Jadi Shipper Artis Idola Wajar, tapi Mungkin Ada Hasrat Tersembunyi
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 11:00 WIB
JAKARTA - Menurut psikolog klinis Lucky Pramitasari, fenomena shippingatau perjodohan antar-seleb idola yang dilakukan penggemar sebenarnya udah ada sebelum booming K-pop.
Manajer program rumah singgah PEKA ini lalu mencontohkan serial "Friends" yang populer pada tahun 1990-an.
Saat itu, para penggemar serial ini banyak yang menjodohkan karakter Rachel dengan Ross, ada juga karakter Rachel dengan Joey. Dalam film waralaba Harry Potter, ada juga yang menjodohkan Harry dengan Hermione.
“Jadi shipping sebenarnya hal yang wajar. Ketika kita melihat bahwa hubungan antara dua orang terkesan manis dan membuat kita tersenyum melihatnya, tanpa sadar kita mengharapkan mereka memang benar-benar menjadi pasangan,” jelas Lucky yang lulus psikologi klinis dari Universitas Indonesia (UI).
Lucky Pramitasari. Foto: Dok. Lucky Pramitasari
Meski begitu, dalam ilmu psikologi, belum ada teori yang membahas tentang shipping secara detail, termasuk penyebab adanya fenomena ini.
“Tapi bisa dibilang ini adalah keinginan yang sangat tinggi dari seseorang untuk melihat terjadinya hubungan romansa. Bisa saja terjadi karena dirinya tidak memiliki hubungan romansa seperti yang dia harapkan, atau mungkin perasaan lonely dan keinginan untuk dicintai,” jelas Lucky yang juga hobi menonton drama Korea dan musik Korea.
Dengan menjadi shipper, lanjut Lucky, lalu membuat orang tersebut seolah jadi punya harapan saat melihat hubungan orang lain yang terlihat sesuai kriteria idealnya, dan bisa bikin hatinya berbunga-bunga. Baik saat melihat di dalam drama, reality show, atau bahkan saat ‘pasangan’ yang diidolai ada di atas panggung.
Foto: News 1
Walau shipping adalah hal yang wajar, hal ini bisa berbahaya kalau orang tersebut jadi terobsesi. “Tiap hari jadi mantengin sosmed mereka terus, bikin teori-teori baru hanya untuk memaksakan idol tersebut berpasangan, membuat ilustrasi-ilustrasi yang di luar norma dan menyebarkannya, dan menghina fandom lain,” kata Lucky panjang lebar.
Menurut Lucky, sebuah perbuatan pasti ada dampak positif dan negatifnya. Shipping bisa jadi positif kalau kita bisa memanfaatkan perasan senang dan berbunga-bunga itu ke arah yang baik seperti jadi lebih kreatif dalam membuat konten.
“Sementara dampak negatif akan terjadi kalau kita tidak bisa memisahkan mana yang nyata dan khayalan. Contohnya karena kita pengen banget yang kita shipper sukses, kita jadi lebih fokus ke mereka, ngubek-ngubek sosmed tanpa henti sampai lupa mengerjakan hal yang lain,” tutur Lucky.
GenSINDO
Nyayu Bela Aldia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Manajer program rumah singgah PEKA ini lalu mencontohkan serial "Friends" yang populer pada tahun 1990-an.
Saat itu, para penggemar serial ini banyak yang menjodohkan karakter Rachel dengan Ross, ada juga karakter Rachel dengan Joey. Dalam film waralaba Harry Potter, ada juga yang menjodohkan Harry dengan Hermione.
“Jadi shipping sebenarnya hal yang wajar. Ketika kita melihat bahwa hubungan antara dua orang terkesan manis dan membuat kita tersenyum melihatnya, tanpa sadar kita mengharapkan mereka memang benar-benar menjadi pasangan,” jelas Lucky yang lulus psikologi klinis dari Universitas Indonesia (UI).
Lucky Pramitasari. Foto: Dok. Lucky Pramitasari
Meski begitu, dalam ilmu psikologi, belum ada teori yang membahas tentang shipping secara detail, termasuk penyebab adanya fenomena ini.
“Tapi bisa dibilang ini adalah keinginan yang sangat tinggi dari seseorang untuk melihat terjadinya hubungan romansa. Bisa saja terjadi karena dirinya tidak memiliki hubungan romansa seperti yang dia harapkan, atau mungkin perasaan lonely dan keinginan untuk dicintai,” jelas Lucky yang juga hobi menonton drama Korea dan musik Korea.
Dengan menjadi shipper, lanjut Lucky, lalu membuat orang tersebut seolah jadi punya harapan saat melihat hubungan orang lain yang terlihat sesuai kriteria idealnya, dan bisa bikin hatinya berbunga-bunga. Baik saat melihat di dalam drama, reality show, atau bahkan saat ‘pasangan’ yang diidolai ada di atas panggung.
Foto: News 1
Walau shipping adalah hal yang wajar, hal ini bisa berbahaya kalau orang tersebut jadi terobsesi. “Tiap hari jadi mantengin sosmed mereka terus, bikin teori-teori baru hanya untuk memaksakan idol tersebut berpasangan, membuat ilustrasi-ilustrasi yang di luar norma dan menyebarkannya, dan menghina fandom lain,” kata Lucky panjang lebar.
Menurut Lucky, sebuah perbuatan pasti ada dampak positif dan negatifnya. Shipping bisa jadi positif kalau kita bisa memanfaatkan perasan senang dan berbunga-bunga itu ke arah yang baik seperti jadi lebih kreatif dalam membuat konten.
“Sementara dampak negatif akan terjadi kalau kita tidak bisa memisahkan mana yang nyata dan khayalan. Contohnya karena kita pengen banget yang kita shipper sukses, kita jadi lebih fokus ke mereka, ngubek-ngubek sosmed tanpa henti sampai lupa mengerjakan hal yang lain,” tutur Lucky.
GenSINDO
Nyayu Bela Aldia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(it)
tulis komentar anda