10 Film Marvel Ini Terasa Diatur buat Gagal sejak Awal
Selasa, 28 Februari 2023 - 10:40 WIB
Tapi, Sony memaksa Venom untuk dimasukkan ke film itu. Ini menyebabkan Spider-Man 3 kelebihan penjahat hingga ke tititk tidak semua penjahat itu seperti yang dipikirkan orang. Konflik atas penjahat ini berdampak pada penyutradaraan Raimi karena sekarang dia mengakui tidak mempercayai semua karakter itu dan tidak bisa melakukan apa pun supaya film itu bekerja.
Foto: CNET
Dengan orang mulai jengah terhadap konten Marvel, ada seruan agar franchise itu mendobrak formula film superhero. Tapi, ketika Eternals melakukan itu, film itu malah dikritik karena tidak menjadi film khas Marvel. Jadi bingung, kan?
Eternals berpusat pada karakter dan hubungan mereka serta rasa kasih sayang satu sama lain bukan plot mengakhiri dunia yang setiap penonton pasti tahu kalau pahlawannya akan menang. Ini membuat audiens menuntut formula berfokus plot sperti yang sudah-sudah. Meski Eternals menjadi salah satu film yang paling banyak di-stream di Disney+ pada 2022, film itu mendapatkan ulasan campuran ketika memperluas definisi film Marvel.
Foto: Den of Geek
Ghost Rider bukanlah film unik di Marvel. Film itu diatur untuk gagal kali pertama, dapat sekuel, dan gagal lagi. Menurut Nicolas Cage, Ghost Rider tercerai berai karena tidak diizinkan mendapatkan rating Dewasa, sehingga menjadi salah satu film superhero paling jelek versi IMDb.
Nicolas memandang Ghost Rider sebagai karakter edgy yang menghadapi subyek menakutkan. Sehingga, rating Dewasa adalah yang terbaik untuk bisa menggambarkan karakter dan ceritanya dengan layak dari skrip David Goyer. Karena perubahan rencana terhadap Ghost Rider, plot dan gambaran film itu menjadi tamparan ketika tim kreatif kehilangan banyak suara untuk memuaskan audiens.
Foto: NME
Setelah Daredevil meraup dua kali lipat anggarannya meski mendapatkan kritikan karena estetika dan nadanya dengan Stan Lee menyebut film ini salah paham terhadap Daredevil, Fox memberi lampu hijau untuk Elektra. Karakter itu diperkenalkan di Daredevil. Tapi, alih-alih belajar dari kesalahan Daredevil, Elektra diperbolehkan untuk gagal.
Elektra terburu-buru diproduksi sehingga menghasilkan skrip jelek dan lini cerita yang meruntuhkan film itu. Meski Jennifer Garner meraih pujian atas penampilannya, Elektra jeblok di box office. Buruknya pendapatan Elektra di box office ini membuat film ini jadi bahan untuk dipakai sebagai bukti kalau cewek seharusnya tidak memimpin film superhero seperti kalau masalah sebenarnya adalah gender peran utama dan bukan karena Elektra adalah film jelek.
Foto: Letterboxd
Age of Ultron mungkin punya salah satu perkenalan penjahat terbaik di MCU. Tapi, itu tidak cukup menyelamatkannya dari menjadi film terjelek Avengers dan kegagalan kreatif terbesar Marvel. Reputasi ini terus bertahan selama bertahun-tahun setelah film itu dirilis meski film itu sukses di box office.
Penggunaan karakter film itu adalah salah satu kekecewaan terbesarnya, yang menyebabkan Age of Ultron mendapatkan kritikan. Salah satu kekurangan besarnya adalah mengurangi peran Black Widow menjadi tak lebih dari sekadar calon pacar. Di momen kelemahan lain, Age of Ultron memperkenalkan kembar Maximoff hanya untuk membunuh Pietro. Film ini punya momennya, tapi ini adalah titik rendah bagi terlalu banyak karakter yang disukai penggemar.
Foto: Entertainment Weekly
Menyusul ulasan tinggi terhadap Infinity War dan dirilisnya Ant-Man and The Wasp, Captain Marvel menghadapi pertarungan yang sengit. Film itu adalah film terakhir yang dirilis sebelum Endgame. Sayang, jadwal perilisan Captain Marvel bukanlah yang ingin dilihat penggemar saat itu.
6. Eternals — 2021
Foto: CNET
Dengan orang mulai jengah terhadap konten Marvel, ada seruan agar franchise itu mendobrak formula film superhero. Tapi, ketika Eternals melakukan itu, film itu malah dikritik karena tidak menjadi film khas Marvel. Jadi bingung, kan?
Eternals berpusat pada karakter dan hubungan mereka serta rasa kasih sayang satu sama lain bukan plot mengakhiri dunia yang setiap penonton pasti tahu kalau pahlawannya akan menang. Ini membuat audiens menuntut formula berfokus plot sperti yang sudah-sudah. Meski Eternals menjadi salah satu film yang paling banyak di-stream di Disney+ pada 2022, film itu mendapatkan ulasan campuran ketika memperluas definisi film Marvel.
5. Ghost Rider — 2007
Foto: Den of Geek
Ghost Rider bukanlah film unik di Marvel. Film itu diatur untuk gagal kali pertama, dapat sekuel, dan gagal lagi. Menurut Nicolas Cage, Ghost Rider tercerai berai karena tidak diizinkan mendapatkan rating Dewasa, sehingga menjadi salah satu film superhero paling jelek versi IMDb.
Nicolas memandang Ghost Rider sebagai karakter edgy yang menghadapi subyek menakutkan. Sehingga, rating Dewasa adalah yang terbaik untuk bisa menggambarkan karakter dan ceritanya dengan layak dari skrip David Goyer. Karena perubahan rencana terhadap Ghost Rider, plot dan gambaran film itu menjadi tamparan ketika tim kreatif kehilangan banyak suara untuk memuaskan audiens.
4. Elektra — 2005
Foto: NME
Setelah Daredevil meraup dua kali lipat anggarannya meski mendapatkan kritikan karena estetika dan nadanya dengan Stan Lee menyebut film ini salah paham terhadap Daredevil, Fox memberi lampu hijau untuk Elektra. Karakter itu diperkenalkan di Daredevil. Tapi, alih-alih belajar dari kesalahan Daredevil, Elektra diperbolehkan untuk gagal.
Elektra terburu-buru diproduksi sehingga menghasilkan skrip jelek dan lini cerita yang meruntuhkan film itu. Meski Jennifer Garner meraih pujian atas penampilannya, Elektra jeblok di box office. Buruknya pendapatan Elektra di box office ini membuat film ini jadi bahan untuk dipakai sebagai bukti kalau cewek seharusnya tidak memimpin film superhero seperti kalau masalah sebenarnya adalah gender peran utama dan bukan karena Elektra adalah film jelek.
3. Avengers: Age of Ultron — 2015
Foto: Letterboxd
Age of Ultron mungkin punya salah satu perkenalan penjahat terbaik di MCU. Tapi, itu tidak cukup menyelamatkannya dari menjadi film terjelek Avengers dan kegagalan kreatif terbesar Marvel. Reputasi ini terus bertahan selama bertahun-tahun setelah film itu dirilis meski film itu sukses di box office.
Penggunaan karakter film itu adalah salah satu kekecewaan terbesarnya, yang menyebabkan Age of Ultron mendapatkan kritikan. Salah satu kekurangan besarnya adalah mengurangi peran Black Widow menjadi tak lebih dari sekadar calon pacar. Di momen kelemahan lain, Age of Ultron memperkenalkan kembar Maximoff hanya untuk membunuh Pietro. Film ini punya momennya, tapi ini adalah titik rendah bagi terlalu banyak karakter yang disukai penggemar.
2. Captain Marvel — 2019
Foto: Entertainment Weekly
Menyusul ulasan tinggi terhadap Infinity War dan dirilisnya Ant-Man and The Wasp, Captain Marvel menghadapi pertarungan yang sengit. Film itu adalah film terakhir yang dirilis sebelum Endgame. Sayang, jadwal perilisan Captain Marvel bukanlah yang ingin dilihat penggemar saat itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda