3 Hal Populer saat Ramadan yang Sering Diamalkan tapi Tidak Tepat

Sabtu, 09 Maret 2024 - 19:03 WIB
Beberapa hal yang populer pada bulan Ramadan dan sering dipraktikkan ternyata tidak tepat jika dilakukan. Foto/Shutterstock
JAKARTA - Kamu pasti sering mendengar ungkapan saat bulan Ramadan seperti “tidurnya orang berpuasa mendapat pahala” bukan? Hal tersebut dinilai oleh sebagian ulama tidak tepat, dan ini bukan satu-satunya.

Dalam mempelajari agama Islam, ada tiga sumber yang menjadi pedomannya. Ketiganya yaitu, Al-Qur'an, hadis, dan ijma (pendapat ulama). Namun, tetap saja banyak hadis palsu tersebar atau misinformasi yang beredar di internet dan dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Nah, berikut ini beberapa ungkapan yang populer saat bulan puasa, tapi sebenarnya tidak tepat.



1. Tidur Untuk Mendapat Pahala





Foto: via Okezone

Istilah “tidurnya orang berpuasa mendapat pahala” ini sering digunakan sebagai alasan untuk bermalas-malasan sepanjang hari selama bulan puasa. Pembenaran alasan ini adalah dengan merujuk Hadits Riwayat Baihaqi yang menyebutkan:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ


Artinya: Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.

Mengutip buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan yang ditulis oleh Abdurrahman Al-Mukaffi, hadis di atas adalah Hadits Dhaif (lemah).

Selain itu, Rasulullah SAW menjadikan puasa sebagai momen perjuangan pada zaman dahulu dengan berperang. Artinya, kita sebagai umat seharusnya mengurangi tidur saat berpuasa dan memperbanyak aktivitas yang mendatangkan berkah. Hal tersebut juga merupakan adab menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumid Din:

بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه


Artinya: Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih.

2. Berbuka dengan yang Manis



Foto: Shutterstock

Ungkapanini menjadi salah satu alasan minuman sirup menjadi primadona pada Ramadan. Namun ungkapan ini bukanlah sunnah atau yang dianjurkan (keluar dari mulut) Rasululla.

Yang ada adalah tentang cara berbuka yang baik dan benar. Hal ini diterangkan melalui Hadits Riwayat Abu Daud no. 2356 dan Ahmad.

"Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air".

Dari hadis tersebut Rasulullah memberi tahu tata cara berbuka, yaitu dengan buah kurma basah (yang diutamakan), kalau tidak ada beliau berbuka dengan kurma kering, kalau tidak ada juga beliau meminum air putih. Hadis tersebut tidak menjelaskan secara gamblang bahwa berbuka dengan yang manis-manis (selain kurma) adalah sunnah yang diamalkan oleh Rasulullah.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More