CERMIN: Reza Rahadian, Trauma, dan Kemarahan Itu
Sabtu, 18 Februari 2023 - 07:39 WIB
JAKARTA - Tahun 2007. Saya masih menjalani karier saya sebagai film publicist dan dunia film Indonesia berkenalan pertama kalinya dengan Reza Rahadian.
Tak ada yang tahu bagaimana seorang aktor menemukan jalannya dalam dunia film. Begitu pula dengan Reza. Pertama kali publik mengenalnya justru dalam film tak bermutu berjudul Film Horor. Yes, judul filmnya memang seperti itu dan diniatkan sebagai Scary Movie-nya Indonesia.
Tapi mutiara selalu bisa ditemukan dalam kubangan lumpur sekalipun. Dua tahun setelahnya, berkat film Emak Ingin Naik Haji, publik mulai mengenali kecakapan Reza dalam soal akting.
Sejauh ini hanya Reza satu-satunya aktor Indonesia yang pernah beroleh empat Piala Citra sekaligus. Sekali ia meraihnya untuk kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI 2009 untuk film Perempuan Berkalung Sorban.
Lalu tiga kali ia membawa pulang Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Terbaik masing-masing untuk film 3 Hati Dua Dunia Satu Cintadalam FFI 2010, Habibie & Ainun dalam FFI 2013 dan My Stupid Boss dariFFI 2016. Tahun ini peluang Reza untuk sekali lagi membawa pulang Piala Citra terbuka lebar untuk perannya dalam film Berbalas Kejam.
Foto: Prime Video
Dalam Berbalas Kejam yang tayang di Prime Video, Reza bertransformasi menjadi pria murung yang menyimpan trauma dan dendam. Penyebabnya, karena melihat istri dan anaknya mati di depan matanya tanpa ia bisa menolong mereka.
Dalam ajang penghargaan sekelas Academy Awards, peran-peran seperti ini menjadi impian para aktor karena menawarkan eksplorasi karakter sekaligus menampilkan jangkauan akting yang lebar dan menantang. Dalam Oscar tahun ini, peran sejenis dimainkan Brian Tyree Henry dalam Causewayyang berhasil membuatnya masuk nomine untuk pertama kalinya.
Baca Juga: CERMIN: Gairah Masa Muda dari Perempuan yang Sedang Jatuh Cinta
Reza Rahadian adalah pilihan tepat dari sutradara Teddy Soeriaatmadja. Keduanya sudah bekerja sama 10 tahun lalu dalam film Something in the Way. Karenanya, Teddy mengenali betul jangkauan akting yang bisa dimainkan Reza. Skenario memang memberi panggung mahaluas bagi Reza untuk memperlihatkan sisi keaktorannya yang selama ini belum pernah dilihat publik.
Trauma dan dendam menjadi dua bahan utama dari Berbalas Kejamyang diolah dengan baik oleh skenario yang ditulis oleh Teddy. Kita melihat Adam yang hancur selama dua tahun, perlahan menghancurkan dirinya sendiri pascakematian istri dan anaknya.
Kita juga melihat Adam berusaha mengelak bahwa hidupnya sedang tak baik-baik saja. Trauma, juga dendam, yang lantas dibalut kemarahan itu perlu bertemu sumbunya untuk meledak.
Foto: Prime Video
Trauma dengan beragam sebabnya juga diproses berbeda-beda oleh setiap orang. Seperti Adam, saya pun pernah merasakan ditinggal oleh ibu dan adik yang sangat saya sayangi dan membuat saya merasa bahwa usia saya pun akan pendek seperti mereka. Tapi tak seperti Adam, ibu saya meninggal karena kecelakaan mobil dan adik saya karena sakit, karenanya saya lebih mudah berdamai dengan trauma dan disembuhkan oleh waktu.
Yang dialami Adam jauh lebih kompleks. Sangat sulit untuk memahami rasanya berada di posisi Adam. Trauma yang akhirnya bercampur baur dengan dendam dan kemarahan itu kita tahu akan meledak.
Kita juga tahu bahwa membalas dendam juga tak akan mengembalikan orang-orang yang kita cintai. Tapi siapa kita yang bisa menghakimi tindakan yang diambil oleh seseorang perihal “berdamai” dengan trauma dan dendamnya?
Tak ada yang tahu bagaimana seorang aktor menemukan jalannya dalam dunia film. Begitu pula dengan Reza. Pertama kali publik mengenalnya justru dalam film tak bermutu berjudul Film Horor. Yes, judul filmnya memang seperti itu dan diniatkan sebagai Scary Movie-nya Indonesia.
Tapi mutiara selalu bisa ditemukan dalam kubangan lumpur sekalipun. Dua tahun setelahnya, berkat film Emak Ingin Naik Haji, publik mulai mengenali kecakapan Reza dalam soal akting.
Sejauh ini hanya Reza satu-satunya aktor Indonesia yang pernah beroleh empat Piala Citra sekaligus. Sekali ia meraihnya untuk kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI 2009 untuk film Perempuan Berkalung Sorban.
Lalu tiga kali ia membawa pulang Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Terbaik masing-masing untuk film 3 Hati Dua Dunia Satu Cintadalam FFI 2010, Habibie & Ainun dalam FFI 2013 dan My Stupid Boss dariFFI 2016. Tahun ini peluang Reza untuk sekali lagi membawa pulang Piala Citra terbuka lebar untuk perannya dalam film Berbalas Kejam.
Foto: Prime Video
Dalam Berbalas Kejam yang tayang di Prime Video, Reza bertransformasi menjadi pria murung yang menyimpan trauma dan dendam. Penyebabnya, karena melihat istri dan anaknya mati di depan matanya tanpa ia bisa menolong mereka.
Dalam ajang penghargaan sekelas Academy Awards, peran-peran seperti ini menjadi impian para aktor karena menawarkan eksplorasi karakter sekaligus menampilkan jangkauan akting yang lebar dan menantang. Dalam Oscar tahun ini, peran sejenis dimainkan Brian Tyree Henry dalam Causewayyang berhasil membuatnya masuk nomine untuk pertama kalinya.
Baca Juga: CERMIN: Gairah Masa Muda dari Perempuan yang Sedang Jatuh Cinta
Reza Rahadian adalah pilihan tepat dari sutradara Teddy Soeriaatmadja. Keduanya sudah bekerja sama 10 tahun lalu dalam film Something in the Way. Karenanya, Teddy mengenali betul jangkauan akting yang bisa dimainkan Reza. Skenario memang memberi panggung mahaluas bagi Reza untuk memperlihatkan sisi keaktorannya yang selama ini belum pernah dilihat publik.
Trauma dan dendam menjadi dua bahan utama dari Berbalas Kejamyang diolah dengan baik oleh skenario yang ditulis oleh Teddy. Kita melihat Adam yang hancur selama dua tahun, perlahan menghancurkan dirinya sendiri pascakematian istri dan anaknya.
Kita juga melihat Adam berusaha mengelak bahwa hidupnya sedang tak baik-baik saja. Trauma, juga dendam, yang lantas dibalut kemarahan itu perlu bertemu sumbunya untuk meledak.
Foto: Prime Video
Trauma dengan beragam sebabnya juga diproses berbeda-beda oleh setiap orang. Seperti Adam, saya pun pernah merasakan ditinggal oleh ibu dan adik yang sangat saya sayangi dan membuat saya merasa bahwa usia saya pun akan pendek seperti mereka. Tapi tak seperti Adam, ibu saya meninggal karena kecelakaan mobil dan adik saya karena sakit, karenanya saya lebih mudah berdamai dengan trauma dan disembuhkan oleh waktu.
Yang dialami Adam jauh lebih kompleks. Sangat sulit untuk memahami rasanya berada di posisi Adam. Trauma yang akhirnya bercampur baur dengan dendam dan kemarahan itu kita tahu akan meledak.
Kita juga tahu bahwa membalas dendam juga tak akan mengembalikan orang-orang yang kita cintai. Tapi siapa kita yang bisa menghakimi tindakan yang diambil oleh seseorang perihal “berdamai” dengan trauma dan dendamnya?
tulis komentar anda