DC Films Kembangkan Multiverse dan Spinoff Serial Superhero di TV
loading...
A
A
A
DC Films berencana mengembangkan multiverse untuk film dan serial mereka yang diangkat dari karakter superhero DC Comics . Multiverse di sini adalah konsep yang membuat studio bisa mengangkat banyak versi tokoh-tokoh mereka di saat dan film yang sama. Konsep ini sudah mereka terapkan di film The Flash .
Di film yang dibintangi Ezra Miller itu, jagoan yang bisa bergerak secepat kilat asal DC tersebut bakal berhadapan dengan Batman di dunianya, yaitu Batman versi Ben Affleck dan Batman versi Michael Keaton. Sementara, Batman lain akan tampil di film berbeda, yaitu The Batman. Di film ini, Batman diperankan Robert Pattinson. Film The Batman tidak masuk DC Extended Universe (DCEU) seperti The Flash. Film ini juga terpisah dari realitas Arthur Fleck di film Joker.
“Saya rasa tidak semua orang pernah mencobanya. Tapi, para penonton sudah cukup tahu untuk memahaminya. Kalau kita bikin film bagus, mereka akan menerimanya,” ujar Presiden DC Films Walter Hamada kepada The New York Times.
DCEU—yang mencakupi Superman (Henry Cavill), Batman (Ben), Wonder Woman (Gal Gadot), dan Aquaman (Jason Momoa)—sudah melakukan crossover dengan Arrowverse—yang mencakupi serial superhero DC seperti Green Arrow (Stephen Amell) dan Supergirl (Melissa Benoit). Di crossover Crisis on Infinite Earth, Flash versi layar lebar (Ezra) bertemu dengan Flash versi serial TV (Grant Gustin).
“Ini benar-benar membuka pintu buat kami untuk lebih banyak melakukan crossover, untuk benar-benar membangun ide bahwa bisa ada Flash di TV dan Flash di film layar lebar. Kalian tidak perlu memilih salah satu, kalian bisa suka keduanya. Di Bumi, kalian punya Gal, Jason dan Ezra sebagai Justice League ini, dan kalian bisa terus menceritakan kisah-kisah ini. Sementara, di Bumi lain, kalian bisa mendapatkan lebih banyak, yang nyata, Batman dua tahun (di The Batman),” kata Hamada.
Langkah ini memberikan kebebasan bagi para pembuat film seperti Matt Reeves untuk beroperasi di luar keberlanjutan lini masa yang sebelumnya ada di The Batman. Sementara, Todd Phillips juga punya kesempatan untuk menceritakan kisah mandiri seperti asal mula penjahat di Joker. Sedangkan, Justice League versi Snyder Cut akan muncul dit tempat lain di multiverse yang terus berkembang itu.
“Kami berusaha menjaganya sesimpel itu, seperti, ada satu Bumi yang ada di Justice League dan kemudian di awal bumi lain terjadi tahap awal (The Batman). Dan, kemudian, jelas, ada yang di luar seperti Joker, yang tidak ada di bumi mana pun, tapi itu tidak apa-apa, semuanya bagian dari multiverse. Matt Reeves bisa terus membangun Gotham-nya dan dia punya rencana bagus terkait bagaimana membangunnya dan membangunnya dengan cara yang inovatif,” papar Hamada seperti dikutip Comic Book.
Tak hanya mengembangkan multiverse, DC Films juga punya rencana lain terkait perilisan film-film superhero mereka yang telah dijadwalkan hingga 2024. Menurut Hamada, ke depan, akan semakin banyak spinoff dari film populer DC yang bakal ditayangkan di televisi. Serial-serial ini akan ditayangkan di HBO Max dan terkait film versi layar lebar mereka.
“Dengan setiap film yang kami lihat sekarang, kami rasa, ‘Apa yang potensial buat spinoff Max?’” kata Hamada.
DC Films telah mengumumkan dua spinoff untuk televisi. Spinoff itu adalah Peacemaker, spinoff The Suicide Squad yang akan mempertemukan John Cena dengan sutradara James Gunn. Selain itu, ada juga Gotham PD, spinoff The Batman.
Di luar itu, masih banyak potensi spinoff yang ingin ditonton penggemar, termasuk serial untuk Birds of Prey atau serial solo untuk Black Canary, ada juga spinoff Wonder Woman yang bertema Amazon. Bahkan film yang belum memulai produksinya sudah memunculkan spekulasi tentang potensi spinoff. Kemungkinan spinoff bisa muncul dari film Black Adams dengan Hawkman dan Justice Society of America. Selain itu, situasi berbalik juga mungkin terjadi. Serial Green Latern and Strange Adventures di HBO Max bisa jadi membantu menjadi lompatan untuk sebuah film.
Ide adanya spinoff serial televisi untuk film DC cukup menarik. Dibandingkan dengan pesaingnya, Marvel Cinematic Universe (MCU) , ide serial televisi DC yang bisa diakses audiens yang lebih luas dan juga menyajikan film hit bisa menjanjikan. Sampai saat ini, MCU telah merencanakan sejumlah film layar lebar yang saling terkait dengan serial di Disney+. Serial pertama MCU yang bakal tayang di Disney+ adalah WandaVision tahun depan.
Di film yang dibintangi Ezra Miller itu, jagoan yang bisa bergerak secepat kilat asal DC tersebut bakal berhadapan dengan Batman di dunianya, yaitu Batman versi Ben Affleck dan Batman versi Michael Keaton. Sementara, Batman lain akan tampil di film berbeda, yaitu The Batman. Di film ini, Batman diperankan Robert Pattinson. Film The Batman tidak masuk DC Extended Universe (DCEU) seperti The Flash. Film ini juga terpisah dari realitas Arthur Fleck di film Joker.
“Saya rasa tidak semua orang pernah mencobanya. Tapi, para penonton sudah cukup tahu untuk memahaminya. Kalau kita bikin film bagus, mereka akan menerimanya,” ujar Presiden DC Films Walter Hamada kepada The New York Times.
DCEU—yang mencakupi Superman (Henry Cavill), Batman (Ben), Wonder Woman (Gal Gadot), dan Aquaman (Jason Momoa)—sudah melakukan crossover dengan Arrowverse—yang mencakupi serial superhero DC seperti Green Arrow (Stephen Amell) dan Supergirl (Melissa Benoit). Di crossover Crisis on Infinite Earth, Flash versi layar lebar (Ezra) bertemu dengan Flash versi serial TV (Grant Gustin).
“Ini benar-benar membuka pintu buat kami untuk lebih banyak melakukan crossover, untuk benar-benar membangun ide bahwa bisa ada Flash di TV dan Flash di film layar lebar. Kalian tidak perlu memilih salah satu, kalian bisa suka keduanya. Di Bumi, kalian punya Gal, Jason dan Ezra sebagai Justice League ini, dan kalian bisa terus menceritakan kisah-kisah ini. Sementara, di Bumi lain, kalian bisa mendapatkan lebih banyak, yang nyata, Batman dua tahun (di The Batman),” kata Hamada.
Langkah ini memberikan kebebasan bagi para pembuat film seperti Matt Reeves untuk beroperasi di luar keberlanjutan lini masa yang sebelumnya ada di The Batman. Sementara, Todd Phillips juga punya kesempatan untuk menceritakan kisah mandiri seperti asal mula penjahat di Joker. Sedangkan, Justice League versi Snyder Cut akan muncul dit tempat lain di multiverse yang terus berkembang itu.
“Kami berusaha menjaganya sesimpel itu, seperti, ada satu Bumi yang ada di Justice League dan kemudian di awal bumi lain terjadi tahap awal (The Batman). Dan, kemudian, jelas, ada yang di luar seperti Joker, yang tidak ada di bumi mana pun, tapi itu tidak apa-apa, semuanya bagian dari multiverse. Matt Reeves bisa terus membangun Gotham-nya dan dia punya rencana bagus terkait bagaimana membangunnya dan membangunnya dengan cara yang inovatif,” papar Hamada seperti dikutip Comic Book.
Tak hanya mengembangkan multiverse, DC Films juga punya rencana lain terkait perilisan film-film superhero mereka yang telah dijadwalkan hingga 2024. Menurut Hamada, ke depan, akan semakin banyak spinoff dari film populer DC yang bakal ditayangkan di televisi. Serial-serial ini akan ditayangkan di HBO Max dan terkait film versi layar lebar mereka.
“Dengan setiap film yang kami lihat sekarang, kami rasa, ‘Apa yang potensial buat spinoff Max?’” kata Hamada.
DC Films telah mengumumkan dua spinoff untuk televisi. Spinoff itu adalah Peacemaker, spinoff The Suicide Squad yang akan mempertemukan John Cena dengan sutradara James Gunn. Selain itu, ada juga Gotham PD, spinoff The Batman.
Di luar itu, masih banyak potensi spinoff yang ingin ditonton penggemar, termasuk serial untuk Birds of Prey atau serial solo untuk Black Canary, ada juga spinoff Wonder Woman yang bertema Amazon. Bahkan film yang belum memulai produksinya sudah memunculkan spekulasi tentang potensi spinoff. Kemungkinan spinoff bisa muncul dari film Black Adams dengan Hawkman dan Justice Society of America. Selain itu, situasi berbalik juga mungkin terjadi. Serial Green Latern and Strange Adventures di HBO Max bisa jadi membantu menjadi lompatan untuk sebuah film.
Ide adanya spinoff serial televisi untuk film DC cukup menarik. Dibandingkan dengan pesaingnya, Marvel Cinematic Universe (MCU) , ide serial televisi DC yang bisa diakses audiens yang lebih luas dan juga menyajikan film hit bisa menjanjikan. Sampai saat ini, MCU telah merencanakan sejumlah film layar lebar yang saling terkait dengan serial di Disney+. Serial pertama MCU yang bakal tayang di Disney+ adalah WandaVision tahun depan.
(alv)