Review dan Sinopsis Film Dune: Visual Mengagumkan, Cerita Kurang Jiwa
Rabu, 13 Oktober 2021 - 11:32 WIB
Film Dune yang disutradarai Denis Villeneuve akhirnya tayang di bioskop. Sebagai salah satu film sci-fi yang paling diantisipasi tahun ini, tentu banyak harapan yang dipunyai penonton terhadap film ini. Ekspektasi mereka sangat tinggi. Apalagi, Dune telah disebut-sebut sebagai film sci-fi terbaik tahun ini.
Anggapan itu sebagian tidak meleset. Setidaknya dari sisi visual, film ini menawarkan pemandangan yang memang memanjakan mata. Meskipun 90% film ini ber-setting di gurun pasir, adegan laga, teknologi yang dipakai dan peristiwa di gurun itulah yang menjadi daya tarik utama visual di film ini.
Luasnya padang pasir dengan ribuan misteri di dalamnya jelas akan membawa penonton bermain-main sendiri dengan imajinasinya. Namun, Dune juga mengungkap ancaman terbesar di padang pasir itu, yaitu cacing raksasa yang memangsa apa pun yang mengeluarkan suara di frekuensi mereka. Cacing itu sangat besar. Dia bisa menelan mesin penamen raksasa dan isinya. Konon, panjangnya mencapai 400 meter.
Kehadiran Ornithopter, helikopter mirip capung di film ini juga menjadi hiburan tersendiri. Denis dengan apik memperlihatkan bagaimana heli itu beroperasi. Sayapnya bisa menutup dan terbuka ketika dioperasikan. Heli ini bentuknya pun sangat mirip dengan capung. Sayang, tak banyak pesawat lain yang dieksplorasi di film ini.
Dune mengangkat cerita tentang Paul Atreides (Timothee Chalamet), anak Duke Leto Atreides (Oscar Isaac) dari selir resminya, Jessica (Rebecca Ferguson). Paul sering dihantui mimpi aneh tentang seorang gadis di Arrakis (Zendaya).
Arrakis, yang meskipun merupakan gurun pasir, tapi punya tambang bumbu besar di atasnya. Penduduk Arrakis sebagian besar adalah para Fremen yang selalu tertindas. Planet itu awalnya dikuasai keluarga Harkonnen yang kejam. Tapi, Kaisar lalu memerintahkan mereka untuk meninggalkan planet tersebut. Dia menunjuk keluarga Atreides untuk memerintah Arrakis.
Namun, Duke Leto tidak pernah tahu ada apa di balik rencana kaisar untuk menyuruhnya ke Arrakis. Meski begitu, Duke Leto berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. Dia pun berusaha merangkul Fremen, penduduk asli Arrakis. Sayang, usahanya hanya sia-sia.
Dengan durasi 155 menit, seharusnya film ini mampu menyajikan plot yang lebih lengkap dan menarik. Namun, Denis sepertinya terlalu sibuk dengan sinematografinya sehingga ceritanya jadi kurang menarik. Ceritanya bahkan terkesan tidak punya jiwa.
Dune terlalu berfokus pada mimpi Paul dan kurang mengeksplorasi karakter lain. Film ini hampir didominasi wajah Paul. Konflik politiknya pun kurang tereksplorasi, padahal, ini adalah salah satu faktor yang menarik di sini. Sisi Fremen pun tak banyak dijabarkan.
Dune memang memperkenalkan Bene Gesserit, sebuah organisasi pseudo-religious yang anggotanya semuanya adalah wanita. Mereka terdiri atas mata-mata, biarawati, ilmuwan dan teologis yang menggunakan eksperimen genetik, intervensi politik, dan utak atik agama untuk memajukan agenda mereka sendiri terhadap kenaikan ras manusia dengan kehadiran pilihan mereka, Kwisatz Haderach. Namun, penggambarannya jadi lebih mirip para biarawati di film horor.
Sejak awal, Dune sepertinya mengkhianati ceritanya sendiri. Film itu dibuka dengan narasi yang disuarakan Zendaya yang memerankan Chani. Sedikit spoiler, dia hanya muncul tak kurang dari 10 menit di film berdurasi 155 menit ini. Di narasi itu, dia bertanya, siapa lagi yang akan menjajah Arrakis?
Harapan penonton tentu mereka akan melihat aksi penjajahan tersebut. Sayang, film ini justru lebih berfokus pada Paul. Bahkan, sebagian besar cerita film ini pun diambil dari sudut pandang Paul. Padahal, Paul sendiri terlihat terkaget-kaget dengan kenyataan yang ada di hadapannya. Dia harus pindah ke planet yang hanya berisi hamparan pasir dan tahu kalau dia adalah orang yang dilahirkan sebagai penyelamat Fremen.
Sebagai sebuah petualangan visual, Dune mungkin akan memuaskan keinginan tersebut. Tapi, bagi para pemburu plot cerita, Dune bakal terasa datar dan hambar. Terlebih bagi yang telah membaca bukunya.
Soal akting pemain, sudahlah, tak perlu dipertanyakan. Dune dibintangi sederet bintang tenar Hollywood. Dari aktor muda seperti Timothee Chalamet dan Zendaya, sampai aktor berubuh kekar seperti Jason Momoa dan Dave Bautista, hingga aktor kawakan seperti Oscar Isaac, Josh Brolin, Stellan Skarsgard dan lain-lain.
Dune pernah disebut sebagai novel yang paling susah diadaptasi sebagai film. Sejauh ini, memang belum ada adaptasi yang cukup memuaskan bagi penggemar film dan juga bukunya. Bahkan David Lynch yang pernah mengadaptasi novel ini menjadi film pun benci dengan karyanya sendiri.
Anggapan itu sebagian tidak meleset. Setidaknya dari sisi visual, film ini menawarkan pemandangan yang memang memanjakan mata. Meskipun 90% film ini ber-setting di gurun pasir, adegan laga, teknologi yang dipakai dan peristiwa di gurun itulah yang menjadi daya tarik utama visual di film ini.
Luasnya padang pasir dengan ribuan misteri di dalamnya jelas akan membawa penonton bermain-main sendiri dengan imajinasinya. Namun, Dune juga mengungkap ancaman terbesar di padang pasir itu, yaitu cacing raksasa yang memangsa apa pun yang mengeluarkan suara di frekuensi mereka. Cacing itu sangat besar. Dia bisa menelan mesin penamen raksasa dan isinya. Konon, panjangnya mencapai 400 meter.
Kehadiran Ornithopter, helikopter mirip capung di film ini juga menjadi hiburan tersendiri. Denis dengan apik memperlihatkan bagaimana heli itu beroperasi. Sayapnya bisa menutup dan terbuka ketika dioperasikan. Heli ini bentuknya pun sangat mirip dengan capung. Sayang, tak banyak pesawat lain yang dieksplorasi di film ini.
Dune mengangkat cerita tentang Paul Atreides (Timothee Chalamet), anak Duke Leto Atreides (Oscar Isaac) dari selir resminya, Jessica (Rebecca Ferguson). Paul sering dihantui mimpi aneh tentang seorang gadis di Arrakis (Zendaya).
Arrakis, yang meskipun merupakan gurun pasir, tapi punya tambang bumbu besar di atasnya. Penduduk Arrakis sebagian besar adalah para Fremen yang selalu tertindas. Planet itu awalnya dikuasai keluarga Harkonnen yang kejam. Tapi, Kaisar lalu memerintahkan mereka untuk meninggalkan planet tersebut. Dia menunjuk keluarga Atreides untuk memerintah Arrakis.
Namun, Duke Leto tidak pernah tahu ada apa di balik rencana kaisar untuk menyuruhnya ke Arrakis. Meski begitu, Duke Leto berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. Dia pun berusaha merangkul Fremen, penduduk asli Arrakis. Sayang, usahanya hanya sia-sia.
Dengan durasi 155 menit, seharusnya film ini mampu menyajikan plot yang lebih lengkap dan menarik. Namun, Denis sepertinya terlalu sibuk dengan sinematografinya sehingga ceritanya jadi kurang menarik. Ceritanya bahkan terkesan tidak punya jiwa.
Dune terlalu berfokus pada mimpi Paul dan kurang mengeksplorasi karakter lain. Film ini hampir didominasi wajah Paul. Konflik politiknya pun kurang tereksplorasi, padahal, ini adalah salah satu faktor yang menarik di sini. Sisi Fremen pun tak banyak dijabarkan.
Dune memang memperkenalkan Bene Gesserit, sebuah organisasi pseudo-religious yang anggotanya semuanya adalah wanita. Mereka terdiri atas mata-mata, biarawati, ilmuwan dan teologis yang menggunakan eksperimen genetik, intervensi politik, dan utak atik agama untuk memajukan agenda mereka sendiri terhadap kenaikan ras manusia dengan kehadiran pilihan mereka, Kwisatz Haderach. Namun, penggambarannya jadi lebih mirip para biarawati di film horor.
Sejak awal, Dune sepertinya mengkhianati ceritanya sendiri. Film itu dibuka dengan narasi yang disuarakan Zendaya yang memerankan Chani. Sedikit spoiler, dia hanya muncul tak kurang dari 10 menit di film berdurasi 155 menit ini. Di narasi itu, dia bertanya, siapa lagi yang akan menjajah Arrakis?
Harapan penonton tentu mereka akan melihat aksi penjajahan tersebut. Sayang, film ini justru lebih berfokus pada Paul. Bahkan, sebagian besar cerita film ini pun diambil dari sudut pandang Paul. Padahal, Paul sendiri terlihat terkaget-kaget dengan kenyataan yang ada di hadapannya. Dia harus pindah ke planet yang hanya berisi hamparan pasir dan tahu kalau dia adalah orang yang dilahirkan sebagai penyelamat Fremen.
Sebagai sebuah petualangan visual, Dune mungkin akan memuaskan keinginan tersebut. Tapi, bagi para pemburu plot cerita, Dune bakal terasa datar dan hambar. Terlebih bagi yang telah membaca bukunya.
Soal akting pemain, sudahlah, tak perlu dipertanyakan. Dune dibintangi sederet bintang tenar Hollywood. Dari aktor muda seperti Timothee Chalamet dan Zendaya, sampai aktor berubuh kekar seperti Jason Momoa dan Dave Bautista, hingga aktor kawakan seperti Oscar Isaac, Josh Brolin, Stellan Skarsgard dan lain-lain.
Dune pernah disebut sebagai novel yang paling susah diadaptasi sebagai film. Sejauh ini, memang belum ada adaptasi yang cukup memuaskan bagi penggemar film dan juga bukunya. Bahkan David Lynch yang pernah mengadaptasi novel ini menjadi film pun benci dengan karyanya sendiri.
tulis komentar anda