Mahasiswa Mencoba Berkebun, Supaya Hemat dan Dapat Uang
Rabu, 06 Mei 2020 - 16:00 WIB
JAKARTA - Maraknya kampanye untuk menjaga lingkungan dan hidup sehat beberapa tahun belakangan, memunculkan banyak gaya hidup baru di masyarakat. Salah satunya berkebun.
Berkebun sekarang menjadi gaya hidup baru yang dilakukan banyak orang, baik untuk sekadar iseng mengisi waktu luang atau secara serius memproduksi bahan makanan, sampai berbisnis.
Nah, berkebun juga bisa, loh, dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa.Rhea Laras Thehawijaya, mahasiswa Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Pontianak mengaku sudah mencoba berkebun sejak awal tahun lalu.
“Waktu itu karena gabung di salah satu komunitas berkebun, namanya Komunitas 1000 Kebun. Terus inget pas SMA sering diajak papa berkebun, jadi tertarik deh,” ujarnya.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Rhea berkebun di balkon kamar kosnya yang berukuran 2.5 m x 1 m. Di sana, ia menanam berbagai macam tanaman dengan media arang sekam, sabuk kelapa, dan kompos. Menurut Rhea, gak susah memulai berkebun karena pada dasarnya hal utama yang dibutuhkan cuma media tanam, matahari, dan air.
“Bahkan gak perlu pakai pot karena itu opsional. Kalau misal gak ada, apa aja bisa kita jadiin wadah. Kemasan sisa produk yang kita pakai juga bisa banget asalkan bagian bawahnya dikasih lubang supaya airnya bisa keluar,” kata cewek yang gemar memasak itu.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Rhea menanam berbagai tanaman yang bisa dikonsumsi seperti tanaman herbal dan macam-macam sayuran. Sebagai mahasiswa rantau, menurutnya berkebun bikin dia jadi lebih hemat karena bisa memangkas belanja bahan makanan untuk dimasak.
Rhea juga bilang, bahwa berkebun sama sekali gak makan waktu dan bahkan bisa dijadikan terapi saat lagi capek atau pikiran penat. Menurutnya, melihat proses tanaman tumbuh dari benih hingga bisa dipanen adalah hal yang menakjubkan.
Saat ditanya soal kesulitan berkebun di tempat kos, Rhea mengatakan hampir gak ada. Paling hanya soal keterbatasan lahan yang bikin dia gak bisa menanam banyak tanaman.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Berbeda dengan Rhea yang berkebun untuk konsumsi pribadi, Dwi Rangga Septiana Fajar, mahasiswa Arsitektur Lanskap di Institut Pertanian Bogor (IPB) memilih untuk menjadikan berkebun sebagai salah satu ladang bisnis.
Foto: Dok.Dwi Rangga Septiana Fajar
“Gue tertarik banget sama tanaman tropis. Terus harga tanaman tropis, tuh, gak murah. Jadi, gue memperbanyak tanaman yang gue punya dengan teknik-teknik tertentu, terus gue jual. Nah, uang hasil jualannya gue beliin tanaman-tanaman tropis lain yang menarik,” ujar cowok yang akrab dipanggil Rangga itu.
Berkebun sekarang menjadi gaya hidup baru yang dilakukan banyak orang, baik untuk sekadar iseng mengisi waktu luang atau secara serius memproduksi bahan makanan, sampai berbisnis.
Nah, berkebun juga bisa, loh, dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa.Rhea Laras Thehawijaya, mahasiswa Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Pontianak mengaku sudah mencoba berkebun sejak awal tahun lalu.
“Waktu itu karena gabung di salah satu komunitas berkebun, namanya Komunitas 1000 Kebun. Terus inget pas SMA sering diajak papa berkebun, jadi tertarik deh,” ujarnya.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Rhea berkebun di balkon kamar kosnya yang berukuran 2.5 m x 1 m. Di sana, ia menanam berbagai macam tanaman dengan media arang sekam, sabuk kelapa, dan kompos. Menurut Rhea, gak susah memulai berkebun karena pada dasarnya hal utama yang dibutuhkan cuma media tanam, matahari, dan air.
“Bahkan gak perlu pakai pot karena itu opsional. Kalau misal gak ada, apa aja bisa kita jadiin wadah. Kemasan sisa produk yang kita pakai juga bisa banget asalkan bagian bawahnya dikasih lubang supaya airnya bisa keluar,” kata cewek yang gemar memasak itu.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Rhea menanam berbagai tanaman yang bisa dikonsumsi seperti tanaman herbal dan macam-macam sayuran. Sebagai mahasiswa rantau, menurutnya berkebun bikin dia jadi lebih hemat karena bisa memangkas belanja bahan makanan untuk dimasak.
Rhea juga bilang, bahwa berkebun sama sekali gak makan waktu dan bahkan bisa dijadikan terapi saat lagi capek atau pikiran penat. Menurutnya, melihat proses tanaman tumbuh dari benih hingga bisa dipanen adalah hal yang menakjubkan.
Saat ditanya soal kesulitan berkebun di tempat kos, Rhea mengatakan hampir gak ada. Paling hanya soal keterbatasan lahan yang bikin dia gak bisa menanam banyak tanaman.
Foto: Dok. RheaLaras Thehawijaya
Berbeda dengan Rhea yang berkebun untuk konsumsi pribadi, Dwi Rangga Septiana Fajar, mahasiswa Arsitektur Lanskap di Institut Pertanian Bogor (IPB) memilih untuk menjadikan berkebun sebagai salah satu ladang bisnis.
Foto: Dok.Dwi Rangga Septiana Fajar
“Gue tertarik banget sama tanaman tropis. Terus harga tanaman tropis, tuh, gak murah. Jadi, gue memperbanyak tanaman yang gue punya dengan teknik-teknik tertentu, terus gue jual. Nah, uang hasil jualannya gue beliin tanaman-tanaman tropis lain yang menarik,” ujar cowok yang akrab dipanggil Rangga itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda