Review Film Blue Beetle: Superhero Telenovela, Jiplakan Ant-Man
Rabu, 16 Agustus 2023 - 20:10 WIB
Blue Beetle digadang-gadang menjadi pembuka spektakuler DC Universe (DCU) yang langsung diawasi James Gunn dan Peter Safran. Film ini berfokus pada superhero muda keturunan Amerika Latin, Jaime Reyes. Hype sudah dibangun di antara fandom dan mereka pun tak sabar menonton film ini.
Reaksi awal terhadap film ini penuh pujian dengan fokus pada budaya masyarakat Amerika Latin yang diangkat di film ini. Tapi, film action atau superhero bukan hanya soal budaya. Lebih pada itu, film seperti ini juga diharapkan punya cerita dan sekuens action yang spektakuler, asyik, dan menyenangkan untuk ditonton.
Blue Beetle mengisahkan asal usul bagaimana seorang pemuda lulusan S1, Jaime Reyes, bisa mendapatkan kekuatan super. Lahir dan besar di tengah keluarga keturunan Hispanik, Jaime sangat dekat dengan keluarganya. Saking dekatnya, keluarga itu pun selalu saling mendukung satu sama lain.
Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, seperti yang diucapkan karakternya di film itu, Blue Beetle benar-benar terasa seperti sebuah telenovela. Di sana ada kisah cinta antara si miskin dan si kaya, hanya yang miskin adalah cowoknya. Selain itu, keluarga si miskin ini mendukung hubungan mereka. Sementara, keluarga si kaya sangat serakah dan tamak.
Foto: Warner Bros. Pictures
Lelucon tentang telenovela Maria Cinta yang Hilang atau Maria la del Barrio memang pas untuk film ini. Di telenovela itu, keluarga Maria selalu terlibat dalam segala urusannya. Begitu juga keluarga Reyes ini. Meskipun terlihat asyik, tapi, lini cerita seperti ini sudah ada di Shazam! Bedanya, keluarga Reyes ini belum sepenuhnya ikut berubah menjadi superhero. Selain itu, ini membuat film ini kelihatan sangat sibuk.
Para penggemar film superhero tentu ingat dengan cerita asal usul Ant-Man di film pertamanya pada 2015. Scott Lang keluar dari penjara dan mencari pekerjaan. Dia kembali pada teman-temannya yang semuanya adalah penjahat dan ditawari untuk mencuri. Meski awalnya menolak, dia akhirnya menerimanya demi memberi nafkah untuk anaknya.
Premis ini nyaris sama dengan Blue Beetle. Bedanya, Jaime lulus kuliah dan ingin mencari pekerjaan demi membantu keluarganya. Dia kemudian ikut bekerja sebagai cleaning service di sebuah resort milik keluarga Kord. Baru sehari bekerja, dia sudah dipecat. Ingat sesuatu dari sini?
Foto: Warner Bros. Pictures
Jaime kemudian bertemu seorang cewek cantik yang ternyata adalah anak Blue Beetle sebelumnya. Cewek itu membantunya mengenal sifat dan sejarah panjang superhero tersebut. Di sisi lain, cewek itu juga berseberangan dengan tantenya, CEO Kord Industries. Tontonlah film pertama Ant-Man, kalian akan melihat semuanya di situ!
Belum lagi, desain kostum Blue Beetle mirip desain kostum Yellowjacket, antagonis Ant-Man. Kostum Blue Beetle yang punya asisten Kecerdasan Buatan (AI) juga akan mengingatkan orang pada Jarvis/Friday di kostum Iron Man atau Karen di kostum Spider-Man di Homecoming. Suara klakson truk Rudy juga sama persis dengan suara klakson mobil van yang dikendarai Luis di Ant-Man.
Sepanjang 2 jam 8 menit, saya mencoba menikmati film ini. Setidaknya, saya mencari sesuatu di superhero ini yang belum ada di cerita superhero lain. Tapi, hampir tidak ada. Semuanya terlalu terlihat generik. Bahkan, terkesan seperti Ant-Man versi masih muda dan dengan keterlibatan keluarga secara utuh.
Foto: Warner Bros. Pictures
Satu-satunya yang membuat saya terkesan di film ini adalah hubungan Jaime dengan ayahnya. Banyak momen emosi di sini. Meski, sekali lagi, terasa generik, tapi, inilah yang memberikan kesan mendalam kepada saya terhadap film ini. Emosi ini tidak ada di The Flash, meski masih kurang dibanding apa yang terjadi pada Rocket di Guardians of the Galaxy Vol. 3. Saya ingin ungkapkan, tapi, nanti tambah spoiler karena sudah spoiler dari tadi. Hehehe …
Sementara Xolo Mariduena memberikan penampilan maksimal sebagai Jaime Reyes, plot cerita yang generik membuat karakternya tidak terlihat istimewa. Belissa Escobedo yang memerankan Milagro, adik Jaime, bakal mencuri perhatian. Dia adalah pemecah suasana.
Reaksi awal terhadap film ini penuh pujian dengan fokus pada budaya masyarakat Amerika Latin yang diangkat di film ini. Tapi, film action atau superhero bukan hanya soal budaya. Lebih pada itu, film seperti ini juga diharapkan punya cerita dan sekuens action yang spektakuler, asyik, dan menyenangkan untuk ditonton.
Blue Beetle mengisahkan asal usul bagaimana seorang pemuda lulusan S1, Jaime Reyes, bisa mendapatkan kekuatan super. Lahir dan besar di tengah keluarga keturunan Hispanik, Jaime sangat dekat dengan keluarganya. Saking dekatnya, keluarga itu pun selalu saling mendukung satu sama lain.
Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, seperti yang diucapkan karakternya di film itu, Blue Beetle benar-benar terasa seperti sebuah telenovela. Di sana ada kisah cinta antara si miskin dan si kaya, hanya yang miskin adalah cowoknya. Selain itu, keluarga si miskin ini mendukung hubungan mereka. Sementara, keluarga si kaya sangat serakah dan tamak.
Foto: Warner Bros. Pictures
Lelucon tentang telenovela Maria Cinta yang Hilang atau Maria la del Barrio memang pas untuk film ini. Di telenovela itu, keluarga Maria selalu terlibat dalam segala urusannya. Begitu juga keluarga Reyes ini. Meskipun terlihat asyik, tapi, lini cerita seperti ini sudah ada di Shazam! Bedanya, keluarga Reyes ini belum sepenuhnya ikut berubah menjadi superhero. Selain itu, ini membuat film ini kelihatan sangat sibuk.
Para penggemar film superhero tentu ingat dengan cerita asal usul Ant-Man di film pertamanya pada 2015. Scott Lang keluar dari penjara dan mencari pekerjaan. Dia kembali pada teman-temannya yang semuanya adalah penjahat dan ditawari untuk mencuri. Meski awalnya menolak, dia akhirnya menerimanya demi memberi nafkah untuk anaknya.
Premis ini nyaris sama dengan Blue Beetle. Bedanya, Jaime lulus kuliah dan ingin mencari pekerjaan demi membantu keluarganya. Dia kemudian ikut bekerja sebagai cleaning service di sebuah resort milik keluarga Kord. Baru sehari bekerja, dia sudah dipecat. Ingat sesuatu dari sini?
Foto: Warner Bros. Pictures
Jaime kemudian bertemu seorang cewek cantik yang ternyata adalah anak Blue Beetle sebelumnya. Cewek itu membantunya mengenal sifat dan sejarah panjang superhero tersebut. Di sisi lain, cewek itu juga berseberangan dengan tantenya, CEO Kord Industries. Tontonlah film pertama Ant-Man, kalian akan melihat semuanya di situ!
Belum lagi, desain kostum Blue Beetle mirip desain kostum Yellowjacket, antagonis Ant-Man. Kostum Blue Beetle yang punya asisten Kecerdasan Buatan (AI) juga akan mengingatkan orang pada Jarvis/Friday di kostum Iron Man atau Karen di kostum Spider-Man di Homecoming. Suara klakson truk Rudy juga sama persis dengan suara klakson mobil van yang dikendarai Luis di Ant-Man.
Sepanjang 2 jam 8 menit, saya mencoba menikmati film ini. Setidaknya, saya mencari sesuatu di superhero ini yang belum ada di cerita superhero lain. Tapi, hampir tidak ada. Semuanya terlalu terlihat generik. Bahkan, terkesan seperti Ant-Man versi masih muda dan dengan keterlibatan keluarga secara utuh.
Foto: Warner Bros. Pictures
Satu-satunya yang membuat saya terkesan di film ini adalah hubungan Jaime dengan ayahnya. Banyak momen emosi di sini. Meski, sekali lagi, terasa generik, tapi, inilah yang memberikan kesan mendalam kepada saya terhadap film ini. Emosi ini tidak ada di The Flash, meski masih kurang dibanding apa yang terjadi pada Rocket di Guardians of the Galaxy Vol. 3. Saya ingin ungkapkan, tapi, nanti tambah spoiler karena sudah spoiler dari tadi. Hehehe …
Sementara Xolo Mariduena memberikan penampilan maksimal sebagai Jaime Reyes, plot cerita yang generik membuat karakternya tidak terlihat istimewa. Belissa Escobedo yang memerankan Milagro, adik Jaime, bakal mencuri perhatian. Dia adalah pemecah suasana.
tulis komentar anda