CERMIN: Malam Pencabut Nyawa, Film Horor yang Lebih Berhasil sebagai Drama
Jum'at, 24 Mei 2024 - 09:44 WIB
Ini karena premis ceritanya sangat mungkin untuk diutak-atik dan didorong ke arah tak terbayangkan, alih-alih sekadar mengulang-ulang hal-hal yang sudah puluhan atau ratusan kali dibahas dalam film horor lokal.
Foto: BASE Entertainment
Namun Malam Pencabut Nyawa bukan film horor yang buruk. Apalagi jika dibandingkan dengan ratusan film horor lokal yang dibuat sekadar untuk mengakomodir keinginan pedagang film berkedok produser yang mencoba peruntungan dalam dunia film.
Malam Pencabut Nyawa juga terasa megah karena melibatkan biaya yang cukup besar yang bisa kita lihat secara kasat mata melalui penataan artistik yang sukses membangun atmosfer film (terutama alam mimpi yang digarap maksimal). Sinematografi yang berani mengeksplorasi sudut-sudut janggal yang justru berhasil menghadirkan ketaknyamanan, juga penataan musik serta suara yang tak sekadar mengagetkan karena disetel terlalu kencang.
Namunsaya tak bisa memprediksi apakah 'keajaiban' berupa film horor yang lebih berhasil sebagai drama ini bisa diterima penonton masa kini sebagaimana Mirror yang disambut meriah hampir 20 tahun lalu itu.
Namun mungkin kita bisa belajar bahwa tak apa, kok, mempromosikan film horor yang lebih berhasil sebagai drama dari trailer hingga posternya hingga calon penonton memahami film seperti apa yang akan ditontonnya. Karena ekspektasi penonton dengan apa yang akhirnya ditontonnya di layar bioskop bisa menjadi bumerang yang mengecewakan penonton kebanyakan.
Malam Pencabut Nyawa
Produser: Shanty Harmayn, Aoura Lovenson Chandra, Tanya Yuson
Penulis Skenario: Ambaridzki Ramadhantyo, Sidharta Tata
Sutradara: Sidharta Tata
Pemain: Devano Danendra, Keisya Levronka, Mikha Hernan
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Foto: BASE Entertainment
Namun Malam Pencabut Nyawa bukan film horor yang buruk. Apalagi jika dibandingkan dengan ratusan film horor lokal yang dibuat sekadar untuk mengakomodir keinginan pedagang film berkedok produser yang mencoba peruntungan dalam dunia film.
Malam Pencabut Nyawa juga terasa megah karena melibatkan biaya yang cukup besar yang bisa kita lihat secara kasat mata melalui penataan artistik yang sukses membangun atmosfer film (terutama alam mimpi yang digarap maksimal). Sinematografi yang berani mengeksplorasi sudut-sudut janggal yang justru berhasil menghadirkan ketaknyamanan, juga penataan musik serta suara yang tak sekadar mengagetkan karena disetel terlalu kencang.
Namunsaya tak bisa memprediksi apakah 'keajaiban' berupa film horor yang lebih berhasil sebagai drama ini bisa diterima penonton masa kini sebagaimana Mirror yang disambut meriah hampir 20 tahun lalu itu.
Namun mungkin kita bisa belajar bahwa tak apa, kok, mempromosikan film horor yang lebih berhasil sebagai drama dari trailer hingga posternya hingga calon penonton memahami film seperti apa yang akan ditontonnya. Karena ekspektasi penonton dengan apa yang akhirnya ditontonnya di layar bioskop bisa menjadi bumerang yang mengecewakan penonton kebanyakan.
Malam Pencabut Nyawa
Produser: Shanty Harmayn, Aoura Lovenson Chandra, Tanya Yuson
Penulis Skenario: Ambaridzki Ramadhantyo, Sidharta Tata
Sutradara: Sidharta Tata
Pemain: Devano Danendra, Keisya Levronka, Mikha Hernan
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
tulis komentar anda