Mengapa Video Latihan Tari BLACKPINK Bisa Ditonton Lebih dari 500 Juta Kali?
Jum'at, 22 Januari 2021 - 20:42 WIB
Sementara BTS , selain merilis video latihan tari standar untuk "Dynamite", juga merilis video latihan versi "dance break". Video ini meliputi koreografi ekstra yang tidak ada di video musik resmi mereka.
Masih belum cukup, beberapa grup bahkan berkolaborasi dengan kanal YouTube dalam bidang tari. Misalnya MAMAMOO yang setelah merilis lagu "HIP" pada 2019, mereka tampil dalam video latihan akun 1MILLION Dance Studio.
Video ini dibuat layaknya sebuah video latihan biasa, yang menunjukkan para member memakai "pakaian latihan" di ruangan tari di kantor agensi mereka.
Foto: YouTube SMTown
Potensi Baru
Popularitas video latihan tari pun dilihat sebagai sebuah peluang pemasaran baru. Dari tren ini lahirlah kanal YouTube bernama Studio Choom yang dikelola oleh Mnet yang menjadi bagian dari perusahaan hiburan raksasa Korea, CJ ENM.
Kanal ini mengunggah video tari yang diambil secara langsung tanpa putus (one take) dari beberap grup yang diambil dari beberapa sudut pandang (angle) dan pencahayaan yang berbeda.
Menurut Lee Gyu-tag, tren yang makin membesar ini bisa terjadi karena adanya gerakan aktif oleh Gen Z yang menjadi konsumen terbesar K-pop. Mereka biasanya aktif dalam memproduksi, menyunting, membahas, dan mengunggah karya versi mereka sendiri.
Mereka membuat video cover dari tarian idola mereka, membuat video komentar (reaction) dari video resmi, dan lainnya. "Hal ini yang membuat YouTube juga menjadi komunitas online yang sangat besar bagi K-pop," katanya.
Nah, yang menarik, untuk membuat video cover tarian, mereka biasanya harus membuat kelompok, yang umumnya adalah para penari atau penggemar koreografi.
Baca Juga: 8 Perbedaan antara Industri K-Pop dan Musik Amerika
Dari belajar tariannya inilah, menurut Gyu-tag, pendengar bisa membangun kedekatan secara psikologis baik kepada idol maupun sesama penggemar grup tertentu.
"Dengan melakukan hal tersebut (membuat video tari), maka kedekatan itu akan otomatis terbangun," katanya.
Mega Siska Aryanti
Kontributor GenSINDO
Universitas Mercu Buana
Instagram: @egegamega
Masih belum cukup, beberapa grup bahkan berkolaborasi dengan kanal YouTube dalam bidang tari. Misalnya MAMAMOO yang setelah merilis lagu "HIP" pada 2019, mereka tampil dalam video latihan akun 1MILLION Dance Studio.
Video ini dibuat layaknya sebuah video latihan biasa, yang menunjukkan para member memakai "pakaian latihan" di ruangan tari di kantor agensi mereka.
Foto: YouTube SMTown
Potensi Baru
Popularitas video latihan tari pun dilihat sebagai sebuah peluang pemasaran baru. Dari tren ini lahirlah kanal YouTube bernama Studio Choom yang dikelola oleh Mnet yang menjadi bagian dari perusahaan hiburan raksasa Korea, CJ ENM.
Kanal ini mengunggah video tari yang diambil secara langsung tanpa putus (one take) dari beberap grup yang diambil dari beberapa sudut pandang (angle) dan pencahayaan yang berbeda.
Menurut Lee Gyu-tag, tren yang makin membesar ini bisa terjadi karena adanya gerakan aktif oleh Gen Z yang menjadi konsumen terbesar K-pop. Mereka biasanya aktif dalam memproduksi, menyunting, membahas, dan mengunggah karya versi mereka sendiri.
Mereka membuat video cover dari tarian idola mereka, membuat video komentar (reaction) dari video resmi, dan lainnya. "Hal ini yang membuat YouTube juga menjadi komunitas online yang sangat besar bagi K-pop," katanya.
Nah, yang menarik, untuk membuat video cover tarian, mereka biasanya harus membuat kelompok, yang umumnya adalah para penari atau penggemar koreografi.
Baca Juga: 8 Perbedaan antara Industri K-Pop dan Musik Amerika
Dari belajar tariannya inilah, menurut Gyu-tag, pendengar bisa membangun kedekatan secara psikologis baik kepada idol maupun sesama penggemar grup tertentu.
"Dengan melakukan hal tersebut (membuat video tari), maka kedekatan itu akan otomatis terbangun," katanya.
Mega Siska Aryanti
Kontributor GenSINDO
Universitas Mercu Buana
Instagram: @egegamega
(ita)
tulis komentar anda