Merasa Kurang Termotivasi? Yuk, Cek tentang Motivasi Intrinsik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak orang pernah merasa gak bersemangat untuk melakukan apa pun, bahkan malas bertemu orang lain, padahal cuma buat sekadar bertegur sapa.
Akhirnya, orang tersebut merasa sendiri dan terisolasi dari dunia luar. Nah, apakah kamu salah satu orang yang pernah merasakan hal tersebut?
Foto: Pixabay
Perasaan ini gak muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang melatarbelakangi, di antaranya penolakan dari lingkungan sekitar dan tidak dihargai.
Merasa ditolak saat kita udah memberikan hasil kerja yang maksimal adalah hal yang mengecewakan. Apalagi jika cara menolak hasil kerja yang diberikan dengan cara yang buruk dan di tempat yang ramai.
Padahal umumnya orang berharap mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang dihasilkan. Penghargaan atau motivasi sekecil apapun bisa berdampak pada kinerja seseorang agar menjadi lebih baik.
Dikutip dari buku “Memotivasi Diri Langkah Menuju Sukses” (2010) karya Theo Riyanto, motivasi disebut sebagai daya dorong yang dapat menguatkan, menyemangati, dan memberdayakan sehingga seluruh diri terpusat untuk mengejar atau meraih yang hendak dicapai atau diperjuangkan olehnya.
Foto: Pixabay
Kita selalu beranggapan bahwa dorongan untuk menyemangati diri berasal dari luar. Baik dari wujud apresiasi melalui pujian, perilaku, hingga yang sifatnya bersifat material seperti gaji saat kita bekerja.
Tapi tahu gak, sih, bahwa yang paling kuat untuk memotivasi diri kita adalah kita sendiri? Istilah ini dikenal dengan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah cara kita bisa memotivasi diri dengan kekuatan diri sendiri yang tidak mengharapkan timbal balik berupa pujian atau apresiasi dalam bentuk apa pun dari orang lain.
Melakukan suatu hal karena dorongan motivasi dari dalam diri umumnya dilakukan karena rasa keingintahuan atau ketika kita merasa nyaman untuk melakukan hal tersebut sebagai wujud dari aktualisasi diri.
Foto: Pixabay
Misalnya, saat kamu sedang punya waktu luang di rumah, kamu memilih untuk mempelajari budaya Korea karena kamu punya ketertarikan untuk mempelajari budaya tersebut, bukan karena mengikuti tren dalam lingkungan pertemanan.
Mungkin juga, bagi kamu yang suka bereksperimen dalam hal kuliner, saat kamu merasa tertantang memelajari resep baru dan merasa puas atas hasil masakan yang kamu buat. Itu artinya kamu sudah memotivasi diri sendiri untuk membuat sebuah produk yang baik yang berasal dari dorongan diri sendiri.
Lalu, kenapa memotivasi diri sendiri penting bagi produktivitas kita?
Hal ini disebabkan karena dengan memotivasi diri sendiri, kita gak hanya merasa dijunjung sesaat, seperti saat menerima motivasi dari orang lain. Motivasi dari luar yang sifatnya seperti pujian atau uang gak selamanya diberikan jujur buat kita.
Foto: Pixabay
Mungkin saja itu pencitraan belaka, dan saat kamu tahu bakal lebih sedih lagi. Dengan kemampuan memotivasi diri sendiri, kamu lebih jujur terhadap diri sendiri dan mengetahui lebih jauh mana yang seharusnya bisa kamu dapatkan.
Selain itu, dengan punya kemampuan memotivasi diri dari dalam, kamu juga bisa menghindari diri dari perasaan galau yang biasanya diakibatkan dari terlalu sering memikirkan perkataan orang lain.
Hal terpenting yang bakal kamu rasakan dari kemampuan memotivasi diri adalah merasa nyaman. Perasaan ini susah untuk didapatkan dari motivasi eksternal.
Lalu, gimana caranya supaya kita mampu memotivasi diri dari dalam?
Foto: Pixabay
Hal yang paling penting adalah dengan gak memikirkan perkataan orang lain. Sebab, kamu gak mungkin menyenangkan semua orang dengan perilaku kamu. Jadi, fokus aja pada hal yang bisa kamu raih.
Berikutnya, menjalankan aktivitas sesuai dengan minat dan bidang yang ditekuni. Kalau berhasil pada tahap awal, jangan lupa untuk memberikan hadiah untuk diri sendiri seperti makan makanan favorit atau menonton film kesukaan.
Selain itu, sadari bahwa sejatinya setiap orang punya kemampuan yang berbeda. Berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain dan yakinlah bahwa kamu punya kemampuan yang unik.
Yuk, lampaui hambatan yang bikin kita gak produktif dengan memotivasi diri sendiri!
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
Akhirnya, orang tersebut merasa sendiri dan terisolasi dari dunia luar. Nah, apakah kamu salah satu orang yang pernah merasakan hal tersebut?
Foto: Pixabay
Perasaan ini gak muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang melatarbelakangi, di antaranya penolakan dari lingkungan sekitar dan tidak dihargai.
Merasa ditolak saat kita udah memberikan hasil kerja yang maksimal adalah hal yang mengecewakan. Apalagi jika cara menolak hasil kerja yang diberikan dengan cara yang buruk dan di tempat yang ramai.
Padahal umumnya orang berharap mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang dihasilkan. Penghargaan atau motivasi sekecil apapun bisa berdampak pada kinerja seseorang agar menjadi lebih baik.
Dikutip dari buku “Memotivasi Diri Langkah Menuju Sukses” (2010) karya Theo Riyanto, motivasi disebut sebagai daya dorong yang dapat menguatkan, menyemangati, dan memberdayakan sehingga seluruh diri terpusat untuk mengejar atau meraih yang hendak dicapai atau diperjuangkan olehnya.
Foto: Pixabay
Kita selalu beranggapan bahwa dorongan untuk menyemangati diri berasal dari luar. Baik dari wujud apresiasi melalui pujian, perilaku, hingga yang sifatnya bersifat material seperti gaji saat kita bekerja.
Tapi tahu gak, sih, bahwa yang paling kuat untuk memotivasi diri kita adalah kita sendiri? Istilah ini dikenal dengan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah cara kita bisa memotivasi diri dengan kekuatan diri sendiri yang tidak mengharapkan timbal balik berupa pujian atau apresiasi dalam bentuk apa pun dari orang lain.
Melakukan suatu hal karena dorongan motivasi dari dalam diri umumnya dilakukan karena rasa keingintahuan atau ketika kita merasa nyaman untuk melakukan hal tersebut sebagai wujud dari aktualisasi diri.
Foto: Pixabay
Misalnya, saat kamu sedang punya waktu luang di rumah, kamu memilih untuk mempelajari budaya Korea karena kamu punya ketertarikan untuk mempelajari budaya tersebut, bukan karena mengikuti tren dalam lingkungan pertemanan.
Mungkin juga, bagi kamu yang suka bereksperimen dalam hal kuliner, saat kamu merasa tertantang memelajari resep baru dan merasa puas atas hasil masakan yang kamu buat. Itu artinya kamu sudah memotivasi diri sendiri untuk membuat sebuah produk yang baik yang berasal dari dorongan diri sendiri.
Lalu, kenapa memotivasi diri sendiri penting bagi produktivitas kita?
Hal ini disebabkan karena dengan memotivasi diri sendiri, kita gak hanya merasa dijunjung sesaat, seperti saat menerima motivasi dari orang lain. Motivasi dari luar yang sifatnya seperti pujian atau uang gak selamanya diberikan jujur buat kita.
Foto: Pixabay
Mungkin saja itu pencitraan belaka, dan saat kamu tahu bakal lebih sedih lagi. Dengan kemampuan memotivasi diri sendiri, kamu lebih jujur terhadap diri sendiri dan mengetahui lebih jauh mana yang seharusnya bisa kamu dapatkan.
Selain itu, dengan punya kemampuan memotivasi diri dari dalam, kamu juga bisa menghindari diri dari perasaan galau yang biasanya diakibatkan dari terlalu sering memikirkan perkataan orang lain.
Hal terpenting yang bakal kamu rasakan dari kemampuan memotivasi diri adalah merasa nyaman. Perasaan ini susah untuk didapatkan dari motivasi eksternal.
Lalu, gimana caranya supaya kita mampu memotivasi diri dari dalam?
Foto: Pixabay
Hal yang paling penting adalah dengan gak memikirkan perkataan orang lain. Sebab, kamu gak mungkin menyenangkan semua orang dengan perilaku kamu. Jadi, fokus aja pada hal yang bisa kamu raih.
Berikutnya, menjalankan aktivitas sesuai dengan minat dan bidang yang ditekuni. Kalau berhasil pada tahap awal, jangan lupa untuk memberikan hadiah untuk diri sendiri seperti makan makanan favorit atau menonton film kesukaan.
Selain itu, sadari bahwa sejatinya setiap orang punya kemampuan yang berbeda. Berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain dan yakinlah bahwa kamu punya kemampuan yang unik.
Yuk, lampaui hambatan yang bikin kita gak produktif dengan memotivasi diri sendiri!
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
(it)