CERMIN: Mereka yang Terbuang Jauh di Seberang
Jum'at, 15 Desember 2023 - 13:28 WIB
Foto:Lola Amaria Production
Sebagai sutradara, tak banyak polesan yang dilakukan Lola karena materi aslinya sendiri sudah teramat kuat. Dari penuturan para narasumber, kita bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi yang terpinggirkan. Terkatung-katung di negeri seberang selama beberapa waktu, tanpa kejelasan apa pun dari pihak pemerintah dan membuat mereka pada akhirnya melakukan apa yang harus dilakukan tanpa harus mengkhianati bangsa dan negaranya.
Eksil digarap dalam waktu panjang selama 7 tahun dari 2015 hingga 2022. Dalam perjalanan film ini kelak bertemu dengan penontonnya, Asahan Aidit meninggal pada 5 November 2020. Sekali lagi Eksil menjadi catatan penting yang tak tergantikan oleh suara-suara dari masa lalu yang selayaknya masih perlu diperdengarkan pada masa kini. Agar kita bisa belajar dari masa lalu dan tak mengulanginya pada masa kini, pun di masa depan.
Sembari merenung dalam setelah menyaksikan Eksil di sebuah pertunjukan khusus The Rghts Story: Sinema untuk Kemanusiaan akhir November lalu, saya mengingat kembali apa yang dikatakan sastrawan Martin Aleida dalam bukunya yang berisi kumpulan cerita 19 orang eksil berjudul Tanah yang Hilang.
“Mereka bukan diaspora yang menerima paspor dengan kemegahan, melainkan orang-orang yang haknya atas sebuah Tanah Air telah dirampas. Mereka berkelana menyeberangi berbagai batas negara dalam ketakutan, tanpa paspor, untuk menghindari pengejaran yang dilancarkan oleh sebuah rezim yang bertakhta berdasawarsa lamanya.
Eksil
Produser: Lola Amaria
Sutradara: Lola Amaria
Penulis Skenario: Lola Amaria, Gunawan Rahardja
Pemain: Asahan Aidit, Tom Iljas, Chalik Hamid
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Sebagai sutradara, tak banyak polesan yang dilakukan Lola karena materi aslinya sendiri sudah teramat kuat. Dari penuturan para narasumber, kita bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi yang terpinggirkan. Terkatung-katung di negeri seberang selama beberapa waktu, tanpa kejelasan apa pun dari pihak pemerintah dan membuat mereka pada akhirnya melakukan apa yang harus dilakukan tanpa harus mengkhianati bangsa dan negaranya.
Eksil digarap dalam waktu panjang selama 7 tahun dari 2015 hingga 2022. Dalam perjalanan film ini kelak bertemu dengan penontonnya, Asahan Aidit meninggal pada 5 November 2020. Sekali lagi Eksil menjadi catatan penting yang tak tergantikan oleh suara-suara dari masa lalu yang selayaknya masih perlu diperdengarkan pada masa kini. Agar kita bisa belajar dari masa lalu dan tak mengulanginya pada masa kini, pun di masa depan.
Sembari merenung dalam setelah menyaksikan Eksil di sebuah pertunjukan khusus The Rghts Story: Sinema untuk Kemanusiaan akhir November lalu, saya mengingat kembali apa yang dikatakan sastrawan Martin Aleida dalam bukunya yang berisi kumpulan cerita 19 orang eksil berjudul Tanah yang Hilang.
“Mereka bukan diaspora yang menerima paspor dengan kemegahan, melainkan orang-orang yang haknya atas sebuah Tanah Air telah dirampas. Mereka berkelana menyeberangi berbagai batas negara dalam ketakutan, tanpa paspor, untuk menghindari pengejaran yang dilancarkan oleh sebuah rezim yang bertakhta berdasawarsa lamanya.
Eksil
Produser: Lola Amaria
Sutradara: Lola Amaria
Penulis Skenario: Lola Amaria, Gunawan Rahardja
Pemain: Asahan Aidit, Tom Iljas, Chalik Hamid
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
tulis komentar anda