Monyet di Kebun Binatang Lebih Suka Suara Kemacetan Dibanding Suara Alam
Senin, 09 November 2020 - 15:00 WIB
HELSINKI - Para peneliti melakukan studi terhadap monyet saki berwajah putih di kebun binatang Korkeasaari di Helsinki, Finlandia.
Studi terkait teknologi tersebut ternyata menyimpulkan bahwa monyet saki di sana lebih merasa nyaman dengan suara bising kemacetan dibanding suara yang lebih menenangkan menurut perspektif telinga manusia.
Tim peneliti yang berasal dari Department of Computer Science, Aalto University, Helsinki, ini awalnya ingin tahu perilaku monyet saki kalau ada teknologi di dekat mereka.
Mengutip phys.org, mereka lalu membuat sebuah perangkat suara berbentuk terowongan dari kayu dan plastik untuk monyet saki kecil. Perangkat ditaruh di area monyet tinggal.
Tim menaruh empat jenis musik di terowongan itu, yaitu suara bising kemacetan, suara hujan, suara zen (suara yang menenangkan), dan musik dance. ( )
Perangkat diatur sedemikian rupa supaya monyet-monyet ini bisa menyalakan dan mengatur jenis suara yang mau mereka dengar.
Foto:Annika Sorjonen/Korkeasaari Zoo
Penelitian dilakukan selama beberapa bulan, dan ternyata para monyet saki secara rutin memakai perangkat itu.
Hanya dalam beberapa hari, monyet saki bahkan sampai bisa tidur, merawat diri (groom), dan bersosialisasi dengan monyet-monyet lainnya di dalam terowongan tersebut.
Menurut peneliti postdoctoral Ilyena Hirskyj-Douglas, hasil ini lumayan mengejutkan karena dia menganggap bahwa suara bising kemacetan bukanlah hal yang biasa didengar monyet saki.
"Saya sudah meneliti para hewan sejak lama, tapi saat mereka lebih memilih suara bising kemacetan dibanding suara hujan yang lebih familier buat mereka, ini sebuah kejutan bahwa mereka tertarik dengan suara itu," ujarnya.
Sementara koordinator peneliti Kirsi Pynnonen-Oudman menyebut bahwa suara ban mobil yang melengking bisa jadi familier buat para monyet saki. ( )
"Di alam liar, monyet ini menggunakan suara yang bernada tinggi, melengking, dan serak untuk berkomunikasi," ujarnya pada AFP.
Foto: Aalto University
Menurut Kirsi, selain makanan, suara berperan penting untuk pertumbuhan berat badan para hewan di kebun binatang.
"Suara sangat penting untuk mereka berkomunikasi. Di hutan, ada banyak jenis suara, dan seekor monyet kecil mesti sensitif terhadap jenis suara yang berbeda-beda," imbuhnya.
Karena itulah, menurutnya, hasil penelitian ini bisa meningkatkan kualitas hidup para hewan di kebun binatang. (
)
Sementara Ilyena Hirskyj-Douglas menegaskan bahwa hasil penelitian ini bisa jadi acuan para peneliti untuk benar-benar berpikir matang tentang teknologi untuk hewan.
"Tetaplah berpikiran terbuka dan tinggalkan persepsi kita (manusia) di belakang," katanya.
Studi terkait teknologi tersebut ternyata menyimpulkan bahwa monyet saki di sana lebih merasa nyaman dengan suara bising kemacetan dibanding suara yang lebih menenangkan menurut perspektif telinga manusia.
Tim peneliti yang berasal dari Department of Computer Science, Aalto University, Helsinki, ini awalnya ingin tahu perilaku monyet saki kalau ada teknologi di dekat mereka.
Mengutip phys.org, mereka lalu membuat sebuah perangkat suara berbentuk terowongan dari kayu dan plastik untuk monyet saki kecil. Perangkat ditaruh di area monyet tinggal.
Tim menaruh empat jenis musik di terowongan itu, yaitu suara bising kemacetan, suara hujan, suara zen (suara yang menenangkan), dan musik dance. ( )
Perangkat diatur sedemikian rupa supaya monyet-monyet ini bisa menyalakan dan mengatur jenis suara yang mau mereka dengar.
Foto:Annika Sorjonen/Korkeasaari Zoo
Penelitian dilakukan selama beberapa bulan, dan ternyata para monyet saki secara rutin memakai perangkat itu.
Hanya dalam beberapa hari, monyet saki bahkan sampai bisa tidur, merawat diri (groom), dan bersosialisasi dengan monyet-monyet lainnya di dalam terowongan tersebut.
Menurut peneliti postdoctoral Ilyena Hirskyj-Douglas, hasil ini lumayan mengejutkan karena dia menganggap bahwa suara bising kemacetan bukanlah hal yang biasa didengar monyet saki.
"Saya sudah meneliti para hewan sejak lama, tapi saat mereka lebih memilih suara bising kemacetan dibanding suara hujan yang lebih familier buat mereka, ini sebuah kejutan bahwa mereka tertarik dengan suara itu," ujarnya.
Sementara koordinator peneliti Kirsi Pynnonen-Oudman menyebut bahwa suara ban mobil yang melengking bisa jadi familier buat para monyet saki. ( )
"Di alam liar, monyet ini menggunakan suara yang bernada tinggi, melengking, dan serak untuk berkomunikasi," ujarnya pada AFP.
Foto: Aalto University
Menurut Kirsi, selain makanan, suara berperan penting untuk pertumbuhan berat badan para hewan di kebun binatang.
"Suara sangat penting untuk mereka berkomunikasi. Di hutan, ada banyak jenis suara, dan seekor monyet kecil mesti sensitif terhadap jenis suara yang berbeda-beda," imbuhnya.
Karena itulah, menurutnya, hasil penelitian ini bisa meningkatkan kualitas hidup para hewan di kebun binatang. (
Baca Juga
Sementara Ilyena Hirskyj-Douglas menegaskan bahwa hasil penelitian ini bisa jadi acuan para peneliti untuk benar-benar berpikir matang tentang teknologi untuk hewan.
"Tetaplah berpikiran terbuka dan tinggalkan persepsi kita (manusia) di belakang," katanya.
(it)
Lihat Juga :
tulis komentar anda