Meredakan Amarah ala Thich Nhat Hanh, The Father of Mindfulness

Kamis, 28 Mei 2020 - 22:30 WIB
loading...
Meredakan Amarah ala Thich Nhat Hanh, The Father of Mindfulness
Bersikap tenang dan mampu mengendalikan amarah adalah seni tersendiri untuk bisa hidup bahagia. Foto/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Di bawah pohon Bodhi di India, 25 abad yang lalu, Buddha mencapai pengertian bahwa sumber dari semua ketidakbahagiaan kita ada pada tiga hal.

Tiga hal itu adalah pandangan yang salah, nafsu keinginan yang berlebihan, serta kemarahan. Kemarahan, sebagai salah satu emosi yang paling kuat, dapat menghancurkan hidup, dan merusak perkembangan kesehatan dan spiritual.

Dengan kesederhanaan, biksu Buddhis bernama Thich Nhat Hanh memberikan nasihat untuk mentransformasi, memfokuskan energi, dan menyegarkan kembali bagian-bagian dalam diri kita yang telah dirusak oleh amarah. Thich Nhat Hanh memberikan pembacanya, kekuatan "untuk mengubah segalanya".

Thich Nhat Hanh membahas mengenai kemarahan dalam bukunya yang berjudul "Anger: Wisdom for Cooling The Flames". Buku ini diterbitkan pada 2001 melalui penerbit Riverhead Books.

Meredakan Amarah ala Thich Nhat Hanh, The Father of Mindfulness

Foto:Riverhead Books

Kita perlu tahu bagaimana menangani dan menjaga amarah kita. Untuk melakukan ini, kita harus lebih memperhatikan aspek kemarahan, karena kemarahan berakar pada tubuh kita dan juga pikiran kita.

Ketika kita menganalisis kemarahan kita, kita dapat melihat unsur-unsur fisiologisnya. Kita harus melihat secara mendalam bagaimana kita makan, bagaimana kita minum, bagaimana kita mengonsumsi, dan bagaimana kita menangani tubuh kita dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tubuh dan pikiran kita tidak terpisah. Tubuh kita adalah pikiran kita, dan, pada saat yang sama, pikiran kita juga adalah tubuh kita. Kemarahan bukan hanya realitas mental karena fisik dan mental terkait satu sama lain, dan kita tidak dapat memisahkannya.

Kita harus merawat tubuh kita dengan sangat baik jika kita ingin menguasai amarah kita. Cara kita makan, cara konsumsi kita, akhirnya jadi sangat penting.

Cara yang efektif untuk memadamkan api kemarahan adalah dengan metode pernapasan penuh fokus dan konsentrasi, metode berjalan penuh kesadaran, metode juga merangkul kemarahan kita. Metode memandang sifat kita, dan memandang orang lain untuk menyadari bahwa "dia juga banyak menderita dan butuh bantuan".

Meredakan Amarah ala Thich Nhat Hanh, The Father of Mindfulness

Thich Nhat Hanh. Foto:thichnhathanhfoundation.org

Bernapas secara sadar adalah mengetahui bahwa udara masuk tubuh kita, mengetahui bahwa tubuh kita saling bertukar udara. Hanya perlu satu napas sadar untuk kembali berhubungan dengan diri kita dan segala sesuatu di sekitar kita.

Latihan mengatur amarah memiliki dua fase. Fase pertama merangkul dan mengenali. Katakan pada diri sendiri, “Kemarahan, aku tahu kamu ada di sana, aku akan menyikapi kamu dengan baik."

Fase kedua adalah melihat sifat kemarahan lebih dalam untuk melihat bagaimana hal tersebut terjadi. Mengekspresikan kemarahan dengan bijak, kapan kemarahan terjadi dalam diri kita, dan kita harus mengenali dan menerima bahwa kemarahan ada di sana.

Pada saat itu, kita disarankan untuk tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa pun karena marah. Ketika pemahaman mengenai kemarahan telah kita sadari, kemarahan akan berlalu begitu saja.

Meredakan Amarah ala Thich Nhat Hanh, The Father of Mindfulness

Foto: mindful.org

Melihat sesuatu dengan utuh jadi hal yang paling direkomendasikan untuk mengatasi kemarahan. Jika kamu melihat, kamu akan mengerti tentang kesulitan yang tidak pernah bisa kamu sadari.

Kemudian kasih sayang akan timbul dalam dirimu, dan rasa itu adalah penangkal kemarahan. Jika kamu membiarkan rasa kasih ada di hatimu, maka api amarah akan segera mati.

Mindfulness tidak melawan amarah atau putus asa. Mindfulness ada untuk mengenalinya. Menjadi sadar akan sesuatu berarti mengenali bahwa ada sesuatu pada saat sekarang.

Perhatian penuh adalah kemampuan untuk menyadari yang sedang terjadi pada saat ini. Begitu kita mengenali kemarahan kita, kita merangkulnya dengan banyak kesadaran, banyak kelembutan.

Dalam buku ini, Thich Nhat Hanh juga memberikan panduan meditasi dan tahapan-tahapan yang tepat dalam melakukan mindfulness breathing.

Putri Melina Febrianti
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @putri.melinaf
(it)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2129 seconds (0.1#10.140)