CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu

Rabu, 21 Desember 2022 - 15:00 WIB
loading...
CERMIN: Pulang adalah...
Film Indonesia Cross The Line menggambarkan beratnya hidup di perantauan dan rindu pulang. Foto/KlikFilm
A A A
JAKARTA - Tahun 2005. Diam-diam saya memutuskan hijrah ke Jakarta. Diam-diam saya memutuskan membuka lembaran baru hidup saya di ibu kota. Dan diam-diam ayah saya selalu merindukan kepulangan saya.

Ada saat dalam hidup ketika kita memutuskan untuk pergi. Mencoba mengadu nasib. Mencoba berjudi dengan takdir. Dan mencoba menguatkan hati untuk bisa mengalahkan masa depan.

Tapi kita tahu pergi berarti akan selau merindukan kepulangan. Untuk kembali bertemu hal-hal yang tertinggal dan ditinggalkan. Untuk kembali menyelesaikan hal-hal yang belum selesai.

Kita tahu bahwa perjuangan baru saja dimulai. Kita paham bahwa saatnya kita untuk mengecap dunia yang sesungguhnya. Tak ada lagi rumah yang nyaman yang selalu terbuka untuk kita. Tak ada lagi teman-teman lama yang selau menghibur kala susah. Dan kita kehilangan kasih sayang keluarga yang selalu akan menerima kita pada saat paling berat sekali pun.

CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu

Foto: KlikFilm

Saya belum pernah menjalani hidup seperti Haris dan Maya dalam film Cross the Lineyang tayang di KlikFilm. Saya belum pernah menjalani hidup sebagai anak buah kapal, yang mesti menyogok sekian puluh juta untuk bisa bekerja dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk bergulat dengan pekerjaan dan dosa-dosa.

Saya belum pernah menjalani hidup sebagai petugas kebersihan di kapal yang juga menyambi sebagai pelayan restoran demi mengumpulkan uang untuk membayar utang dan denda yang menggunung. Tapi saya tahu rasanya bekerja sedemikian kerasnya sehingga pulang terasa seperti ilusi.

Cross the Lineadalah sebuah upaya menarik dari Razka Robby Ertanto untuk menyajikan cerita berbeda dari kebanyakan film Indonesia. Sebuah inisiatif yang perlu diapresiasi untuk menyajikan kehidupan kelas pekerja yang sebagian besar dari kita tak tahu seperti apa.

Kita sudah bosan menyaksikan cerita cinta yang begitu-begitu saja di bioskop. Kita jenuh menonton kisah anak-anak SMA yang semakin lama terasa semakin mudah ditebak di layanan streaming.Kita perlu memuaskan dahaga akan cerita-cerita yang segar dan menarik.

CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu

Foto: KlikFilm

Sebagian besar dari kita digerakkan oleh impian dan harapan untuk mengubah hidup lebih baik. Terkadang dengan menempuh risiko apa pun. Terkadang dengan melanggar banyak rambu, melakukan sekian dosa, bisa saja karena seseorang tak punya pilihan lain.

Saya membayangkan diri saya sebagai Haris yang trenyuh dengan sang kekasih yang butuh uang Rp35 juta agar bisa bebas dari pekerjaan yang dilakoninya. Saya membayangkan diri saya sebagai Haris yang tak punya waktu untuk berdialog dengan dirinya sendiri sebelum melakukan dosa. Tapi saya tahu dan bisa membayangkan bahwa Haris masih punya hati nurani.

Menjadi Maya pun sama sulitnya. Seorang perempuan muda dan cantik yang rela bekerja kasar di kapal. Rela menggosok toilet penuh karat berulang-ulang hingga bersih.

Baca Juga: 6 Film Korea dengan Rating Tertinggi Sepanjang Masa di MyDramaList

Hingga tiba saat ia tak punya pilihan untuk keluar dari batasan yang dijaganya secara sakral. Maya berkompromi dengan hidupnya, hanya untuk satu alasan: agar bisa pulang.

Karena pulang bisa jadi adalah perkara rindu. Saya pernah di posisi Maya ketika diberitahu adik saya sedang sakit keras dan tiket pesawat ke Makassar tak terjangkau. Perih rasanya ketika berada jauh di seberang lautan dari seseorang yang kita sayangi. Dan saya ikut menangis bersama Maya yang hanya bisa menahan kerinduannya diam-diam.

CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu

Foto: KlikFilm

Bagi Maya dan Haris, pulang tak lagi sederhana. Kadang seseorang memilih tak pulang karena merasa belum menggapai mimpi dan harapannya. Belum ada sesuatu yang bisa dibanggakannya ketika kembali ke rumah.

Pulang memang bisa mengobati rasa rindu, tapi ada yang lebih penting dari itu semua: keinginan untuk mewujudkan hidup yang lebih layak.

Maya dan Haris mengalahkan banyak hal dalam diri mereka. Dan kita memahami pilihan-pilihan yang mereka buat. Kita tak menghakimi tindakan-tindakan yang harus mereka lakukan. Mungkin kita juga akan seperti Maya dan Haris jika dihadapkan pada situasi yang sama.

Baca Juga: 6 Film Korea dengan Rating Tertinggi Sepanjang Masa di MyDramaList

Suara dari pelantang suara terdengar. Membunyikan lantunan puisi dari Jalaluddin Rumi, Saatnya Kita Pulang.

Malam larut, malam memulai hujan
inilah saatnya untuk kembali pulang.
Kita sudah cukup jauh mengembara
menjelajah rumah-rumah kosong.
Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal saja
dan bertemu orang-orang baru ini.
Aku tahu: bahkan lebih pantas
untuk menuntaskan malam di sini bersama mereka,
tapi aku hanya ingin kembali pulang.


CROSS THE LINE
Produser: Razka Robby Ertanto, Agung Haryanto
Sutradara: Razka Robby Ertanto
Penulis Skenario: Razka Robby Ertanto, Titien Wattimena
Pemain: Shenina Cinnamon, Chicco Kurniawan, Seroja Hafiedz

ICHWAN PERSADA
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)