CERMIN: Pain is Temporary, Film is Forever
Sabtu, 27 Januari 2024 - 12:26 WIB
Kita melihat bagaimana film menjadi sebuah medium bagi Pae menemukan teman-teman sejatinya. Sekilas membuat film memang menyengsarakan sementara waktu, tapi pengalaman membuat film akan abadi selamanya di hati kita.Pain is temporary, film is forever.
Foto:GDH 559
Susah sekali untuk tak menyukai Not Friends sepenuh hati dengan segala pengalaman yang saya miliki. Saya melihat diri saya dalam beragam wujud dalam film ini.
Saya iri melihat bagaimana Pae bisa bertemu dan jatuh cinta dengan film sejak masa sekolah. Terutama saya sangat iri bahwa film bisa membuat Pae bertemu dengan teman-teman terbaiknya.
Juga susah sekali untuk menyangkal kecemerlangan Thailand membungkus film remaja dengan begitu banyak isu dalam sebuah wadah yang cair. Not Friends sejatinya adalah sebuah film coming of age yang melemparkan kita kembali ke masa lalu, melihat bagaimana kita perlahan bertumbuh menjadi manusia dewasa.
Kita juga melihat keterampilan diri kita saat masa lalu dalam menjalin persahabatan. Jangan lupa sahabat-sahabat terbaik kita di saat usia 40-an seperti saya kemungkinan justru adalah orang-orang yang menemukan kita saat masih di bangku sekolah, khususnya SMA, bukan?
Mau tak mau saya pun mengingat kembali bagaimana saya bersahabat hingga puluhan tahun kemudian dengan dua orang manusia unik, Adi Afandi dan Marwan Suharyadi, saat kami masih satu kelas di kelas I-6 di SMA Negeri 2 Makassar pada 1993.
Saya mengingat-ingat kembali bagaimana kesukaan kami akan banyak hal bertemu dan membuat kami melalui banyak hari-hari menyenangkan selama menjalani masa remaja.
Sebuah dialog dari Not Friends mengingatkan saya soal bagaimana awalnya sebuah persahabatan tercipta. “When we become a close friend with someone? It’s when we share secrets with one another”.
Not Friends
Produser: Vanridee Pongsittisak, Baz Poonpiriya
Sutradara: Atta Hemwadee
Penulis Skenario: Atta Hemwadee
Pemain: Anthony Buisseret, Pisitpol Ekaphongpisit, Thitiya Jirapornsilp
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Foto:GDH 559
Susah sekali untuk tak menyukai Not Friends sepenuh hati dengan segala pengalaman yang saya miliki. Saya melihat diri saya dalam beragam wujud dalam film ini.
Saya iri melihat bagaimana Pae bisa bertemu dan jatuh cinta dengan film sejak masa sekolah. Terutama saya sangat iri bahwa film bisa membuat Pae bertemu dengan teman-teman terbaiknya.
Juga susah sekali untuk menyangkal kecemerlangan Thailand membungkus film remaja dengan begitu banyak isu dalam sebuah wadah yang cair. Not Friends sejatinya adalah sebuah film coming of age yang melemparkan kita kembali ke masa lalu, melihat bagaimana kita perlahan bertumbuh menjadi manusia dewasa.
Kita juga melihat keterampilan diri kita saat masa lalu dalam menjalin persahabatan. Jangan lupa sahabat-sahabat terbaik kita di saat usia 40-an seperti saya kemungkinan justru adalah orang-orang yang menemukan kita saat masih di bangku sekolah, khususnya SMA, bukan?
Mau tak mau saya pun mengingat kembali bagaimana saya bersahabat hingga puluhan tahun kemudian dengan dua orang manusia unik, Adi Afandi dan Marwan Suharyadi, saat kami masih satu kelas di kelas I-6 di SMA Negeri 2 Makassar pada 1993.
Saya mengingat-ingat kembali bagaimana kesukaan kami akan banyak hal bertemu dan membuat kami melalui banyak hari-hari menyenangkan selama menjalani masa remaja.
Sebuah dialog dari Not Friends mengingatkan saya soal bagaimana awalnya sebuah persahabatan tercipta. “When we become a close friend with someone? It’s when we share secrets with one another”.
Not Friends
Produser: Vanridee Pongsittisak, Baz Poonpiriya
Sutradara: Atta Hemwadee
Penulis Skenario: Atta Hemwadee
Pemain: Anthony Buisseret, Pisitpol Ekaphongpisit, Thitiya Jirapornsilp
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
tulis komentar anda