Kesal pada Spotify, BTS ARMY Pecahkan Rekor di Platform Musik Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para penggemar BTS , yaitu ARMY, sempat mempertanyakan tentang hasil streaming mereka untuk lagu "Butter" yang banyak difilter Spotify, bahkan hingga 47%.
Ini artinya Spotify menganggap 47% hasil streaming ARMY dianggap tidak valid, dengan alasan antara lain streaming-nya palsu, spam, atau lainnya.
Saat hari pertama peluncuran single "Butter" milik BTS, yaitu Jumat (21/5), Spotify hanya mengakui hasil streaming sebesar 11.042.335 kali. Sementara Columbia Records yang menjadi distributor musik BTS di Amerika Serikat menyebut bahwa unfiltered "Butter" di Spotify mencapai 20,9 juta (ralat: sebelumnya tertulis "20,9 miliar").
Meski terkena filter hingga nyaris separuh hasil streaming, "Butter" tetap mencetak rekor sebagai debut terbesar di Spotify sepanjang sejarah. Rekor sebelumnya dipegang oleh "I Don't Care" hasil duet Ed Sheeran dan Justin Bieber yang menghasilkan streaming sebanyak 10.977 juta pada hari pertama perilisannya.
Baca Juga: Makna Lagu dan Video Musik BTS 'Butter'
Merasa hasil kerja kerasnya dipatahkan, ARMY lantas menuntut transparansi dari Spotify untuk menjelaskan alasan hasil streaming mereka begitu banyak dibatalkan. ARMY juga menunjukkan data bahwa BTS selalu mendapat filter terbanyak dari artis lainnya. Atas permintaan ini, Spotify hanya mengatakan bahwa mereka tak bisa membuka data tersebut.
Foto: Twitter@BorahaeFunds_DA
Foto: Twitter @hannahdulset96
Karena kecewa, pada Selasa (25/5) malam waktu Indonesia, ARMY lewat akun Twitter @BTSChartData menggelar streaming party di Stationhead, platform musik berkonsep live social audio yang baru dibangun pada 2016 lalu oleh musisi rock asal Amerika, Ryan Star.
Saat melakukan streaming di platform ini, pendengar tetap akan terkoneksi dengan platform lainnya, misalnya Spotify atau Apple Music. Meski begitu, di Stationhead, semua jumlah pendengar akan dihitung. Adapun untuk menjadi pendengar di Stationhead, mereka harus punya akun premium di salah satu platform tersebut.
Di sini, ARMY pun lantas memecahkan rekor dengan jumlah pendengar hingga lebih dari 200 ribu akun, terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Stationhead. Saking takjubnya, Ryan Star bahkan sampai berulang kali mencuit di akun Twitter-nya, @RyanStar.
Berbeda dengan platform musik sejenis, di Stationhead pendengar bisa menjadi host alias radio DJ dan memutar playlistpilihan mereka sendiri sambil berinteraksi dengan pendengar di kolom chat. Menurut Ryan Star, Stationhead didirikannya sebagai pelampiasan rasa frustasi karena lagu-lagunya sebagai musisi indie sulit diputar di stasiun-stasiun radio di Amerika, sesuatu yang dulu juga pernah dialami BTS sebagai grup internasional yang bernyanyi dalam bahasa Korea.
Foto: Stationhead
Sementara itu, Spotify sedang dalam sorotan para kritikus musik dan musisi independen karena sejak akhir tahun lalu mengumumkan tentang adanya layanan Discover Mode yang membuat artis bisa mempromosikan karyanya dengan memanfaatkan algoritma di Spotify, tapi dengan tarif royalti untuk musisinya yang di bawah standar umum Spotify.
Baca Juga: 13 Tato Jungkook BTS dan Maknanya
Para musisi independen lewat beberapa organisasi mengkritik layanan ini lewat media massa besar, seperti Rolling Stone dan Billboard , dengan menganggap layanan tersebut sebagai bentuk baru dari sistem payola yang ilegal.
Payola adalah sistem saat artis membayar stasiun radio agar mau memutarkan lagu mereka. Dengan sistem ini, peluang artis dari label besar pun semakin besar untuk 'menyetir' selera pasar, meninggalkan musisi indie yang terbatas secara finansial untuk mempromosikan lagu-lagu mereka.
Ini artinya Spotify menganggap 47% hasil streaming ARMY dianggap tidak valid, dengan alasan antara lain streaming-nya palsu, spam, atau lainnya.
Saat hari pertama peluncuran single "Butter" milik BTS, yaitu Jumat (21/5), Spotify hanya mengakui hasil streaming sebesar 11.042.335 kali. Sementara Columbia Records yang menjadi distributor musik BTS di Amerika Serikat menyebut bahwa unfiltered "Butter" di Spotify mencapai 20,9 juta (ralat: sebelumnya tertulis "20,9 miliar").
Meski terkena filter hingga nyaris separuh hasil streaming, "Butter" tetap mencetak rekor sebagai debut terbesar di Spotify sepanjang sejarah. Rekor sebelumnya dipegang oleh "I Don't Care" hasil duet Ed Sheeran dan Justin Bieber yang menghasilkan streaming sebanyak 10.977 juta pada hari pertama perilisannya.
Baca Juga: Makna Lagu dan Video Musik BTS 'Butter'
Merasa hasil kerja kerasnya dipatahkan, ARMY lantas menuntut transparansi dari Spotify untuk menjelaskan alasan hasil streaming mereka begitu banyak dibatalkan. ARMY juga menunjukkan data bahwa BTS selalu mendapat filter terbanyak dari artis lainnya. Atas permintaan ini, Spotify hanya mengatakan bahwa mereka tak bisa membuka data tersebut.
Foto: Twitter@BorahaeFunds_DA
Foto: Twitter @hannahdulset96
Karena kecewa, pada Selasa (25/5) malam waktu Indonesia, ARMY lewat akun Twitter @BTSChartData menggelar streaming party di Stationhead, platform musik berkonsep live social audio yang baru dibangun pada 2016 lalu oleh musisi rock asal Amerika, Ryan Star.
Saat melakukan streaming di platform ini, pendengar tetap akan terkoneksi dengan platform lainnya, misalnya Spotify atau Apple Music. Meski begitu, di Stationhead, semua jumlah pendengar akan dihitung. Adapun untuk menjadi pendengar di Stationhead, mereka harus punya akun premium di salah satu platform tersebut.
Di sini, ARMY pun lantas memecahkan rekor dengan jumlah pendengar hingga lebih dari 200 ribu akun, terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Stationhead. Saking takjubnya, Ryan Star bahkan sampai berulang kali mencuit di akun Twitter-nya, @RyanStar.
Berbeda dengan platform musik sejenis, di Stationhead pendengar bisa menjadi host alias radio DJ dan memutar playlistpilihan mereka sendiri sambil berinteraksi dengan pendengar di kolom chat. Menurut Ryan Star, Stationhead didirikannya sebagai pelampiasan rasa frustasi karena lagu-lagunya sebagai musisi indie sulit diputar di stasiun-stasiun radio di Amerika, sesuatu yang dulu juga pernah dialami BTS sebagai grup internasional yang bernyanyi dalam bahasa Korea.
Foto: Stationhead
Sementara itu, Spotify sedang dalam sorotan para kritikus musik dan musisi independen karena sejak akhir tahun lalu mengumumkan tentang adanya layanan Discover Mode yang membuat artis bisa mempromosikan karyanya dengan memanfaatkan algoritma di Spotify, tapi dengan tarif royalti untuk musisinya yang di bawah standar umum Spotify.
Baca Juga: 13 Tato Jungkook BTS dan Maknanya
Para musisi independen lewat beberapa organisasi mengkritik layanan ini lewat media massa besar, seperti Rolling Stone dan Billboard , dengan menganggap layanan tersebut sebagai bentuk baru dari sistem payola yang ilegal.
Payola adalah sistem saat artis membayar stasiun radio agar mau memutarkan lagu mereka. Dengan sistem ini, peluang artis dari label besar pun semakin besar untuk 'menyetir' selera pasar, meninggalkan musisi indie yang terbatas secara finansial untuk mempromosikan lagu-lagu mereka.
(ita)