Peluncuran Kumpulan Puisi Chairil Anwar dan Novel Grafis Rayni Massardi di Pojok Baca Bentara Budaya
Rabu, 01 Mei 2024 - 15:04 WIB
JAKARTA - Memperingati Hari Puisi Nasional, diluncurkan rangkaian acara peluncuran buku puisi Chairil Anwar, novel grafis Rayni Massardi, dan pembacaan puisi mengenang mendiang Joko Pinurbo, di Bentara Budaya, Jakarta Barat, Selasa (30/4).
Buku The Snatched and the Snapped (yang Terampas dan yang Terputus) karya Chairil Anwar diterjemahkan sebagai puisi dalam dua bahasa oleh Rick Idrus. Buku ini aslinya merupakan terjemahan Idrus atas puisi-puisi Chairil Anwar, lalu diperbaiki lagi tata bahasanya oleh anak Idrus, yaitu Rick Idrus.
“Mengutip pernyataan Idrus dalam tesisnya, tujuan ia menerjemahkan puisi-puisi Chairil Anwar untuk melestarikan dan mempromosikan sastra Indonesia. Karena sebagai sesama orang Minangkabau, Idrus merasa hanya orang Minangkabau yang dapat mengerti pilihan kata-kata dan tata bahasa Chairil Anwar," ungkap Mirna Yulistianti, selaku Editor Gramedia Pustaka Utama, penerbit buku tersebut.
Selain itu, ada pula peluncuran novel grafis Tidak Jatuh Cinta karya Rayni N Masardi & Erby S. Buku ini disebut sebagai novel yang mengangkat tema cinta yang berbeda dan berjarak.
“Ceritanya tentang perempuan, alien, di Planet X yang jatuh cinta dengan lelaki di Bumi. Saya sudah mempersiapkan buku ini sejak dua tahun lalu, lalu mengajak Erby S untuk menyelesaikan buku ini," ungkap Rayni.
Sesuai konsepnya, buku ini memiliki sketsa di setiap babnya untuk menemani tulisan-tulisan fiksinya. Sketsanya bisa diinterpretasikan sendiri oleh pembaca.
Adapun sesi terakhir adalah pembacaan puisi penyair Joko Pinurbo yang baru saja meninggal pada Sabtu, 27 April lalu. Sesi ini diisi oleh beberapa sastrawan Indonesia seperti kurator Bentara Budaya, penulis Kompas Gramedia dan perwakilan komunitas literasi.
Beberapa puisi yang dibacakan adalah Kamus Kecil, Kesedihan dan Kebahagian, Telepon Tengah Malam, dan Tubuh Pinjaman.
Selain membacakan puisi karya Joko Pinurbo, mereka juga membacakan puisi milik sendiri.
Bersamaan dengan peluncuran buku-buku tersebut, diresmikan jugaPojok Baca Bentara Budaya.Pojok Baca adalah ruang membaca buku yang bisa diakses oleh umum dan menjadi tempat singgah para pencinta buku untuk berkumpul dengan pegiat literasi lainnya.
“Kami namakan Pojok Baca sebagai tambahan tempat nongkrong baru yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Ilham Khoiri selaku General Manager Bentara Budaya.
MG/Cinta Rasulillah
Buku The Snatched and the Snapped (yang Terampas dan yang Terputus) karya Chairil Anwar diterjemahkan sebagai puisi dalam dua bahasa oleh Rick Idrus. Buku ini aslinya merupakan terjemahan Idrus atas puisi-puisi Chairil Anwar, lalu diperbaiki lagi tata bahasanya oleh anak Idrus, yaitu Rick Idrus.
“Mengutip pernyataan Idrus dalam tesisnya, tujuan ia menerjemahkan puisi-puisi Chairil Anwar untuk melestarikan dan mempromosikan sastra Indonesia. Karena sebagai sesama orang Minangkabau, Idrus merasa hanya orang Minangkabau yang dapat mengerti pilihan kata-kata dan tata bahasa Chairil Anwar," ungkap Mirna Yulistianti, selaku Editor Gramedia Pustaka Utama, penerbit buku tersebut.
Selain itu, ada pula peluncuran novel grafis Tidak Jatuh Cinta karya Rayni N Masardi & Erby S. Buku ini disebut sebagai novel yang mengangkat tema cinta yang berbeda dan berjarak.
“Ceritanya tentang perempuan, alien, di Planet X yang jatuh cinta dengan lelaki di Bumi. Saya sudah mempersiapkan buku ini sejak dua tahun lalu, lalu mengajak Erby S untuk menyelesaikan buku ini," ungkap Rayni.
Sesuai konsepnya, buku ini memiliki sketsa di setiap babnya untuk menemani tulisan-tulisan fiksinya. Sketsanya bisa diinterpretasikan sendiri oleh pembaca.
Adapun sesi terakhir adalah pembacaan puisi penyair Joko Pinurbo yang baru saja meninggal pada Sabtu, 27 April lalu. Sesi ini diisi oleh beberapa sastrawan Indonesia seperti kurator Bentara Budaya, penulis Kompas Gramedia dan perwakilan komunitas literasi.
Baca Juga
Beberapa puisi yang dibacakan adalah Kamus Kecil, Kesedihan dan Kebahagian, Telepon Tengah Malam, dan Tubuh Pinjaman.
Selain membacakan puisi karya Joko Pinurbo, mereka juga membacakan puisi milik sendiri.
Bersamaan dengan peluncuran buku-buku tersebut, diresmikan jugaPojok Baca Bentara Budaya.Pojok Baca adalah ruang membaca buku yang bisa diakses oleh umum dan menjadi tempat singgah para pencinta buku untuk berkumpul dengan pegiat literasi lainnya.
“Kami namakan Pojok Baca sebagai tambahan tempat nongkrong baru yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Ilham Khoiri selaku General Manager Bentara Budaya.
MG/Cinta Rasulillah
(ita)
tulis komentar anda