Galaxy S10+ 1 TB di 2020, Setelah Setahun Pemakaian…
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mungkin inilah smartphone terbaik yang pernah saya gunakan: Galaxy S10+. Rasanya fitur, teknologi, serta kemampuannya akan tetap relevan hingga 2-3 tahun mendatang.
Selama 2019 kemarin memang saya cukup banyak melakukan traveling. Baik di dalam atau di luar kota. Selama itu, Galaxy S10+ banyak membantu saya membuat konten video dan foto. Untuk ngevlog, sosial media, bahkan pekerjaan kantor.
Di awal 2019 bahkan seorang teman menantang saya ini: bisakah membuat video blog (vlog) tentang perjalanan hanya menggunakan smartphone?
Tantangannya menarik, karena ia tahu saat traveling gadget yang saya bawa cukup banyak. Mulai action camera seperti GoPro, kamera saku digital digital Canon G7x Mark II, juga drone DJI Mavic Pro.
Momennya juga pas, karena saya sedang berencana melakukan perjalanan “campervan” di New Zealand. Tentu saja, menggantungkan diri hanya pada satu smartphone memang berisiko. Apalagi perjalanan tersebut sudah direncanakan lama sekali. Tentunya saya ingin mendapatkan dokumentasi foto dan video yang terbaik.
Tapi, tantangan itu akhirnya saya iyakan. Saat dirilis, Samsung Galaxy S10+ menurut saya sudah memiliki fitur yang sangat mumpuni. Mulai tiga kamera kamera belakang dengan ultra wide angle hingga Super Steady Video.
Hasilnya, lebih dari 6 vlog perjalanan saya di New Zealand hasilnya sangat memuaskan.
Banyak pelajaran yang saya dapat. Pertama, Galaxy S10+ lebih dari cukup untuk membuat video blog yang sangat baik. Kedua, less is more, saya tidak pusing memindah dan mengurutkan file hasil rekaman karena ada dalam satu perangkat. Terakhir, karena bertumpu di satu alat, saya bisa lebih banyak mengeksplore fitur-fitur S10+ seperti Scene Optimizer hingga Hyperlapse.
Secara keseluruhan, selama setahun terakhir ada banyak hal yang saya sukai dari S10+ yang sangat membantu keseharian saya. Berikut beberapa diantaranya:
1.SPEK DEWA
Hingga sekarang Galaxy S10+ masih menjadi ponsel Android tercepat di pasar dengan Exynos 9820 (setara Snapdragon 855). Tidak ada gim, aplikasi, dan kegiatan multitasking yang bisa membuatnya kewalahan. Terutama dengan RAM 12 GB dan memori internal 1 TB.
Ditunjang baterai Li-Ion 4.100 mAh dan kamera 12 MP + 12 MP + 16 MP. Ketika dirilis, harganya Rp23.999.000. Kini, S10+ tipe tertinggi masih dibanderol Rp19.999.000. Saya juga suka dengan software One UI Android 9 yang sederhana dan bersih. Juga mudah dikustomisasi sesuai keinginan. Misalnya mengaktifkan Dark Mode.
2. LAYAR DAN UKURANNYA PAS
Layar 6.4 inci Quad HD+ Dynamic AMOLED Infinity-O Display (3040x1440) 522 ppi dengan HDR10+ milik Galaxy S10+ sangat memuaskan. Ukuran 6.4 inci menurut saya juga sudah pas. Tidak terlalu besar, tidak pula kekecilan.
Beratnya 175 gram, dengan ketebalan hanya 7.8 mm. Sehingga ketika ditambah casing shock proof tebal seperti OtterBox, Spigen, atau UAG, tidak sampai mengganggu.
Saya pun tidak pernah bermasalah dengan desain kamera selfie ganda yang katanya mengganggu, Bisa diakali dengan wallpaper, atau dibiarkan saja karena sudah terbiasa.
3. PENYIMPANAN TOTAL 1.500 GB
Ini harus saya sebut lagi: memori internal 1 TB atau 1.000 GB atau 1.000.000 MB. 1 TB juga setara 4 buah (256 GB) laptop Windows atau MacBook. Sebuah hard drive eksternal biasanya memiliki penyimpanan mulai 1 TB hingga 4 TB. Pun, masih ada selot microSD hingga 512 GB sehingga total kapasitas simpannya mencapai 1.5 TB.
Untuk apa saja penyimpanan sebanyak itu? Yang jelas, saya tidak pernah khawatir memori akan penuh. Seluruh file tersimpan dalam satu tempat. Saya menyimpan ratusan video YouTube yang bisa ditonton saat di pesawat atau commuting menggunakan KRL. Ada ratusan video dan ribuan foto yang saya ambil sejak awal tahun. Itu pun total memori yang saya gunakan baru mendekati 512 GB.
Yang jelas Galaxy S10+ ideal untuk konten kreator hardcore yang butuh banyak ruang untuk multimedia. Rasanya seperti membawa HDD eksternal, tapi dalam sebuah ponsel yang tetap ringkas dan ringan. Ajaib.
4. ULTRASONIC FINGERPRINT SENSOR
Di zamannya, Galaxy S10+ adalah pionir yang menggunakan fitur ini. Ultrasonic fingerprint sensor saya manfaatkan setiap hari, setiap saat. Untuk membuka ponsel, juga untuk masuk ke aplikasi finansial seperti Ovo, Dana, dan Jenius.
Praktis, karena tidak perlu mengetik password. Juga, karena hanya perlu menyentuh jempol di permukaan layar. Memang tidak selalu akurat. Terkadang harus 2-3 kali mencoba baru berhasil. Tapi tetap lebih cepat dibanding mengetik kata sandi.
5. SELOT JACK 3,5 MM
Sebut saya konvensional, tapi selot jack 3,5 mm adalah fitur wajib di ponsel sampai kapan pun. Pertama, karena tidak perlu bingung mencari konverter ketika memakai earphone atau headphone yang berbeda-beda. Kedua, saya ingin bisa mendengarkan musik atau menonton YouTube sambil ngecharge ponsel. Ketiga, opsi menggunakan earphone Bluetooth bukan favorit saya.
6. KAMERA TELE, WIDE, DAN ULTRAWIDE
Ponsel ini tidak punya kamera 64 MP atau 108 MP. Tidak bisa zooming puluhan, bahkan ratusan kali. Tapi, ternyata kamera 16-MP ultrawide (f/2.2), 12-MP dual-pixel wide (f/1.5, f/2.4), dan 12-MP telephoto (f/2.4) Galaxy S10+ sudah membuat saya puas. Dengan tiga kameranya itu saya puas merekam taman dan jembatan indah di San Francisco, gedung-gedung tinggi New York, danau cantik di New Zealand, salju di Jepang, hingga pantai di Hawaii.
7. SCENE OPTIMIZER DAN SHOOT SUGGESTION
Dua fitur ini selalu saya gunakan saat memotret. Scene optimizer adalah AI (kecerdasan buatan) yang membantu menentukan penyetelan terbaik. Sedangkan shoot suggestion membantu saya menentukan sudut pengambilan gambar terbaik. Memotret tidak pusing lagi menyetel ini itu atau memilih angle terbaik. Hanya perlu ambil kamera dari kantong dan tekan tombol shutter.
8. SUPER STEADY VIDEO
Untuk membuat vlog, fitur super steady sangat praktis karena tidak perlu membawa gimbal. Saya hanya membawa smartphone stick mungil saat traveling. Super Steady Video saya aktifkan ketiga merekam adegan bergerak. Di mobil, motor, sepeda, hingga berjalan. Bahkan S10+ mampu merekam 4K di 30/60 fps, walau hampir tidak pernah digunakan. Saya lebih suka mengeksplorasi fitur seperti Super Slow Motion hingga Hyperlapse.
Selama 2019 kemarin memang saya cukup banyak melakukan traveling. Baik di dalam atau di luar kota. Selama itu, Galaxy S10+ banyak membantu saya membuat konten video dan foto. Untuk ngevlog, sosial media, bahkan pekerjaan kantor.
Di awal 2019 bahkan seorang teman menantang saya ini: bisakah membuat video blog (vlog) tentang perjalanan hanya menggunakan smartphone?
Tantangannya menarik, karena ia tahu saat traveling gadget yang saya bawa cukup banyak. Mulai action camera seperti GoPro, kamera saku digital digital Canon G7x Mark II, juga drone DJI Mavic Pro.
Momennya juga pas, karena saya sedang berencana melakukan perjalanan “campervan” di New Zealand. Tentu saja, menggantungkan diri hanya pada satu smartphone memang berisiko. Apalagi perjalanan tersebut sudah direncanakan lama sekali. Tentunya saya ingin mendapatkan dokumentasi foto dan video yang terbaik.
Tapi, tantangan itu akhirnya saya iyakan. Saat dirilis, Samsung Galaxy S10+ menurut saya sudah memiliki fitur yang sangat mumpuni. Mulai tiga kamera kamera belakang dengan ultra wide angle hingga Super Steady Video.
Hasilnya, lebih dari 6 vlog perjalanan saya di New Zealand hasilnya sangat memuaskan.
Banyak pelajaran yang saya dapat. Pertama, Galaxy S10+ lebih dari cukup untuk membuat video blog yang sangat baik. Kedua, less is more, saya tidak pusing memindah dan mengurutkan file hasil rekaman karena ada dalam satu perangkat. Terakhir, karena bertumpu di satu alat, saya bisa lebih banyak mengeksplore fitur-fitur S10+ seperti Scene Optimizer hingga Hyperlapse.
Secara keseluruhan, selama setahun terakhir ada banyak hal yang saya sukai dari S10+ yang sangat membantu keseharian saya. Berikut beberapa diantaranya:
1.SPEK DEWA
Hingga sekarang Galaxy S10+ masih menjadi ponsel Android tercepat di pasar dengan Exynos 9820 (setara Snapdragon 855). Tidak ada gim, aplikasi, dan kegiatan multitasking yang bisa membuatnya kewalahan. Terutama dengan RAM 12 GB dan memori internal 1 TB.
Ditunjang baterai Li-Ion 4.100 mAh dan kamera 12 MP + 12 MP + 16 MP. Ketika dirilis, harganya Rp23.999.000. Kini, S10+ tipe tertinggi masih dibanderol Rp19.999.000. Saya juga suka dengan software One UI Android 9 yang sederhana dan bersih. Juga mudah dikustomisasi sesuai keinginan. Misalnya mengaktifkan Dark Mode.
2. LAYAR DAN UKURANNYA PAS
Layar 6.4 inci Quad HD+ Dynamic AMOLED Infinity-O Display (3040x1440) 522 ppi dengan HDR10+ milik Galaxy S10+ sangat memuaskan. Ukuran 6.4 inci menurut saya juga sudah pas. Tidak terlalu besar, tidak pula kekecilan.
Beratnya 175 gram, dengan ketebalan hanya 7.8 mm. Sehingga ketika ditambah casing shock proof tebal seperti OtterBox, Spigen, atau UAG, tidak sampai mengganggu.
Saya pun tidak pernah bermasalah dengan desain kamera selfie ganda yang katanya mengganggu, Bisa diakali dengan wallpaper, atau dibiarkan saja karena sudah terbiasa.
3. PENYIMPANAN TOTAL 1.500 GB
Ini harus saya sebut lagi: memori internal 1 TB atau 1.000 GB atau 1.000.000 MB. 1 TB juga setara 4 buah (256 GB) laptop Windows atau MacBook. Sebuah hard drive eksternal biasanya memiliki penyimpanan mulai 1 TB hingga 4 TB. Pun, masih ada selot microSD hingga 512 GB sehingga total kapasitas simpannya mencapai 1.5 TB.
Untuk apa saja penyimpanan sebanyak itu? Yang jelas, saya tidak pernah khawatir memori akan penuh. Seluruh file tersimpan dalam satu tempat. Saya menyimpan ratusan video YouTube yang bisa ditonton saat di pesawat atau commuting menggunakan KRL. Ada ratusan video dan ribuan foto yang saya ambil sejak awal tahun. Itu pun total memori yang saya gunakan baru mendekati 512 GB.
Yang jelas Galaxy S10+ ideal untuk konten kreator hardcore yang butuh banyak ruang untuk multimedia. Rasanya seperti membawa HDD eksternal, tapi dalam sebuah ponsel yang tetap ringkas dan ringan. Ajaib.
4. ULTRASONIC FINGERPRINT SENSOR
Di zamannya, Galaxy S10+ adalah pionir yang menggunakan fitur ini. Ultrasonic fingerprint sensor saya manfaatkan setiap hari, setiap saat. Untuk membuka ponsel, juga untuk masuk ke aplikasi finansial seperti Ovo, Dana, dan Jenius.
Praktis, karena tidak perlu mengetik password. Juga, karena hanya perlu menyentuh jempol di permukaan layar. Memang tidak selalu akurat. Terkadang harus 2-3 kali mencoba baru berhasil. Tapi tetap lebih cepat dibanding mengetik kata sandi.
5. SELOT JACK 3,5 MM
Sebut saya konvensional, tapi selot jack 3,5 mm adalah fitur wajib di ponsel sampai kapan pun. Pertama, karena tidak perlu bingung mencari konverter ketika memakai earphone atau headphone yang berbeda-beda. Kedua, saya ingin bisa mendengarkan musik atau menonton YouTube sambil ngecharge ponsel. Ketiga, opsi menggunakan earphone Bluetooth bukan favorit saya.
6. KAMERA TELE, WIDE, DAN ULTRAWIDE
Ponsel ini tidak punya kamera 64 MP atau 108 MP. Tidak bisa zooming puluhan, bahkan ratusan kali. Tapi, ternyata kamera 16-MP ultrawide (f/2.2), 12-MP dual-pixel wide (f/1.5, f/2.4), dan 12-MP telephoto (f/2.4) Galaxy S10+ sudah membuat saya puas. Dengan tiga kameranya itu saya puas merekam taman dan jembatan indah di San Francisco, gedung-gedung tinggi New York, danau cantik di New Zealand, salju di Jepang, hingga pantai di Hawaii.
7. SCENE OPTIMIZER DAN SHOOT SUGGESTION
Dua fitur ini selalu saya gunakan saat memotret. Scene optimizer adalah AI (kecerdasan buatan) yang membantu menentukan penyetelan terbaik. Sedangkan shoot suggestion membantu saya menentukan sudut pengambilan gambar terbaik. Memotret tidak pusing lagi menyetel ini itu atau memilih angle terbaik. Hanya perlu ambil kamera dari kantong dan tekan tombol shutter.
8. SUPER STEADY VIDEO
Untuk membuat vlog, fitur super steady sangat praktis karena tidak perlu membawa gimbal. Saya hanya membawa smartphone stick mungil saat traveling. Super Steady Video saya aktifkan ketiga merekam adegan bergerak. Di mobil, motor, sepeda, hingga berjalan. Bahkan S10+ mampu merekam 4K di 30/60 fps, walau hampir tidak pernah digunakan. Saya lebih suka mengeksplorasi fitur seperti Super Slow Motion hingga Hyperlapse.