Nasib Jadi Fanboy K-Pop, Sering Diejek sampai Harus Kucing-Kucingan
loading...
A
A
A
EXO. Foto: YouTube EXO
Saking 'pegel'-nya sering dikomentari negatif, para fanboy ternyata ada yang sampai merahasiakan hobinya tersebut.
“Dulu sebelum K-pop mendunia seperti sekarang ini, suka K-pop itu rasanya seperti main kucing-kucingan. Setelah denger komentar negatif dari teman, rasanya pengen tutupin, apalagi dari keluarga. Jadi, sebisa mungkin dulu, tuh,gak memperlihatkan kesukaan aku sama K-pop,” curhat Thoriq.
Bukan Penggemar Biasa
Dengan stigma tersebut, gak heran, sosok fanboy menjadi terasa langka. Walau begitu, jumlahnya yang gak sebanyak fangirl bikin keberadaannya terasa istimewa.
“Aku punya banyak teman-teman fangirl dan mereka banyak yang suka dengan keberadaan fanboy, karena fanboy K-pop, tuh, gak banyak. Selain itu tiap ada kesempatan ketemu sesama fanboy jadi seneng banget, karena kita ngerasa punya frekuensi yang sama apalagi kalau suka grup yang sama,” jelas Thoriq.
Thoriq juga membagikan ceritanya tentang hobinya dengan musik Kpop. Sejak 2019 lalu, dia tergabung dengan komunitas Sahabat Korea, yang giat membagikan cerita tentang budaya Korea Selatan.
Thoriqmenerima penghargaan utama Sahabat Korea 2019. Foto: Instagram @thoriqhafidz.kjh
Mahasiswa sastra Korea ini juga jadi youtuber dengan lebih dari 10.000 pengikut. Lewat kanal YouTube-nya, Thoriq Cetar, dia membagikan banyak konten berbau Korea mulai dari reaksi video musik, kebudayaan Korea, pemerintahan Korea, acara-acara Korea, sampai belajar bahasa Korea secara daring.
Meski K-pop udah'dilihat', tapi stigma pasti akan tetap ada. Namun melihat grup-grup K-pop yang tahan banting dengan haters dan ujaran kebencian, akhirnya bikin penggemarnya juga ikut terlatih lebih kuat.
Ramdhani Kusuma Putra
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @ramable_
(it)