CERMIN: Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Sabtu, 25 Februari 2023 - 08:28 WIB
Film Missing adalah sekuel terpisah dari Searching yang menyajikan kemasan bercerita inovatif tentang orang hilang. Foto/Sony Pictures Releasing
JAKARTA - Tahun 2018. Saya sedang mempersiapkan jadwal rilis tiga film sekaligus dan dikagetkan dengan rilisnya Searching ke seluruh dunia.

Sebelumnya kita tak pernah membayangkan bahwa seluruh adegan film bisa dituturkan melalui layar ponsel/laptop. Tapi Aneesh Chaganty melakukannya dan berhasil dengan gemilang. Dalam film Searching, Aneesh bercerita soal ayah yang mencari putrinya yang menghilang secara misterius. Tapi yang membuatnya istimewa karena Aneesh menuturkan keseluruhannya melalui layar laptop/ponsel.

Kita melihat sebuah revolusi terjadi. Sebuah bentuk bertutur baru terungkap. Sebuah cara untuk menyikapi zaman saat hampir seluruh aspek kehidupan kita bisa terlihat dari layar ponsel/laptop. Semuanya bisa dipantau melalui teknologi. Aneesh dengan inventif memperlihatkan kepada kita bahwa film bisa diproduksi dengan biaya murah dengan ide 'semahal' itu.

Searching berbiaya kurang dari USD1 juta, jauh lebih murah dari film ulang buat, Balada Si Roy. Tapi film ini bisa mendatangkan keuntungan hingga lebih dari 75 kali lipat. Kita akan selalu mengingat Searchingsebagai film yang inventif, berbiaya murah dan ternyata bisa sangat menguntungkan.





Foto: Sony Pictures Releasing

Tentu saja saya lantas menunggu Missingdengan deg-degan. Dengan pencapaian Searching, saya berpikir apalagi kebaruan yang akan ditawarkan dengan bentuk penceritaan seperti ini?

Ternyata, baik sebagai pembuat film maupun sebagai penonton film, saya terpuaskan. Duet Nicholas D Johnson dan Will Merrick yang duduk di kursi sutradara tahu cara untuk tidak mengecewakan penonton Searching.

Searchingmengungkap cara seorang ayah mencari putrinya, sementara dalam Missing, kita melihat gigihnya seorang anak mencari ibunya. June yang sejak kecil ditinggal ayahnya dibesarkan seorang ibu tunggal yang perhatian dan supercerewet.

Baca Juga: CERMIN: Sepandai-pandai Tupai Melompat

Seperti sebagian besar remaja, kecerewetan ibu masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Tapi kecerewetan itu menjadi sesuatu yang dirindukan ketika suatu hari sang ibu, Grace, menghilang secara misterius ketika berlibur bersama kekasihnya.

Tentu saja June kelabakan. Ia tak siap jika ditinggal sang ibu. Tapi ia tak mau menyerah begitu saja. Karena itulah ia gigih menjadi 'detektif online' mencari keberadaan sang ibu.

Ia melacaknya melalui ponsel dan komputer hingga ke Kolombia, tempat sang ibu dan kekasihnya berlibur. Ia bahkan meminta bantuan orang asing yang dikenalnya via aplikasi. Semua dilakukannya dari rumah, dengan intens dan tak kenal lelah.

kita pun menatap layar bioskop dengan gugup ketika pencarian demi pencarian yang dilakukan June hampir selalu menemui jalan buntu.



Foto: Sony Pictures Releasing

Kisah sang ibu ternyata tak seterang seperti yang kita lihat dalam awal film. Ada bagian tertentu dari hidupnya yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Dan ia melakukannya untuk membuka lembaran baru untuknya dan untuk putrinya, June.

Dialog “seorang ibu akan melakukan apa pun untuk anaknya” menjadi kunci bagi kita sebagai penonton untuk menjumpai kisah ini lebih terang benderang kelak.

Missingberusaha menemukan kesegaran dalam segi penceritaan. Skenario memberi ruang bagi kelokan demi kelokan yang membuat penonton gugup, terkaget, bersorak, dan akhirnya lega. Kelokan-kelokan cerita itu yang membuat kita mengapresiasi keuletan Missinguntuk terus berupaya menyenangkan penonton seperti saya yang bosan dengan cerita dari film/serial/miniseri lokal yang begitu-begitu saja.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More