Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia

Senin, 06 April 2020 - 21:40 WIB
Jan van Riebeeck, Penjelajah...
Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia
A A A
Kalian tau, kan, Cape Town itu ibu kota negara mana? Yap, ini adalah ibu kota Afrika Selatan. Yuk, kita kenalan dengan 'penemu' kota ini, yaitu Jan van Riebeeck.

Kalau membahas Afrika Selatan, tentu ingatan kita gak bisa lepas dari sosok Nelson Mandela dan kebijakan politik apartheid pada awal abad ke-20.

Tapi mulai sekarang, kamu juga mesti ingat nama yang satu ini, Jan van Riebeeck. Siapakah dia?

Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia

Foto: Rijkmuseum.nl

Pernah Jadi Anggota VOC

Dilansir dari South African History Online, Riebeeck adalah pendiri dan komandan pertama Cape Town. Ia seorang administrator untuk Dutch East India Company (DEIC). Jan van Riebeeck datang ke ujung selatan Afrika pada 6 April 1652 untuk membuat penyelesaian untuk DEIC.

Johan Anthoniszoon “Jan” van Riebeeck lahir di Culemborg, Belanda pada 21 April 1619, anak dari seorang dokter bedah. Dia hidup di Schiedam dan menikah dengan Maria de la Quellerie pada 28 Maret 1949.

Dari pernikahannya dengan Maria, ia memiliki delapan putra. Salah satunya Abraham van Riebeeck, yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia

Foto: Wikipedia

Jan Van Riebeeck juga pernah menjadi anggota VOC. Ia pernah ditugaskan sebagai asisten ahli bedah di Batavia atau sekarang Jakarta, pada april 1639. Dari sini, dia kemudian pergi ke Jepang.

Kedudukan terpentingnya adalah menjadi ketua pos perdagangan VOC di Tonkin, Vietnam. Akan tetapi, ia dipanggil balik dari pos ini saat ia dijumpai sedang melakukan perdagangan untuk dirinya sendiri.

Selepas dari Indochina, dalam perjalanan pulang, kapal van Riebeck berhenti selama 18 hari di Table Bay dekat Cape of Good Hope, Afrika Selatan. Sementara di sana, van Riebeeck menyadari bahwa daerah tersebut dapat memasok kapal-kapal yang lewat dengan hasil bumi segar.

Pada tahun 1651, van Riebeeck diminta oleh DEIC untuk memimpin pemukiman Belanda di Afrika Selatan. Kemudian van Riebeeck ditugaskan untuk membuat pos perbekalan kapal-kapal di Cape of Good Hope, Afrika Selatan. Pada 6 April 1652, van Riebeeck berlabuh di Cape dengan 3 kapal; Reijer, Dromedaris, dan Goede Hoop. Dia ditemani oleh 82 pria dan delapan wanita, termasuk istrinya, Maria.

Instruksi khusus van Riebeeck bukanlah untuk menjajah Cape, tetapi untuk membangun benteng, mendirikan tiang bendera untuk memberi isyarat kepada kapal yang lewat, dan untuk membangun kapal pengawal untuk mengawal kapal yang lewat dengan aman ke dalam teluk.

Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia

Foto: Dok. VOC

Bentrok dengan Suku Lokal

Musim dingin pertama terbukti sangat sulit bagi para pemukim awal ini. Orang-orang pada saat itu tinggal di gubuk-gubuk kayu, dan karena itu 19 orang meninggal, kebun-kebun hanyut, persediaan makanan berkurang, dan sedikit yang cukup sehat untuk bekerja.

Namun, terlepas dari kesulitan-kesulitan awal ini, mereka bisa memproduksi cukup bahan makanan segar untuk memasok setiap kapal yang lewat selama berada di Cape Town pada 1659. Mereka juga memperoleh persediaan daging melalui barter dan berdagang dengan penduduk asli Khoikhoi.

Anggur merah sering dibawa oleh kapal-kapal berlayar. Menurut orang-orang, anggur merah terutama yang merah muda dapat mencegah penyakit kudis. Cape of Good Hope dianggap sebagai daerah yang menguntungkan untuk menanam anggur, oleh karena itu ketika ia mendirikan pemukiman ia mengimpor potongan anggur dari Eropa.

Sementara itu, permintaan untuk lahan pertanian meningkat, padang rumput tumbuh terus menerus, dan pemukiman terus menyebar dari Table Bay ke arah utara dan timur laut. Masyarakat Khoikhoi merasa terancam wilayahnya dan akhirnya terjadi pemberontakan 1659. Namun masyarakat Khoikhoi kalah dan akhirnya mereka mundur ke utara.

Jan van Riebeeck, Penjelajah Awal Cape Town, Hidup di Batavia

Foto: Thesouthafrican.com

Meski begitu, free bughers (orang-orang Eropa yang pertama datang ke Cape of Good Hope) dilarang memulai industri lokal dan kebebasan perdagangan dilarang karena perusahaan terikat dengan kekayaan DEIC.

Van Riebeeck lalu menulis laporan yang merekomendasikan bahwa free bughers harus diizinkan berdagang, bertani, dan membantu pertahanan selama beberapa waktu. Ketika dia meninggalkan Cape pada 1662, pemukiman kecil itu berjumlah 134 pejabat, 35 free buhgers, 15 perempuan, 22 anak-anak, dan 180 budak.

Sebagai hasil dari perluasan pemukiman, banyak imigran dari seluruh Eropa mulai berimigrasi ke Afrika Selatan. Pada 1688, sekelompok besar Huguenot Prancis yang melarikan diri dari penganiayaan agama lalu menetap di Cape.

Seperti disebutkan di atas, van Riebeeck adalah pemimpin koloni di Cape of Good Hope sampai 1662. Setelah itu, ia dipromosikan menjadi Sekretaris Jenderal Gubernur Hindia Belanda dan bertugas di sana dari tahun 1665 sampai 1677.

Dia tidak pernah kembali untuk tinggal di Belanda. Istrinya, Maria, meninggal di Malaka, yang sekarang menjadi bagian dari Malaysia, pada 2 November 1664 dalam usia 35. Van Riebeeck meninggal di Batavia pada tahun 1677.

Fakhri Benindo
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @fakhri_benindo
(her)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1150 seconds (0.1#10.140)