One Piece Club Indonesia: Apresiasi Kolektor Muda
Sabtu, 09 September 2023 - 14:00 WIB
“Tantangan pertama adalah bagaimana dari 70% koleksi saya harus disimpan, sebab seni kontemporer bisa sangat rapuh dari pertimbangan materi. Ini perlu ruang — special storage-- dan perawatan detail. Jika video art dan digital art mungkin lebih mudah, namun instalasi yang bermateri rapuh saya siapkan transparent box khusus dalam penyimpanan” ujar Inez.
Tantangan kedua adalah, keberanian untuk mempelajari secara utuh kehidupan sang seniman yang dikoleksi. Juga mengulik dengan cermat sejarah yang tersampir tentangnya, baik karya maupun senimannya.
“Saya sangat interesting karya-karya bertopik isu politik, ras, dan karya dengan simbol-simbol tentang urbanisasi. Saya tertarik pada Asmo Aji yang tinggal di Tanah Abang dan karyanya ikut saya sertakan dalam pameran OPC Indonesia. Saya trenyuh pada kehidupan warga yang terpinggirkan di kampung-kampung dan kemungkinan ancaman pengggusuran” jelas Inez dengan antusias.
Asmo Aji, yang karyanya dikoleksi oleh Inez adalah seniman instalasi dari eksplorasinya yang menyoal isu urbanisasi dengan obyek-obyek temuan, kayu-kayu bekas yang disusun ulang, dengan pendekatan mixed media. Karyanya yang dikoleksi Inez pada 2023 berjudul Bertahan Mengimbangi Sekitar I, 2023.
Baik Inez dan Gita menyatakan bahwa kehadiran OPC Indonesia dengan beragam program memberi cakrawala pengetahuan yang luas. Program-program itu misalnya seperti mengunjungi museum, pameran koleksi-koleksi kolektor muda, serta berdialog bersama kurator, seniman-seniman, penulis, dan sesama kolektor serta para senior kolektor.
Program ini bermanfaat besar utamanya bagi pertumbuhan ekosistem seni yang setara bagi seniman-seniman muda. Juga bagi sejumlah kolektor pemula dengan jaminan bahwa seniman bisa dikoleksi karyanya, tak harus memiliki 'nama besar' dan track record yang memadai.
Keduanya sepakat juga bahwa gagasan kontemporer sesuai isu-isu terkini dan ekspresi visualnya di karya adalah yang terpenting dalam pertimbangan mengoleksi. Sebuah kesempatan emas bagi perupa muda tentunya untuk mengenalkan diri pada One Piece Club Indonesia. Selamat!
Bambang Asrini
penulis seni dan pemerhati sosial-budaya
Tantangan kedua adalah, keberanian untuk mempelajari secara utuh kehidupan sang seniman yang dikoleksi. Juga mengulik dengan cermat sejarah yang tersampir tentangnya, baik karya maupun senimannya.
“Saya sangat interesting karya-karya bertopik isu politik, ras, dan karya dengan simbol-simbol tentang urbanisasi. Saya tertarik pada Asmo Aji yang tinggal di Tanah Abang dan karyanya ikut saya sertakan dalam pameran OPC Indonesia. Saya trenyuh pada kehidupan warga yang terpinggirkan di kampung-kampung dan kemungkinan ancaman pengggusuran” jelas Inez dengan antusias.
Asmo Aji, yang karyanya dikoleksi oleh Inez adalah seniman instalasi dari eksplorasinya yang menyoal isu urbanisasi dengan obyek-obyek temuan, kayu-kayu bekas yang disusun ulang, dengan pendekatan mixed media. Karyanya yang dikoleksi Inez pada 2023 berjudul Bertahan Mengimbangi Sekitar I, 2023.
Baca Juga
Baik Inez dan Gita menyatakan bahwa kehadiran OPC Indonesia dengan beragam program memberi cakrawala pengetahuan yang luas. Program-program itu misalnya seperti mengunjungi museum, pameran koleksi-koleksi kolektor muda, serta berdialog bersama kurator, seniman-seniman, penulis, dan sesama kolektor serta para senior kolektor.
Program ini bermanfaat besar utamanya bagi pertumbuhan ekosistem seni yang setara bagi seniman-seniman muda. Juga bagi sejumlah kolektor pemula dengan jaminan bahwa seniman bisa dikoleksi karyanya, tak harus memiliki 'nama besar' dan track record yang memadai.
Keduanya sepakat juga bahwa gagasan kontemporer sesuai isu-isu terkini dan ekspresi visualnya di karya adalah yang terpenting dalam pertimbangan mengoleksi. Sebuah kesempatan emas bagi perupa muda tentunya untuk mengenalkan diri pada One Piece Club Indonesia. Selamat!
Bambang Asrini
penulis seni dan pemerhati sosial-budaya
(ita)
tulis komentar anda