Jackson GOT7 dan Lay EXO Putuskan Kontrak dengan Adidas dan Converse karena Kasus Muslim Uighur
Jum'at, 26 Maret 2021 - 12:05 WIB
JAKARTA - Jackson Wang GOT7 dan Lay EXO bergabung bersama lebih dari 30 selebritas China lainnya yang mendukung pemerintah mereka atas kasus eksploitasi buruh muslim suku Uighur di Xinjiang.
Jackson memutuskan kontraknya dengan Adidas, yang sudah bekerja sama dengannya sejak 2018 lalu. Sementara Lay EXO yang bernama asli Zhang Yixing memutuskan kontrak dengan Converse dan Calvin Klein.
Keduanya bergabung dengan Victoria f(x), Wang Yibo, dan Dilireba yang berasal dari Uighur, juga puluhan selebritas China lainnya, yang mendukung pemerintah China sekaligus produksi kapas dari Xinjiang.
Foto: Instagram @layzhang
Kasus ini mencuat setelah pejabat tinggi dari pemerintahan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa menyatakan bahwa pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap suku minoritas Uighur di Xinjiang, China.
Salah satu dari pelanggaran yang disorot adalah kerja paksa terhadap suku Uighur untuk memproduksi kapas Xinjiang. Selain kapas, produksi tomat China juga diduga menggunakan tenaga kerja paksa .
Negera-negara tersebut juga memberikan sanksi kepada China, termasuk larangan bepergian dan pembekuan aset, dengan menargetkan pejabat senior di wilayah barat laut.
Pada bulan Desember lalu, BBC juga menerbitkan hasil investigasinya yang menunjukkan China memaksa ratusan ribu kaum minoritas termasuk Uighur ke dalam sistem tenaga kerja di ladang kapas Xinjiang.
Baca Juga: Kasus-kasus Diskriminasi Paling Buruk di Dunia
Foto: Getty Images
Setelah pernyataan para pejabat tersebut, pernyataan yang pernah dibuat oleh H&M, Nike, dan Adidas terkait kasus kerja paksa terhadap kaum minoritas di China pun merebak.
Pernyataan tersebut lantas mengundang kemarahan netizen China di Weibo. Mereka membakar sepatu Nike dan menyebut agar Nike segera hengkang dari pasar China.
Perusahaan mode asal Swedia H&M pernah mengkritik China dan memutuskan untuk tidak menggunakan kapas dari Xinjiang untuk bahan produk mereka. Sayangnya, pernyataan yang pernah dipublikasikan di situs web mereka itu kini tak bisa diakses .
Sementara Adidas lewat pernyataan mereka di situs web bertanggal Oktober 2019 juga menyatakan menolak praktik perbudakan modern, termasuk yang terjadi di Xinjiang.
Foto: Budrul Chukrut/SOPA Images/Getty Images
Sedangkan Nike pernah menyampaikan pernyataan yang sama. Dalam pernyataan tanpa tanggal dan tahun yang tercantum di situs web mereka , Nike menyebut tidak menggunakan kapas dari Xinjiang untuk produk perusahaan mereka.
Baca Juga: Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
Meski begitu, pada Desember 2020, Business Insider melaporkan bahwa Nike, Apple, Coca Cola, dan sejumlah perusahaan besar lainnya tengah melobi pemerintah agar melemahkan undang-undang yang bertujuan mencegah mereka membuat produk di China memakai tenaga kerja paksa suku Uighur.
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari Nike dan Adidas terkait pemutusan kontrak selebritas China, termasuk yang dilakukan oleh Jackson dan Lay.
Lihat Juga: Anggota DPR Inggris Singgung Film 'Mulan' dan Muslim Uighur, Ini Jawaban Presiden Disney
Jackson memutuskan kontraknya dengan Adidas, yang sudah bekerja sama dengannya sejak 2018 lalu. Sementara Lay EXO yang bernama asli Zhang Yixing memutuskan kontrak dengan Converse dan Calvin Klein.
Keduanya bergabung dengan Victoria f(x), Wang Yibo, dan Dilireba yang berasal dari Uighur, juga puluhan selebritas China lainnya, yang mendukung pemerintah China sekaligus produksi kapas dari Xinjiang.
Foto: Instagram @layzhang
Kasus ini mencuat setelah pejabat tinggi dari pemerintahan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa menyatakan bahwa pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap suku minoritas Uighur di Xinjiang, China.
Salah satu dari pelanggaran yang disorot adalah kerja paksa terhadap suku Uighur untuk memproduksi kapas Xinjiang. Selain kapas, produksi tomat China juga diduga menggunakan tenaga kerja paksa .
Negera-negara tersebut juga memberikan sanksi kepada China, termasuk larangan bepergian dan pembekuan aset, dengan menargetkan pejabat senior di wilayah barat laut.
Pada bulan Desember lalu, BBC juga menerbitkan hasil investigasinya yang menunjukkan China memaksa ratusan ribu kaum minoritas termasuk Uighur ke dalam sistem tenaga kerja di ladang kapas Xinjiang.
Baca Juga: Kasus-kasus Diskriminasi Paling Buruk di Dunia
Foto: Getty Images
Setelah pernyataan para pejabat tersebut, pernyataan yang pernah dibuat oleh H&M, Nike, dan Adidas terkait kasus kerja paksa terhadap kaum minoritas di China pun merebak.
Pernyataan tersebut lantas mengundang kemarahan netizen China di Weibo. Mereka membakar sepatu Nike dan menyebut agar Nike segera hengkang dari pasar China.
Perusahaan mode asal Swedia H&M pernah mengkritik China dan memutuskan untuk tidak menggunakan kapas dari Xinjiang untuk bahan produk mereka. Sayangnya, pernyataan yang pernah dipublikasikan di situs web mereka itu kini tak bisa diakses .
Sementara Adidas lewat pernyataan mereka di situs web bertanggal Oktober 2019 juga menyatakan menolak praktik perbudakan modern, termasuk yang terjadi di Xinjiang.
Foto: Budrul Chukrut/SOPA Images/Getty Images
Sedangkan Nike pernah menyampaikan pernyataan yang sama. Dalam pernyataan tanpa tanggal dan tahun yang tercantum di situs web mereka , Nike menyebut tidak menggunakan kapas dari Xinjiang untuk produk perusahaan mereka.
Baca Juga: Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
Meski begitu, pada Desember 2020, Business Insider melaporkan bahwa Nike, Apple, Coca Cola, dan sejumlah perusahaan besar lainnya tengah melobi pemerintah agar melemahkan undang-undang yang bertujuan mencegah mereka membuat produk di China memakai tenaga kerja paksa suku Uighur.
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari Nike dan Adidas terkait pemutusan kontrak selebritas China, termasuk yang dilakukan oleh Jackson dan Lay.
Lihat Juga: Anggota DPR Inggris Singgung Film 'Mulan' dan Muslim Uighur, Ini Jawaban Presiden Disney
(ita)
tulis komentar anda