5 Film Indonesia Minim Dialog, tapi Tetap Menarik dan Penuh Makna
loading...
A
A
A
Film ini menyuguhkan alur campuran dengan kilas balik ingatan Salim terhadap kejadian 14 tahun lalu dalam setiap wawancaranya dengan Hanna. Dialog dalam film ini cenderung minim, tidak terlalu intens antarsetiap tokoh. Namun sinematografi tanpa dialog yang disuguhkan justru membuat jalan cerita jauh lebih dramatis dan menarik.
4. Jakarta vs Everybody (2021)
Foto:Pratama Pradana Pictures
Film buatan Pratama Pradana Pictures ini menceritakan tentang Dom, seorang pemuda yang sedang mencari jati diri di tengah kerasnya kehidupan ibu kota. Ia bercita-cita menjadi seorang artis, tapi perjuangannya tak juga membuahkan hasil. Ia justru mendapatkan pelecehan seksual.
Sejak saat itu, ia mencari cara lain untuk tetap bertahan hidup dan menghasilkan uang hingga akhirnya menjadi seorang kurir narkoba dengan memanfaatkan kemampuan aktingnya. Namun pekerjaannya sebagai pengedar narkoba tak berjalan mulus hingga ia bertemu dengan seorang perias mayat yang mendukungnya untuk kembali mengejar cita-citanya.
Ekspresi dari setiap pemain memperkuat jalan cerita film ini. Film minim dialog yang dibintangi oleh Jefri Nichol ini juga berani menyuguhkan hal-hal yang meski sudah menjadi hal umum untuk diketahui, tapi sedikit yang membahas secara detail seperti dalam film.
5. Mudik (2019)
Foto: Mola TV
Film ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang sedang mengalami konflik rumah tangga dan memulai perjalanan untuk mudik. Di tengah jalan, saat sang istri yaitu Aida menyetir, ia menabrak beberapa pengendara,.t
Namun bukannya berhenti, ia justru menancap gas. Karena merasa menyesal, mereka lalu kembali ke tempat kejadian. Namun sayang korban sudah keburu meninggal.
Baca Juga: 8 Karakter Pendukung Anime yang Lebih Populer dari Karakter Utama
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Aida dan Firman memutuskan bermusyawarah dengan keluarga korban dan tinggal selama berhari-hari di kampung tersebut demi berdamai.
Film ini tak terlalu banyak dialog. Namun penggambaran yang disuguhkan dari sinematografinya dan ekspresi serta gestur tubuh dari setiap pemain membuat film ini hidup dalam kesunyian dialognya. Film ini pun berhasil memenangkan penghargaan Piala Citra untuk skenario asli terbaik pada 2020.
Nimas Anggraini Kencanasari
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @dv_237
4. Jakarta vs Everybody (2021)
Foto:Pratama Pradana Pictures
Film buatan Pratama Pradana Pictures ini menceritakan tentang Dom, seorang pemuda yang sedang mencari jati diri di tengah kerasnya kehidupan ibu kota. Ia bercita-cita menjadi seorang artis, tapi perjuangannya tak juga membuahkan hasil. Ia justru mendapatkan pelecehan seksual.
Sejak saat itu, ia mencari cara lain untuk tetap bertahan hidup dan menghasilkan uang hingga akhirnya menjadi seorang kurir narkoba dengan memanfaatkan kemampuan aktingnya. Namun pekerjaannya sebagai pengedar narkoba tak berjalan mulus hingga ia bertemu dengan seorang perias mayat yang mendukungnya untuk kembali mengejar cita-citanya.
Ekspresi dari setiap pemain memperkuat jalan cerita film ini. Film minim dialog yang dibintangi oleh Jefri Nichol ini juga berani menyuguhkan hal-hal yang meski sudah menjadi hal umum untuk diketahui, tapi sedikit yang membahas secara detail seperti dalam film.
5. Mudik (2019)
Foto: Mola TV
Film ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang sedang mengalami konflik rumah tangga dan memulai perjalanan untuk mudik. Di tengah jalan, saat sang istri yaitu Aida menyetir, ia menabrak beberapa pengendara,.t
Namun bukannya berhenti, ia justru menancap gas. Karena merasa menyesal, mereka lalu kembali ke tempat kejadian. Namun sayang korban sudah keburu meninggal.
Baca Juga: 8 Karakter Pendukung Anime yang Lebih Populer dari Karakter Utama
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Aida dan Firman memutuskan bermusyawarah dengan keluarga korban dan tinggal selama berhari-hari di kampung tersebut demi berdamai.
Film ini tak terlalu banyak dialog. Namun penggambaran yang disuguhkan dari sinematografinya dan ekspresi serta gestur tubuh dari setiap pemain membuat film ini hidup dalam kesunyian dialognya. Film ini pun berhasil memenangkan penghargaan Piala Citra untuk skenario asli terbaik pada 2020.
Nimas Anggraini Kencanasari
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @dv_237
(ita)