Pentingnya Menjadi Pendengar Buat Kamu yang Doyan Ngomong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apakah kamu sering jadi andalan tim alias fasilitator tim untuk bicara di depan umum? Atau malah kamu udah sering jadi pembicara di berbagai tempat?
Kalo iya, kamu layak dapat jempol karena banyak orang yang masih susah untuk mengasah keterampilan public speaking. Tapi, nih, ada juga yang gak kalah penting untuk kamu kuasai.
Yap, itu adalah keterampilan atau kemampuan mendengarkan. Memang terdengar sangat sederhana. Bahkan mungkin ada yang menyepelekan karena menganggap, toh, cuma mendengarkan.
Tapi coba, nih, kamu ingat baik-baik. Kalo ada teman kamu lagi cerita, apakah kamu masih suka asyik dengan ponselmu sendiri? Atau selalu memotong pembicaraannya, padahal dia belum selesai bercerita?
Foto:Pixabay
Atau mungkin kamu selalu minta dia untuk mengulangi omongannya gara-gara kamu gak fokus? Nah, ternyata menjadi seorang pendengar yang baik itu gak gampang, kan.
Padahal, kemampuan mendengarkan sangat penting untuk dimiliki, baik di level terkecil yaitu tim hingga dalam dunia kerja.
Dikutip dari buku "Terampil Mendengarkan, Rahasia Anda Disukai Siapa Saja" (2007) karya Muhammad Ibrahim al-Nughaimish, istilah mendengarkan mengacu pada aktivitas memperhatikan secara serius hal yang dikatakan lawan bicara, disertai dengan keseriusan penuh seluruh anggota tubuh dan jauh dari sikap kepura-puraan atau dibuat-buat.
Foto:Pixabay
Artinya, kita memberikan perhatian dan apresiasi kepada lawan bicara atas informasi yang diberikan.
Lalu, kenapa kemampuan mendengarkan penting untuk dimiliki? Apalagi bagi seorang public speaker atau fasilitator tim.
Sekarang, bayangkan kamu sedang berbicara di depan umum, atau lebih sederhana kamu berbicara secara empat mata. Tapi saat kamu berbicara, semua sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan kamu dicuekin.
Foto:Pixabay
Pasti kamu kesal dan kecewa,dong. Sebab saat sudah mempersiapkan semua secara baik, tapi mereka malah mengabaikanmu.
Mungkin pada tahap tertinggi, kamu merasa gak dihargai dan gak mau berbicara lagi dengan mereka. Bahkan mungkin balas dendam dengan gak mau memberi perhatian balik saat mereka berbicara.
Nah, sebagai fasilitator tim, udah jadi tugas kamu dan tim saling mendengarkan supaya kalian bisa merumuskan sesuatu dengan baik.
Dengan menjadi pendengar yang baik, kamu gak cuma menghargai dan mengapresiasi orang lain, tapi juga membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
Foto:Pixabay
Perlu kamu tahu, orang yang punya kemampuan mendengar yang baik cenderung lebih disukai banyak orang dibanding mereka yang jago berdebat atau berbicara.
Lalu, gimana caranya supaya kita bisa menjadi pendengar yang baik ?
Memosisikan diri sebagai orang yang diacuhkan adalah cara yang efektif untuk kita melatih empati dan mengapresiasi mereka yang berbicara. Merasakan gimana gak enaknya dicuekin saat berbicara akan membuat kita menghindari hal tersebut.
Selain itu, cobalah menahan diri untuk gak hobi menyela dan mendebat perkataan lawan bicara. Ini jadi bukti bahwa kamu benar-benar memerhatikan.
Foto:Pixabay
Memberikan respons atas pembicaraan yang disampaikan memang gak dilarang, tapi kita tetap perlu memerhatikan porsi kalimat yang akan disampaikan.
Menambah kontak mata dan bahasa tubuh yang menggambarkan kita tertarik dengan pembicaraan yang disampaikan juga salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menyempurnakan kemampuan mendengar yang baik.
Yuk, kita berlatih jadi pendengar yang baik sebelum menghakimi orang lain dengan perkataan mereka yang belum selesai!
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
Kalo iya, kamu layak dapat jempol karena banyak orang yang masih susah untuk mengasah keterampilan public speaking. Tapi, nih, ada juga yang gak kalah penting untuk kamu kuasai.
Yap, itu adalah keterampilan atau kemampuan mendengarkan. Memang terdengar sangat sederhana. Bahkan mungkin ada yang menyepelekan karena menganggap, toh, cuma mendengarkan.
Tapi coba, nih, kamu ingat baik-baik. Kalo ada teman kamu lagi cerita, apakah kamu masih suka asyik dengan ponselmu sendiri? Atau selalu memotong pembicaraannya, padahal dia belum selesai bercerita?
Foto:Pixabay
Atau mungkin kamu selalu minta dia untuk mengulangi omongannya gara-gara kamu gak fokus? Nah, ternyata menjadi seorang pendengar yang baik itu gak gampang, kan.
Padahal, kemampuan mendengarkan sangat penting untuk dimiliki, baik di level terkecil yaitu tim hingga dalam dunia kerja.
Dikutip dari buku "Terampil Mendengarkan, Rahasia Anda Disukai Siapa Saja" (2007) karya Muhammad Ibrahim al-Nughaimish, istilah mendengarkan mengacu pada aktivitas memperhatikan secara serius hal yang dikatakan lawan bicara, disertai dengan keseriusan penuh seluruh anggota tubuh dan jauh dari sikap kepura-puraan atau dibuat-buat.
Foto:Pixabay
Artinya, kita memberikan perhatian dan apresiasi kepada lawan bicara atas informasi yang diberikan.
Lalu, kenapa kemampuan mendengarkan penting untuk dimiliki? Apalagi bagi seorang public speaker atau fasilitator tim.
Sekarang, bayangkan kamu sedang berbicara di depan umum, atau lebih sederhana kamu berbicara secara empat mata. Tapi saat kamu berbicara, semua sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan kamu dicuekin.
Foto:Pixabay
Pasti kamu kesal dan kecewa,dong. Sebab saat sudah mempersiapkan semua secara baik, tapi mereka malah mengabaikanmu.
Mungkin pada tahap tertinggi, kamu merasa gak dihargai dan gak mau berbicara lagi dengan mereka. Bahkan mungkin balas dendam dengan gak mau memberi perhatian balik saat mereka berbicara.
Nah, sebagai fasilitator tim, udah jadi tugas kamu dan tim saling mendengarkan supaya kalian bisa merumuskan sesuatu dengan baik.
Dengan menjadi pendengar yang baik, kamu gak cuma menghargai dan mengapresiasi orang lain, tapi juga membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
Foto:Pixabay
Perlu kamu tahu, orang yang punya kemampuan mendengar yang baik cenderung lebih disukai banyak orang dibanding mereka yang jago berdebat atau berbicara.
Lalu, gimana caranya supaya kita bisa menjadi pendengar yang baik ?
Memosisikan diri sebagai orang yang diacuhkan adalah cara yang efektif untuk kita melatih empati dan mengapresiasi mereka yang berbicara. Merasakan gimana gak enaknya dicuekin saat berbicara akan membuat kita menghindari hal tersebut.
Selain itu, cobalah menahan diri untuk gak hobi menyela dan mendebat perkataan lawan bicara. Ini jadi bukti bahwa kamu benar-benar memerhatikan.
Foto:Pixabay
Memberikan respons atas pembicaraan yang disampaikan memang gak dilarang, tapi kita tetap perlu memerhatikan porsi kalimat yang akan disampaikan.
Menambah kontak mata dan bahasa tubuh yang menggambarkan kita tertarik dengan pembicaraan yang disampaikan juga salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menyempurnakan kemampuan mendengar yang baik.
Yuk, kita berlatih jadi pendengar yang baik sebelum menghakimi orang lain dengan perkataan mereka yang belum selesai!
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
(it)