Penyebab Maraknya Tuduhan Bullying Seleb Korea, dan Kemungkinan Nasib Karier Mereka
loading...
A
A
A
SEOUL - Idol Mingyu Seventeen , Kihyun Monsta X , Soojin (G)-Idle , Hyunjin Stray Kids , serta aktor Jo Byung-kyu dan Ji-soo hanya sedikit dari deretan nama seleb Korea yang terkena tuduhan melakukan perisakan (bullying).
Sejak Februari lalu, hampir setiap hari kita mendengar berita para seleb Korea Selatan dituduh melakukan perisakan atau pelecehan, terutama saat mereka masih duduk di bangku sekolah.
Sebagian dari mereka, termasuk agensi yang menaunginya telah membantah tuduhan itu, meskipun beberapa lainnya dikabarkan meminta maaf pada para korban.
Ji-soo. Foto: KeyEast
Beberapa idola dan agensi yang telah membantah tuduhan yang ditujukan pada mereka, yaitu HyunA, Lia Itzy, Chuu Loona, Aisha Everglow, Sunwoo The Boyz, dan Woongi Too. Sedangkan beberapa idola lainnya, seperti Mingyu dan Hyunjin, setelah meminta maaf, memilih menghilang dari sorotan publik.
AWAL MASALAH DAN PENYEBAB
Rentetan tuduhan kasus perisakan di Korea diawali saat sepasang atlet kembar dikeluarkan dari tim voli nasional Korea Selatan, setelah mereka mengaku pernah melakukan perisakan rekan setim mereka 10 tahun lalu.
Sejak kejadian itu, banyak orang yang berusaha meningkatkan kesadaran akan aksi perisakan oleh selebritas Korea lainnya. Dari sinilah, sejak Februari, banyak idola K-pop dan para bintang drama menerima tuduhan aksi perisakan di jagat maya. Tuduhan itu banyak diunggah oleh orang yang mengaku mantan teman sekelas para idol maupun bintang drama.
Mengutip South China Morning Post , asisten profesor di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong dengan spesialisasi perilaku organisasi, Lee Yong-hoon, mengatakan bahwa ada peningkatan pada kasus-kasus tuduhan terhadap para idola ini.
"Saya pikir ada semacam gerakan sosial saat orang-orang saling menceritakan dan membaca tuduhan-tuduhan itu," ujarnya.
Soojin (G)-Idle. Foto: Naver x Dispatch
Menurut Yong-hoon, orang-orang akan lebih termotivasi untuk melapor saat melihat adaseleb yang merespons tuduhan yang ditujukan padanya. Tapi, dia juga mengingatkan bahwa seiring banyaknya tuduhan yang benar, maka tuduhan palsu juga akan meningkat.
REPUTASI JADI NOMOR SATU
Sementara itu di Korea Selatan, reputasi seseorang di mata masyarakat dianggap sangat penting. Jadi tuduhan apa pun, entah itu benar atau salah, dapat menciptakan dampak buruk bagi mereka yang terkena tuduhan.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Jenis-Jenis Kekerasan dalam Pacaran
Selain itu, Yong-hoon berpendapat bahwa tuduhan yang ditujukan pada idola remaja atau awal usia 20-an disebabkan pandangan bahwa anak muda sering kali berperilaku buruk. Ini juga terjadi akibat mudahnya menindas orang lain melalui internet.
Yong-hoon yang melakukan penelitan tentang masalah struktural dalam industri hiburan Korea Selatan dengan fokus pada dampak jangka panjang, juga mengatakan bahwa kasus-kasus seperti ini sering kali menghasilkan persepsi negatif bagi sang bintang. Bahkan terlepas dari kemungkinan fakta kalau orang itu dibebaskan dari tuduhan tersebut.
Dia lalu menyebut, biasanya dalam kasus kontroversial, para penggemar atau masyarakat akan terpecah, sementara pihak perusahaan yang mengontrak mereka akan memilih 'cari aman'.
Kihyun Monsta X. Foto: Starship
“Produsen biasanya menghidari risiko dan lebih memilih memutuskan hubungan (daripada memperbaiki reputasi),” katanya.
Ini setidaknya terbukti dari kasus Hyunjin dari Stray Kids. Setelah sang rapper meminta maaf, JYP Entertainment memutuskan bahwa Hyunjin akan hiatus beberapa saat dari seluruh kegiatan Stray Kids tanpa batas waktu yang ditentukan.
Tak cuma itu, perusahaan kosmetik Korea, yaitu CLIO yang menggunakan Stray Kids sebagai modelnya juga menghapus seluruh foto boy group ini - tak cuma Hyunjin - dari akun media sosial mereka.
DAMPAK PADA ARTIS DAN AGENSI KELAS MENENGAH
Yong-hoon mengatakan bahwa dari sudut pandang idola, sulit bagi mereka untuk memperbaiki nama baiknya dan kembali ke dunia hiburan setelah mendapat masalah. Ini bahkan bisa tetap terjadi meskipun pihak idola sudah membantah tuduhan.
Hal ini tentunya jadi kesulitan bagi para idola. Pasalnya, banyak dari mereka yang menyebarkan sisi positif melalui penampilan mereka. Jadi, apa pun yang bisa meragukan sisi ini bisa jadi masalah besar.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pertumbuhan industri K-pop dalam beberapa tahun terakhir bisa jadi faktor merebaknya kasus perisakan yang dilakukan para idol. Proses audisi atau penyaringan yang kurang ketat dalam memilih calon idol membuat agensi kelas menengah bisa ceroboh dalam membuat keputusan.
Mingyu Seventeen. Foto: Pledis Entertainment
Sejauh ini, terbukti dari beberapa tuduhan, hanya satu idol yang berasal dari agensi ternama, yaitu Hyunjin. Sisanya, tuduhan ditujukan pada idola dari agensi kelas menengah.
Yong-hoon lalu memberi contoh pendiri SM Entertaiment, Lee So-man - sebagai pencetus sistem trainee dalam industri K-pop modern - yang melakukan pemeriksaan intens untuk calon idol dari agensi besar ini. Ini dilakukan terutama setelah idol dari SM Entertainment, Hyun Jin-young, terlibat kasus narkoba.
Sejak itulah, memeriksa latar belakang dan melatih idola agar punya kepribadian yang sesuai publik jadi hal penting yang mesti dilakukan agensi di Korea Selatan. Tetapi, sejak industri berkembang, Yong-hoon mengatakan bahwa agensi kecil belum bisa mengikuti langkah ini.
Baca Juga: Jimin Sering Jatuh dari Kursi, Penggemar sampai Bikin Video Kompilasinya
Di luar hal tersebut, dia percaya bahwa saat topik tuduhan ini ditujukan pada idola, orang juga perlu mendukung orang-orang yang terluka karena perilaku yang dituduhkan.
“Kita perlu bicara soal cara membantu para korban. Saat ini, (topik) benar-benar fokus menyalahkan tertuduh dan menstigmatisasi mereka apakah itu benar atau tidak,” terangnya.
Sevilla Nouval Evanda
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @vandailla
Sejak Februari lalu, hampir setiap hari kita mendengar berita para seleb Korea Selatan dituduh melakukan perisakan atau pelecehan, terutama saat mereka masih duduk di bangku sekolah.
Sebagian dari mereka, termasuk agensi yang menaunginya telah membantah tuduhan itu, meskipun beberapa lainnya dikabarkan meminta maaf pada para korban.
Ji-soo. Foto: KeyEast
Beberapa idola dan agensi yang telah membantah tuduhan yang ditujukan pada mereka, yaitu HyunA, Lia Itzy, Chuu Loona, Aisha Everglow, Sunwoo The Boyz, dan Woongi Too. Sedangkan beberapa idola lainnya, seperti Mingyu dan Hyunjin, setelah meminta maaf, memilih menghilang dari sorotan publik.
AWAL MASALAH DAN PENYEBAB
Rentetan tuduhan kasus perisakan di Korea diawali saat sepasang atlet kembar dikeluarkan dari tim voli nasional Korea Selatan, setelah mereka mengaku pernah melakukan perisakan rekan setim mereka 10 tahun lalu.
Sejak kejadian itu, banyak orang yang berusaha meningkatkan kesadaran akan aksi perisakan oleh selebritas Korea lainnya. Dari sinilah, sejak Februari, banyak idola K-pop dan para bintang drama menerima tuduhan aksi perisakan di jagat maya. Tuduhan itu banyak diunggah oleh orang yang mengaku mantan teman sekelas para idol maupun bintang drama.
Mengutip South China Morning Post , asisten profesor di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong dengan spesialisasi perilaku organisasi, Lee Yong-hoon, mengatakan bahwa ada peningkatan pada kasus-kasus tuduhan terhadap para idola ini.
"Saya pikir ada semacam gerakan sosial saat orang-orang saling menceritakan dan membaca tuduhan-tuduhan itu," ujarnya.
Soojin (G)-Idle. Foto: Naver x Dispatch
Menurut Yong-hoon, orang-orang akan lebih termotivasi untuk melapor saat melihat adaseleb yang merespons tuduhan yang ditujukan padanya. Tapi, dia juga mengingatkan bahwa seiring banyaknya tuduhan yang benar, maka tuduhan palsu juga akan meningkat.
REPUTASI JADI NOMOR SATU
Sementara itu di Korea Selatan, reputasi seseorang di mata masyarakat dianggap sangat penting. Jadi tuduhan apa pun, entah itu benar atau salah, dapat menciptakan dampak buruk bagi mereka yang terkena tuduhan.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Jenis-Jenis Kekerasan dalam Pacaran
Selain itu, Yong-hoon berpendapat bahwa tuduhan yang ditujukan pada idola remaja atau awal usia 20-an disebabkan pandangan bahwa anak muda sering kali berperilaku buruk. Ini juga terjadi akibat mudahnya menindas orang lain melalui internet.
Yong-hoon yang melakukan penelitan tentang masalah struktural dalam industri hiburan Korea Selatan dengan fokus pada dampak jangka panjang, juga mengatakan bahwa kasus-kasus seperti ini sering kali menghasilkan persepsi negatif bagi sang bintang. Bahkan terlepas dari kemungkinan fakta kalau orang itu dibebaskan dari tuduhan tersebut.
Dia lalu menyebut, biasanya dalam kasus kontroversial, para penggemar atau masyarakat akan terpecah, sementara pihak perusahaan yang mengontrak mereka akan memilih 'cari aman'.
Kihyun Monsta X. Foto: Starship
“Produsen biasanya menghidari risiko dan lebih memilih memutuskan hubungan (daripada memperbaiki reputasi),” katanya.
Ini setidaknya terbukti dari kasus Hyunjin dari Stray Kids. Setelah sang rapper meminta maaf, JYP Entertainment memutuskan bahwa Hyunjin akan hiatus beberapa saat dari seluruh kegiatan Stray Kids tanpa batas waktu yang ditentukan.
Tak cuma itu, perusahaan kosmetik Korea, yaitu CLIO yang menggunakan Stray Kids sebagai modelnya juga menghapus seluruh foto boy group ini - tak cuma Hyunjin - dari akun media sosial mereka.
DAMPAK PADA ARTIS DAN AGENSI KELAS MENENGAH
Yong-hoon mengatakan bahwa dari sudut pandang idola, sulit bagi mereka untuk memperbaiki nama baiknya dan kembali ke dunia hiburan setelah mendapat masalah. Ini bahkan bisa tetap terjadi meskipun pihak idola sudah membantah tuduhan.
Hal ini tentunya jadi kesulitan bagi para idola. Pasalnya, banyak dari mereka yang menyebarkan sisi positif melalui penampilan mereka. Jadi, apa pun yang bisa meragukan sisi ini bisa jadi masalah besar.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pertumbuhan industri K-pop dalam beberapa tahun terakhir bisa jadi faktor merebaknya kasus perisakan yang dilakukan para idol. Proses audisi atau penyaringan yang kurang ketat dalam memilih calon idol membuat agensi kelas menengah bisa ceroboh dalam membuat keputusan.
Mingyu Seventeen. Foto: Pledis Entertainment
Sejauh ini, terbukti dari beberapa tuduhan, hanya satu idol yang berasal dari agensi ternama, yaitu Hyunjin. Sisanya, tuduhan ditujukan pada idola dari agensi kelas menengah.
Yong-hoon lalu memberi contoh pendiri SM Entertaiment, Lee So-man - sebagai pencetus sistem trainee dalam industri K-pop modern - yang melakukan pemeriksaan intens untuk calon idol dari agensi besar ini. Ini dilakukan terutama setelah idol dari SM Entertainment, Hyun Jin-young, terlibat kasus narkoba.
Sejak itulah, memeriksa latar belakang dan melatih idola agar punya kepribadian yang sesuai publik jadi hal penting yang mesti dilakukan agensi di Korea Selatan. Tetapi, sejak industri berkembang, Yong-hoon mengatakan bahwa agensi kecil belum bisa mengikuti langkah ini.
Baca Juga: Jimin Sering Jatuh dari Kursi, Penggemar sampai Bikin Video Kompilasinya
Di luar hal tersebut, dia percaya bahwa saat topik tuduhan ini ditujukan pada idola, orang juga perlu mendukung orang-orang yang terluka karena perilaku yang dituduhkan.
“Kita perlu bicara soal cara membantu para korban. Saat ini, (topik) benar-benar fokus menyalahkan tertuduh dan menstigmatisasi mereka apakah itu benar atau tidak,” terangnya.
Sevilla Nouval Evanda
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @vandailla
(ita)