Gaya Hidup Peduli Lingkungan Dorong Industri Fesyen Berkelanjutan

Selasa, 08 Oktober 2024 - 07:49 WIB
Industri mode yang berkelanjutan atau ramah lingkungan diperlukan demi kelestarian tempat tinggal manusia. Foto/Certilogo
JAKARTA - Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, tren fesyentidak lagi sekadar soal penampilan atau gaya. Tapi, juga tentang bagaimana fesyen dapat menjadi bagian dari ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Diketahui, ekonomi inklusif adalah konsep saat setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam ekonomi. Dalam konteks fesyen, ini berarti memberikan akses yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk produsen kecil, pekerja garmen, hingga konsumen.

Fesyen yang inklusif tidak hanya menyoroti keanekaragaman dan inklusi dalam desain dan pemasaran, tetapi juga memperhatikan cara rantai pasokan dapat memberdayakan komunitas yang kurang beruntung.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Merry Maryati menekankan urgensi fesyen berkelanjutan dan juga upaya mewujudkannya, salah satunya dengan membangun kesadaran, baik bagi pelaku usaha maupun masyarakat.



“Pergeseran gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan mendorong peningkatan permintaan terhadap produk fesyen berkelanjutan, sehingga membuka peluang pasar bagi produk tersebut,” ujarnya dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) x Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 bertema Building Trends in Inclusive Economy: Integrating Sustainability into Fashiondi Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lewat diskusi tersebut, sustainability atau keberlanjutan dalam industri fesyen merujuk pada praktik-praktik yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini mencakup penggunaan bahan ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang efisien, serta adopsi model bisnis sirkular yang mendaur ulang produk fesyen menjadi bahan baku baru.

Selain itu, peran teknologi dalam menciptakan fesyen yang lebih ramah lingkungan dan inklusif juga perlu digarisbawahi. Misalnya, penggunaan teknologi block chain untuk memastikan transparansi dalam rantai pasok, atau penggunaan kecerdasan buatan untuk memprediksi tren dan mengurangi overproduction yang sering kali berkontribusi pada limbah fesyen.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability dan inklusi, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Konsumen yang semakin sadar lingkungan, inovasi teknologi, serta kebijakan pemerintah yang mendukung, merupakan faktor-faktor yang dapat mendorong transformasi industri fesyen ke arah yang lebih baik.

GenBI/Yuniartika
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More