3 Alasan Film Captain America: Brave New World Diboikot, Terkait Israel
Sabtu, 13 Juli 2024 - 10:49 WIB
JAKARTA - Disney dan Marvel telah merilis trailer pertama film Captain America 4 yang diberi judul Captain America: Brave New World, dan menampilkan karakter Ruth/Sabra yang kontroversial.
Meski karakter Ruth hanya muncul sekejap dalam trailer yang dirilis pada Jumat (12/7) waktu setempat, tapi sebagian publik kembali menyuarakan ajakan boikot terhadap film yang akan tayang pada Februari 2025 itu. Mereka kembali menyatakan keberatan atas kemunculan karakter tersebut.
Captain America: Brave New World menampilkan Captain America baru setelah Steve Rogers (Chris Evans) pensiun. Ia adalah Sam Wilson (Anthony Mackie) yang dulu bernama Falcon dan juga bagian dari tim Avengers.
Dalam tugas barunya itu, Sam sebagai Captain America dihadapkan pada sebuah insiden internasional dan mesti mengungkap dalang dari peristiwa tersebut.
Nah, Apa yang membuat Captain America 4 terancam diboikot? Berikut ini ulasannya.
1. Kemunculan Karakter Ruth/Sabra yang adalah Superhero Israel
Foto: Marvel Comics
Protes publik yang pertama terhadap Captain America: Brave New World adalah saat Marvel mengumumkan akan mengangkat karakter komik Marvel Ruth Bat-Seraph alias Sabra ke dalam film MCU Phase 5 tersebut.
Karakter Sabra pertama kali diperkenalkan di komik Marvel Incredible Hulk #250 pada Agustus 1980 sebagai cameo. Karakter ciptaan Bill Mantlo dan Sal Buscema itu digambarkan sebagai sosok mutan yang juga agen Mossad alias mata-mata pemerintah Israel.
Saat menjadi Sabra, Ruth memakai kostum putih dengan lambang Bintang Daud/David yang juga ada di bendera Israel. Lambang yang sama juga ada di ikat kepalanya.
Tak cuma itu, dalam komiknya karakter Sabra juga kerap berinteraksi dengan orang-orang Arab yang digambarkan sebagai misoginis, antisemitisme, dan berlaku kejam.
Selain itu, nama Sabra juga dianggap bermasalah karena mengandung dua makna yang bertolak belakang. Sabra berarti orang Yahudi yang lahir di Israel. Dalam bahasa Yahudi, Sabra berarti buah pir berduri.
Namun dalam sejarah, Sabra mengingatkan pada tragedi Pembantaian Sabra dan Shatilla yang terjadi pada September 1982. Adapun Sabra adalah nama pemukiman di Lebanon yang menjadi tempat para pengungsi Palestina.
Pada masa itu, milisi Kristen Maronit Lebanon membantai para pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi di Sabra dan Shatila. Disebutkan ratusan (bahkan ada yang menyebut ribuan) orang tewas karena pembantaian tersebut.
Fakta-fakta inilah yang membuat publik mengajukan protesnya. Terlebih mengingat Israel telah menjajah Palestina selama 76 tahun atau sejak 1948.
Meski karakter Ruth hanya muncul sekejap dalam trailer yang dirilis pada Jumat (12/7) waktu setempat, tapi sebagian publik kembali menyuarakan ajakan boikot terhadap film yang akan tayang pada Februari 2025 itu. Mereka kembali menyatakan keberatan atas kemunculan karakter tersebut.
Captain America: Brave New World menampilkan Captain America baru setelah Steve Rogers (Chris Evans) pensiun. Ia adalah Sam Wilson (Anthony Mackie) yang dulu bernama Falcon dan juga bagian dari tim Avengers.
Dalam tugas barunya itu, Sam sebagai Captain America dihadapkan pada sebuah insiden internasional dan mesti mengungkap dalang dari peristiwa tersebut.
Nah, Apa yang membuat Captain America 4 terancam diboikot? Berikut ini ulasannya.
3 Alasan FilmCaptain America: Brave New World Diboikot
1. Kemunculan Karakter Ruth/Sabra yang adalah Superhero Israel
Foto: Marvel Comics
Protes publik yang pertama terhadap Captain America: Brave New World adalah saat Marvel mengumumkan akan mengangkat karakter komik Marvel Ruth Bat-Seraph alias Sabra ke dalam film MCU Phase 5 tersebut.
Karakter Sabra pertama kali diperkenalkan di komik Marvel Incredible Hulk #250 pada Agustus 1980 sebagai cameo. Karakter ciptaan Bill Mantlo dan Sal Buscema itu digambarkan sebagai sosok mutan yang juga agen Mossad alias mata-mata pemerintah Israel.
Saat menjadi Sabra, Ruth memakai kostum putih dengan lambang Bintang Daud/David yang juga ada di bendera Israel. Lambang yang sama juga ada di ikat kepalanya.
Tak cuma itu, dalam komiknya karakter Sabra juga kerap berinteraksi dengan orang-orang Arab yang digambarkan sebagai misoginis, antisemitisme, dan berlaku kejam.
Selain itu, nama Sabra juga dianggap bermasalah karena mengandung dua makna yang bertolak belakang. Sabra berarti orang Yahudi yang lahir di Israel. Dalam bahasa Yahudi, Sabra berarti buah pir berduri.
Namun dalam sejarah, Sabra mengingatkan pada tragedi Pembantaian Sabra dan Shatilla yang terjadi pada September 1982. Adapun Sabra adalah nama pemukiman di Lebanon yang menjadi tempat para pengungsi Palestina.
Pada masa itu, milisi Kristen Maronit Lebanon membantai para pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi di Sabra dan Shatila. Disebutkan ratusan (bahkan ada yang menyebut ribuan) orang tewas karena pembantaian tersebut.
Fakta-fakta inilah yang membuat publik mengajukan protesnya. Terlebih mengingat Israel telah menjajah Palestina selama 76 tahun atau sejak 1948.
tulis komentar anda