, Jujutsu Kaisen berhasil mengisi kekosongan yang ditinggalkan Bleach, yang animenya dibatalkan dan manganya sudah selesai. Menampilkan karakter utama dengan monster yang hidup di dalam dirinya dan bertarung melawan makhluk iblis dengan kekuatan supernatural, mudah melihat persamaan kedua serial ini.
Tapi, tentu saja, Jujutsu Kaisen berhasil menjauhkan dirinya dari Bleach sehingga membuat serial ini layak ditonton. Bleach banyak melakukan hal yang benar. Tapi, serial ini juga banyak salahnya. Jujutsu Kaisen punya keuntungan untuk belajar dengan cara yang tidak pernah dilakukan pendahulunya.
Misalnya, Bleach tidak selalu tepat dengan karakter ceweknya. Mereka biasanya digunakan sebagai properti untuk layanan penggemar atau cerita cewek yang harus diselamatkan—atau keduanya di kasus Orihime. Jujutsu Kaisen adalah sebaliknya. Serial ini punya karakter cewek yang kuat dan diberi kehormatan yang sama seperti cowok di serialnya.
Jujutsu Kaisen juga menampilkan atmosfir yang sangat gelap seperti Bleach. Tapi, Jujutsu Kaisen jelas bisa dibilang lebih masuk ke dalam. Bleach gelap dengan caranya sendiri, seperti yang akan terlihat di busur cerita Perang Darah Seribu Tahun yang versi animenya dijadwalkan dirilis tahun depan, tapi tidak dengan cara yang sama. Jujutsu Kaisen bersenang-senang dalam kegelapannya hingga ke poin kalau serial ini lebih seperti anime horor ketimbang aksi. Ini memberikan Jujutsu Kaisen rasa yang sangat unik, sama seperti bagaimana Bleach melakukannya pada penontonnya saat pertama ditayangkan.
Kesuksesan mereka membuat banyak anime/manga “tiruan” yang berusaha mengulangi formula mereka. Tapi, mereka nyaris tidak pernah menjadi lebih dari sekadar pesaing sementara. Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan Tiga Besar ini mulai terusik dengan kehadiran sejumlah seri baru.
Alih-alih berusaha dan menangkap kembali rasa satu atau semua serial di Tiga Besar itu, serial baru ini sepertinya belajar dari contoh mereka. Mereka kemudian berusaha menciptakan sesuatu yang segar dan baru, tapi tetap akrab dengan penonton dan pembaca. Dengan begitu, serial ini sudah menjadi pengganti spiritual untuk Tiga Besar itu. Apa saja serial baru itu? Dikutip dari CBR, berikut ulasannya!
1. My Hero Academia — Naruto
Mungkin ini adalah yang paling jelas bagi para penonton. My Hero Academia bertindak sebagai pengganti sempurna untuk Naruto. Bagi banyak penggemar Naruto, sulit untuk tidak melhat persamaan antara kedua serial ini.
Keduanya sama-sama menampilkan bocah laki-laki yang kemampuannya kurang tapi berpotensi menjadi hebat kalau diberi pelatihan dan dukungan yang layak. Keduanya juga memperkenalkan karakter lawan yang memotivasi protagonisnya untuk jadi lebih kuat dan juga disukai karakter pendukung. Keduanya bahkan punya organisasi jahat yang dipimpin musuh tua.
Bisa dikatakan, My Hero Academia telah berhasil membuat dirinya agak berbeda dari inspirasinya. Kapanpun ada peluang untuk punya lini cerita yang sama, serial ini berjalan ke arah yang benar-benar berbeda. Alih-alih protagonisnya, Izuku “Deku” Midoriya, harus menyelamatkan lawannya, Katsuki Bakugo, agar tidak jadi jahat seperti Sasuke, Bakugo tidak pernah benar-benar kehilangan siapa dirinya ketika ditangkap penjahat.
Ini tentu menciptakan dinamika yang sangat berbeda di antara para karakter yang tidak disangka penggemarnya. My Hero Academia dan Naruto adalah dua permainan papan dengan kepingan yang sama persis. Tapi, tiap permainan ini unik dan mengikuti peraturan yang berbeda satu sama lain.
2. Jujutsu Kaisen — Bleach
Sekilas, keduanya memang cukup berbeda. Tapi, Jujutsu Kaisen berhasil mengisi kekosongan yang ditinggalkan Bleach, yang animenya dibatalkan dan manganya sudah selesai. Menampilkan karakter utama dengan monster yang hidup di dalam dirinya dan bertarung melawan makhluk iblis dengan kekuatan supernatural, mudah melihat persamaan kedua serial ini.
Tapi, tentu saja, Jujutsu Kaisen berhasil menjauhkan dirinya dari Bleach sehingga membuat serial ini layak ditonton. Bleach banyak melakukan hal yang benar. Tapi, serial ini juga banyak salahnya. Jujutsu Kaisen punya keuntungan untuk belajar dengan cara yang tidak pernah dilakukan pendahulunya.
Misalnya, Bleach tidak selalu tepat dengan karakter ceweknya. Mereka biasanya digunakan sebagai properti untuk layanan penggemar atau cerita cewek yang harus diselamatkan—atau keduanya di kasus Orihime. Jujutsu Kaisen adalah sebaliknya. Serial ini punya karakter cewek yang kuat dan diberi kehormatan yang sama seperti cowok di serialnya.
Jujutsu Kaisen juga menampilkan atmosfir yang sangat gelap seperti Bleach. Tapi, Jujutsu Kaisen jelas bisa dibilang lebih masuk ke dalam. Bleach gelap dengan caranya sendiri, seperti yang akan terlihat di busur cerita Perang Darah Seribu Tahun yang versi animenya dijadwalkan dirilis tahun depan, tapi tidak dengan cara yang sama. Jujutsu Kaisen bersenang-senang dalam kegelapannya hingga ke poin kalau serial ini lebih seperti anime horor ketimbang aksi. Ini memberikan Jujutsu Kaisen rasa yang sangat unik, sama seperti bagaimana Bleach melakukannya pada penontonnya saat pertama ditayangkan.
tulis komentar anda