Fakta vs Fiksi: Seakurat Apakah Cerita Film Oppenheimer?
Selasa, 25 Juli 2023 - 08:02 WIB
Oppenheimer menjadi sensasi besar pada tahun ini. Dirilis bareng Barbie, film besutan Christopher Nolan itu mencuri perhatian karena subyek yang diangkat. Oppenheimer bercerita tentang J. Robert Oppenheimer yang dijuluki Bapak Bom Atom.
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Oppenheimer!
Film ini diangkat dari buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin Sherwin, film ini mengikuti alur buku tersebut. Sejumlah adegan ditambah atau dikurangi untuk kepentingan sinematis dan memberikan efek dramatis. Tapi, secara keseluruhan, Nolan berusaha patuh pada sumber materinya.
Kepada Business Insider, Alex Wellerstein, seorang ahli sejarah sains dan teknologi nuklir yang juga dosen di Stevens Institute of Technology, membantu memisahkan antara fakta dan fiksi di film tersebut. Oppenheimer menyajikan sains, politik, dan hubungan asmara. Wellerstein mengatakan, para ahli sejarah menyebut Oppenheimer sebagai sosok yang rumit. Jadi, seakurat apa fakta di film Oppenheimer? Simak ulasannya berikut!
Foto: Looper
Di film, Oppenheimer berusaha meracuni dosennya, Patrick Blackett dengan menyuntikkan zat kimia ke apelnya. Namun, ketika apel itu hendak di makan Niels Bohr, Oppenheimer mencegahnya. Fakta kalau Oppenheimer hendak meracuni dosennya itu memang benar.
Namun, faktanya, apel itu tidak dimakan Niels Bohr. Oppenheimer diperkenalkan kepada Bohr oleh Ernest Rutherford. Adegan Bohr nyaris memakan apel itu adalah fiktif dan ditambahkan sebagai efek dramatis.
Fakta lain dari insiden ini adalah pihak kampus Cambridge tahu kalau Oppenheimer hendak meracuni dosennya itu. Tapi, ayah Oppenheimer berhasil meyakinkan agar mereka tidak membuat dakwaan. Oppenheimer kemudian dihukum percobaan dan disuruh menghadap psikiatris.
Foto: IGN
Film Oppenheimer menampilkan ledakan akibat Uji Coba Trinity di tengah gurun tanpa memperlihatkan situasi di sekitar tempat itu. Film itu hanya memperlihatkan adegan di sekitar para ilmuwan dan personel militer yang menyaksikan uji coba itu. Seolah, warga sekitar tempat itu tidak tahu ada ledakan besar dengan suara yang menggetarkan.
Faktanya, api yang membumbung tinggi, suara ledakan, dan getaran akibat ledakan itu dirasakan dan diketahui warga. Peristiwa itu memecahkan kaca-kaca jendela di bangunan sejumlah kota terdekat. Warga Amarillo, Texas, bahkan bisa melihat bumbungan api itu dari jarak lebih dari 300 km. Pemerintah kemudian mengarang cerita kalau ada ledakan amunisi, tapi tidak ada orang terluka.
Foto: Looper
Masalah Oppenheimer di bermuara pada peristiwa ketika dia mengejek Lewis Strauss yang menentang pengiriman isotop ke Eropa untuk tujuan medis. Peristiwa ini memang terjadi di dunia nyata. Bedanya adalah kata-kata yang diucapkan Oppenheimer.
Di dunia nyata, Oppenheimer mengatakan, isotop kurang penting dibanding vitamin. Sementara di film, Oppenheimer mengatakan, orang bisa memakai botol bir untuk energi atom dan isotop kurang penting ketimbang gawai elektronik tapi lebih penting dari roti lapis (sandwich). Kata-kata ini berasal dari sesi komisi gabungan Komisi Energi Atom pada 1949.
Di film itu, ilmuwan David Hill tampil di rapat dengar pendapat Senat kalau nominasi Lewis Strauss sebagai anggota cabinet Presiden Dwight D Eisenhower. Dia mengatakan, sebagian besar ilmuwan tidak ingin Strauss ada di tubuh kabinet. Di dunia nyata, yang bersaksi menentang Strauss adalah David Inglis, ketua Federasi Ilmuwan Amerika.
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Oppenheimer!
Film ini diangkat dari buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin Sherwin, film ini mengikuti alur buku tersebut. Sejumlah adegan ditambah atau dikurangi untuk kepentingan sinematis dan memberikan efek dramatis. Tapi, secara keseluruhan, Nolan berusaha patuh pada sumber materinya.
Kepada Business Insider, Alex Wellerstein, seorang ahli sejarah sains dan teknologi nuklir yang juga dosen di Stevens Institute of Technology, membantu memisahkan antara fakta dan fiksi di film tersebut. Oppenheimer menyajikan sains, politik, dan hubungan asmara. Wellerstein mengatakan, para ahli sejarah menyebut Oppenheimer sebagai sosok yang rumit. Jadi, seakurat apa fakta di film Oppenheimer? Simak ulasannya berikut!
1. Fakta: Oppenheimer Memang Berusaha Meracuni Dosennya
Foto: Looper
Di film, Oppenheimer berusaha meracuni dosennya, Patrick Blackett dengan menyuntikkan zat kimia ke apelnya. Namun, ketika apel itu hendak di makan Niels Bohr, Oppenheimer mencegahnya. Fakta kalau Oppenheimer hendak meracuni dosennya itu memang benar.
Namun, faktanya, apel itu tidak dimakan Niels Bohr. Oppenheimer diperkenalkan kepada Bohr oleh Ernest Rutherford. Adegan Bohr nyaris memakan apel itu adalah fiktif dan ditambahkan sebagai efek dramatis.
Fakta lain dari insiden ini adalah pihak kampus Cambridge tahu kalau Oppenheimer hendak meracuni dosennya itu. Tapi, ayah Oppenheimer berhasil meyakinkan agar mereka tidak membuat dakwaan. Oppenheimer kemudian dihukum percobaan dan disuruh menghadap psikiatris.
2. Fiksi: Orang Tidak Tahu Ada Ledakan di Tengah Gurun
Foto: IGN
Film Oppenheimer menampilkan ledakan akibat Uji Coba Trinity di tengah gurun tanpa memperlihatkan situasi di sekitar tempat itu. Film itu hanya memperlihatkan adegan di sekitar para ilmuwan dan personel militer yang menyaksikan uji coba itu. Seolah, warga sekitar tempat itu tidak tahu ada ledakan besar dengan suara yang menggetarkan.
Faktanya, api yang membumbung tinggi, suara ledakan, dan getaran akibat ledakan itu dirasakan dan diketahui warga. Peristiwa itu memecahkan kaca-kaca jendela di bangunan sejumlah kota terdekat. Warga Amarillo, Texas, bahkan bisa melihat bumbungan api itu dari jarak lebih dari 300 km. Pemerintah kemudian mengarang cerita kalau ada ledakan amunisi, tapi tidak ada orang terluka.
3. Fakta: Oppenheimer Mengejek Strauss Terkait Isotop
Foto: Looper
Masalah Oppenheimer di bermuara pada peristiwa ketika dia mengejek Lewis Strauss yang menentang pengiriman isotop ke Eropa untuk tujuan medis. Peristiwa ini memang terjadi di dunia nyata. Bedanya adalah kata-kata yang diucapkan Oppenheimer.
Di dunia nyata, Oppenheimer mengatakan, isotop kurang penting dibanding vitamin. Sementara di film, Oppenheimer mengatakan, orang bisa memakai botol bir untuk energi atom dan isotop kurang penting ketimbang gawai elektronik tapi lebih penting dari roti lapis (sandwich). Kata-kata ini berasal dari sesi komisi gabungan Komisi Energi Atom pada 1949.
Di film itu, ilmuwan David Hill tampil di rapat dengar pendapat Senat kalau nominasi Lewis Strauss sebagai anggota cabinet Presiden Dwight D Eisenhower. Dia mengatakan, sebagian besar ilmuwan tidak ingin Strauss ada di tubuh kabinet. Di dunia nyata, yang bersaksi menentang Strauss adalah David Inglis, ketua Federasi Ilmuwan Amerika.
Lihat Juga :
tulis komentar anda