Fintech dalam Kehidupan Sehari-hari Gen Z, Ini Manfaatnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Digitalisasi telah merambat ke segala bidang, termasuk sektor ekonomi. Usai pandemi Covid-19, laju digitalisasi semakin cepat dan kian berkembang.
Istilahfinancial technologyalias fintech kini telah sering digunakan. Dengan adanya terobosan baru bernamafintech, masyarakat dapat bertransaksi tanpa tatap muka.
Dikutip dari situs web resmi Bank Indonesia,fintechmerupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dan teknologi untuk membawa berbagai perubahan. Model bisnis dari konvensional pun menjadi moderat.
Proses pembayaran dari yang harus bertatap muka dan membawa sejumlah uang tunai berubah menjadi dilakukan secara jarak jauh dengan pembayaran yang dapat tuntas dalam hitungan detik.Fintech berkembang seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi pengguna teknologi informasi dengan tuntutan hidup yang serba cepat.
Lebih dari 50% masyarakat Indonesia merupakan generasi milenial dan juga generasi zilenial. Generasi muda saat ini tentunya sudah sangat akrab dengan perkembangan teknologi dan informasi, bahkan Gen Z memiliki julukan sebagaii-Generationatau generasi internet.
Dengan berkembangnyafintech,permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran, seperti harus pergi langsung ke bank untuk melakukan transaksi kini dapat diminimalisir.Fintechjuga membantu transaksi jual-beli dan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis, tapi tetap efektif. Secara tidak langsungfintechdapat mempercepat pertumbuhan ekonomi karena kini transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
Seorang konsumen, I Kadek Dipa Samara Kharisma, yang diwawancarai via Google Meet, merasakan beberapa manfaatfintechyang ia rasakan. Menurutnya,fintechmampu memfasilitasi transaksi dengan harga yang lebih murah bahkan tanpa tambahan biaya apa pun.
Selain itu, pilihan yang lebih banyak memberikan konsumen ruang untuk memilih aplikasifintechyang ingin digunakan sesuai dengan keperluan dan keinginan. Beberapa aplikasidigital payment systemyang banyak digunakan adalah OVO, DANA, dan GoPay.
Aplikasi-aplikasi ini tentunya sudah tidak asing lagi digunakan oleh generasi muda. Tidak hanya memfasilitasi transfer ke sesama pengguna aplikasi, aplikasi-aplikasi ini juga dapat digunakan untuk pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Perkembanganfintechyang kian pesat mendorong Bank Indonesia untuk melakukan upaya dalam menjaga ketertiban lalu lintas pembayaran terkait denganfintech. Bank Indonesia memastikan adanya perlindungan terhadap konsumen, sehingga seluruh data dan informasi konsumen dijamin aman.
Bank Indonesia juga mewajibkan setiap pelaku usaha untuk mematuhi peraturan makroprudensial, mengetahui lebih dalam mengenai pasar keuangan, dan memanfaatkan sistem pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk menjaga data dan informasi konsumen. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan usaha yang melibatkanfintechdan sistem pembayaran berbasis digital.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kegiatan Indonesia Fintech Summit 2022 yang diadakan di Padma Resort Legian pada 11 November lalu, mengatakan bahwa Covid-19 mempercepat digitalisasi di Indonesia. Secara tidak langsung, digitalisasi di Indonesia juga mempengaruhi percepatan pertumbuhanfintechyang mampu mendukung literasi keuangan digital dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Sayangnya, hal ini belum diikuti dengan pengadaan internet yang memadai dan merata di seluruh kawasan Indonesia. Sri mengatakan bahwa dana digitalisasi Indonesia adalah satu-satunya pendanaan yang tidak dipotong meskipun ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Hal ini dilakukan demi mempersiapkan Indonesia yang mampu menghadapi era digitalisasi, terutama digitalisasi sistem pembayaran.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan bahwa lebih dari 25 juta orang sudah menggunakan QRIS. Adapun ada lebih dari 22 jutamerchantdengan 90% darimerchanttersebut adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menggunakan sistem pembayaran tersebut.
QRIS adalah sistem pembayaran digital danfintechdengan maksimal transaksi Rp10 juta per transaksi. Bank Indonesia juga sedang mengembangkanretail paymentseperti sukuk retail. Oleh karena itu, lahirlah BI-FAST yang mampu melakukan transaksi selama 24 jam dengan biaya transaksi yang lebih murah.
Selain itu, Bank Indonesia juga tengah mempersiapkan peluncuranwhite paperCentral Bank Digital Currency (CBDC), termasuk QRIS dan BI-FAST yang akan terus dikembangkan untuk menjadiCross Border Payment Methods.
Perkembanganfintechdalam bidang ekonomi terjadi dengan sangat cepat, terutama dalam bidang sistem pembayaran digital. Anak muda sebagaii-generationsudah seharusnya dapat mengimbangi perkembangan ini demi mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Dengan bantuan para penerus bangsa, roda perekonomian dapat terus berputar menuju Indonesia maju.
GenBI
Ni Luh Auldrien Ayu Putri
Universitas Pendidikan Nasional
Istilahfinancial technologyalias fintech kini telah sering digunakan. Dengan adanya terobosan baru bernamafintech, masyarakat dapat bertransaksi tanpa tatap muka.
Dikutip dari situs web resmi Bank Indonesia,fintechmerupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dan teknologi untuk membawa berbagai perubahan. Model bisnis dari konvensional pun menjadi moderat.
Proses pembayaran dari yang harus bertatap muka dan membawa sejumlah uang tunai berubah menjadi dilakukan secara jarak jauh dengan pembayaran yang dapat tuntas dalam hitungan detik.Fintech berkembang seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi pengguna teknologi informasi dengan tuntutan hidup yang serba cepat.
Lebih dari 50% masyarakat Indonesia merupakan generasi milenial dan juga generasi zilenial. Generasi muda saat ini tentunya sudah sangat akrab dengan perkembangan teknologi dan informasi, bahkan Gen Z memiliki julukan sebagaii-Generationatau generasi internet.
Dengan berkembangnyafintech,permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran, seperti harus pergi langsung ke bank untuk melakukan transaksi kini dapat diminimalisir.Fintechjuga membantu transaksi jual-beli dan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis, tapi tetap efektif. Secara tidak langsungfintechdapat mempercepat pertumbuhan ekonomi karena kini transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
Seorang konsumen, I Kadek Dipa Samara Kharisma, yang diwawancarai via Google Meet, merasakan beberapa manfaatfintechyang ia rasakan. Menurutnya,fintechmampu memfasilitasi transaksi dengan harga yang lebih murah bahkan tanpa tambahan biaya apa pun.
Selain itu, pilihan yang lebih banyak memberikan konsumen ruang untuk memilih aplikasifintechyang ingin digunakan sesuai dengan keperluan dan keinginan. Beberapa aplikasidigital payment systemyang banyak digunakan adalah OVO, DANA, dan GoPay.
Aplikasi-aplikasi ini tentunya sudah tidak asing lagi digunakan oleh generasi muda. Tidak hanya memfasilitasi transfer ke sesama pengguna aplikasi, aplikasi-aplikasi ini juga dapat digunakan untuk pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Perkembanganfintechyang kian pesat mendorong Bank Indonesia untuk melakukan upaya dalam menjaga ketertiban lalu lintas pembayaran terkait denganfintech. Bank Indonesia memastikan adanya perlindungan terhadap konsumen, sehingga seluruh data dan informasi konsumen dijamin aman.
Bank Indonesia juga mewajibkan setiap pelaku usaha untuk mematuhi peraturan makroprudensial, mengetahui lebih dalam mengenai pasar keuangan, dan memanfaatkan sistem pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk menjaga data dan informasi konsumen. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan usaha yang melibatkanfintechdan sistem pembayaran berbasis digital.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kegiatan Indonesia Fintech Summit 2022 yang diadakan di Padma Resort Legian pada 11 November lalu, mengatakan bahwa Covid-19 mempercepat digitalisasi di Indonesia. Secara tidak langsung, digitalisasi di Indonesia juga mempengaruhi percepatan pertumbuhanfintechyang mampu mendukung literasi keuangan digital dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Sayangnya, hal ini belum diikuti dengan pengadaan internet yang memadai dan merata di seluruh kawasan Indonesia. Sri mengatakan bahwa dana digitalisasi Indonesia adalah satu-satunya pendanaan yang tidak dipotong meskipun ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Hal ini dilakukan demi mempersiapkan Indonesia yang mampu menghadapi era digitalisasi, terutama digitalisasi sistem pembayaran.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan bahwa lebih dari 25 juta orang sudah menggunakan QRIS. Adapun ada lebih dari 22 jutamerchantdengan 90% darimerchanttersebut adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menggunakan sistem pembayaran tersebut.
QRIS adalah sistem pembayaran digital danfintechdengan maksimal transaksi Rp10 juta per transaksi. Bank Indonesia juga sedang mengembangkanretail paymentseperti sukuk retail. Oleh karena itu, lahirlah BI-FAST yang mampu melakukan transaksi selama 24 jam dengan biaya transaksi yang lebih murah.
Selain itu, Bank Indonesia juga tengah mempersiapkan peluncuranwhite paperCentral Bank Digital Currency (CBDC), termasuk QRIS dan BI-FAST yang akan terus dikembangkan untuk menjadiCross Border Payment Methods.
Perkembanganfintechdalam bidang ekonomi terjadi dengan sangat cepat, terutama dalam bidang sistem pembayaran digital. Anak muda sebagaii-generationsudah seharusnya dapat mengimbangi perkembangan ini demi mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Dengan bantuan para penerus bangsa, roda perekonomian dapat terus berputar menuju Indonesia maju.
GenBI
Ni Luh Auldrien Ayu Putri
Universitas Pendidikan Nasional
(ita)