CERMIN: Perjalanan yang Janggal dan Keganjilan-Keganjilan Lainnya
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 07:34 WIB
JAKARTA - Tahun 2013. Untuk pertama kalinya dunia berkenalan dengan sutradara Yosep Anggi Noen dan karya film panjangnya berjudul unik, Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya.
Entah ada hubungannya atau tidak, judul yang ganjil dan aneh tersebut menarik perhatian lebih dari 24 festival di seluruh dunia. Padahal sesungguhnya kisah yang ditawarkan Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya tak sespektakuler judulnya.
Ceritanya 'hanya' berkisar pada perjalanan Ning ditemani oleh Mur, rekan sekerjanya, mengantarkan sofa yang sudah dibeli oleh konsumen. Siapa sangka perjalanan Yogya-Temanggung itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi keduanya, juga mungkin bagi sebagian penonton.
Dari Yogya, Indonesia, kita menuju Maroko yang terpisah lebih dari 12 ribu kilometer. Kita akan bertemu dengan pasangan muda, Itto dan Amine. Itto sedang hamil besar dan Amine adalah seorang calon ayah yang sangat berbahagia. Tapi kita lantas tahu bahwa ada hal yang janggal dalam kehidupan mereka. Itto berasal dari keluarga miskin sementara Amine dibesarkan dalam lingkungan keluarga kaya.
Kita pun melihat perlakuan ibu Amine yang senantiasa berupaya menghina Itto dengan cara-cara yang tak kentara. Bagaimanapun kerasnya usaha Itto menyesuaikan diri di tengah keluarga dengan rumah supermegah itu, Itto akan selalu tampak seperti alien di tengah-tengah mereka.
Foto: Ad Vitam Distribution
Hingga suatu hal terjadi. Sutradara Sofia Alaoui tak pernah menjelaskan secara spesifik yang sesungguhnya terjadi. Saat Amine dan seisi rumah tengah bepergian dan meninggalkan Itto seorang diri, sesuatu yang gawat terjadi. Itto diminta oleh suaminya melalui telepon untuk segera meninggalkan rumah mereka.
Maka dimulailah "perjalanan panjang yang menantang dan ganjil. Perjalanan yang memadukan hal nyata dengan yang tidak nyata, dan material dengan spiritual” sebagaimana tertulis dalam keterangan tentang film Animalia yang menjadi film penutup dari Madani Film Festival 2023.
Tapi Sofia lebih liar, lebih nakal, dan mungkin terasa lebih filosofis dari Yosep. Ia memasukkan semuanya ke dalam satu adonan dan membuat Animalia bisa jadi adalah salah satu film paling menantang yang saya tonton dalam 10 tahun terakhir.
Kita dibawa mengikuti perjalanan Itto menuju tempat yang disarankan suaminya. Tapi di tengah peristiwa besar itu, semuanya tak mudah. Kondisi Itto pun tak mempermudah apa yang menjadi niatnya. Dari ditipu tetangganya yang berjanji akan mengantarkannya ke kota terdekat hingga dipandang tak suka oleh para laki-laki ketika Itto memutuskan untuk check-in ke sebuah hotel.
Foto: Ad Vitam Distribution
Sofia mengajak kita melihat bagaimana perempuan Muslim diperlakukan dalam komunitas Maroko. Stigma buruk tentang perempuan yang melenggang sendirian tanpa suami atau kerabat masih melekat erat.
Tapi bukan itu yang membuat Animalia menantang untuk ditonton. Sofia memperlihatkan bagaimana invasi alien dengan cara yang paling tak kentara yang pernah diperlihatkan dalam sebuah film, dipadukan dengan sebuah cara memandang hubungan religius antara manusia dengan Tuhan.
Itto yang akhirnya melakukan perjalanan spektakuler ditemani oleh pemilik hotel, Fouad, mengalami peristiwa transendental yang kelak mengubah caranya melihat Tuhan, sebagaimana yang sebelumnya diperlihatkannya. Ia mulai mempertanyakan keimanannya, mempertanyakan bagaimana semesta bekerja.
Dengan rekaman gambar berbingkai lansekap Maroko yang terasa hipnotik dari sinematografer, Noe Bach, kita melihat Sofia juga sedang mencoba berbicara dengan penonton melalui visual. Tak mudah untuk memahami apa yang dibagikan Sofia kepada penonton, tapi pada akhirnya kita paham bahwa Sofia ingin membuka pemikiran kita tentang bagaimana koneksitas yang terjadi antara manusia, hewan, alam, dan Tuhan.
Entah ada hubungannya atau tidak, judul yang ganjil dan aneh tersebut menarik perhatian lebih dari 24 festival di seluruh dunia. Padahal sesungguhnya kisah yang ditawarkan Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya tak sespektakuler judulnya.
Ceritanya 'hanya' berkisar pada perjalanan Ning ditemani oleh Mur, rekan sekerjanya, mengantarkan sofa yang sudah dibeli oleh konsumen. Siapa sangka perjalanan Yogya-Temanggung itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi keduanya, juga mungkin bagi sebagian penonton.
Dari Yogya, Indonesia, kita menuju Maroko yang terpisah lebih dari 12 ribu kilometer. Kita akan bertemu dengan pasangan muda, Itto dan Amine. Itto sedang hamil besar dan Amine adalah seorang calon ayah yang sangat berbahagia. Tapi kita lantas tahu bahwa ada hal yang janggal dalam kehidupan mereka. Itto berasal dari keluarga miskin sementara Amine dibesarkan dalam lingkungan keluarga kaya.
Kita pun melihat perlakuan ibu Amine yang senantiasa berupaya menghina Itto dengan cara-cara yang tak kentara. Bagaimanapun kerasnya usaha Itto menyesuaikan diri di tengah keluarga dengan rumah supermegah itu, Itto akan selalu tampak seperti alien di tengah-tengah mereka.
Foto: Ad Vitam Distribution
Hingga suatu hal terjadi. Sutradara Sofia Alaoui tak pernah menjelaskan secara spesifik yang sesungguhnya terjadi. Saat Amine dan seisi rumah tengah bepergian dan meninggalkan Itto seorang diri, sesuatu yang gawat terjadi. Itto diminta oleh suaminya melalui telepon untuk segera meninggalkan rumah mereka.
Maka dimulailah "perjalanan panjang yang menantang dan ganjil. Perjalanan yang memadukan hal nyata dengan yang tidak nyata, dan material dengan spiritual” sebagaimana tertulis dalam keterangan tentang film Animalia yang menjadi film penutup dari Madani Film Festival 2023.
Tapi Sofia lebih liar, lebih nakal, dan mungkin terasa lebih filosofis dari Yosep. Ia memasukkan semuanya ke dalam satu adonan dan membuat Animalia bisa jadi adalah salah satu film paling menantang yang saya tonton dalam 10 tahun terakhir.
Kita dibawa mengikuti perjalanan Itto menuju tempat yang disarankan suaminya. Tapi di tengah peristiwa besar itu, semuanya tak mudah. Kondisi Itto pun tak mempermudah apa yang menjadi niatnya. Dari ditipu tetangganya yang berjanji akan mengantarkannya ke kota terdekat hingga dipandang tak suka oleh para laki-laki ketika Itto memutuskan untuk check-in ke sebuah hotel.
Foto: Ad Vitam Distribution
Sofia mengajak kita melihat bagaimana perempuan Muslim diperlakukan dalam komunitas Maroko. Stigma buruk tentang perempuan yang melenggang sendirian tanpa suami atau kerabat masih melekat erat.
Tapi bukan itu yang membuat Animalia menantang untuk ditonton. Sofia memperlihatkan bagaimana invasi alien dengan cara yang paling tak kentara yang pernah diperlihatkan dalam sebuah film, dipadukan dengan sebuah cara memandang hubungan religius antara manusia dengan Tuhan.
Itto yang akhirnya melakukan perjalanan spektakuler ditemani oleh pemilik hotel, Fouad, mengalami peristiwa transendental yang kelak mengubah caranya melihat Tuhan, sebagaimana yang sebelumnya diperlihatkannya. Ia mulai mempertanyakan keimanannya, mempertanyakan bagaimana semesta bekerja.
Dengan rekaman gambar berbingkai lansekap Maroko yang terasa hipnotik dari sinematografer, Noe Bach, kita melihat Sofia juga sedang mencoba berbicara dengan penonton melalui visual. Tak mudah untuk memahami apa yang dibagikan Sofia kepada penonton, tapi pada akhirnya kita paham bahwa Sofia ingin membuka pemikiran kita tentang bagaimana koneksitas yang terjadi antara manusia, hewan, alam, dan Tuhan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda