MAMA Kena Masalah Lagi, Artis dan Agensi Ternyata Terpaksa Rekaman di Studio Berbahaya
loading...
A
A
A
SEOUL - Deretan kontroversi tak kunjung selesai menimpa penyelenggaraan Mnet Asian Music Awards 2020 ( MAMA 2020 ). Kali ini, giliran Dispatch yang membongkar fakta mengejutkan.
Situs web berita hiburan KoreaDispatch mengungkap bahwa Mnet dan CJ ENM sebagai penyelenggara acara membuat para idol group dan agensinya mesti merekam penampilan di studio yang kotor dan penuh debu hitam.
Studio yang dimaksud terletak di Paju CJ ENM Content World, yang memang masih dalam tahap konstruksi.
Menurut Paju City Hall, saat ini baru 30%-40% area yang sudah selesai dikerjakan, dengan target kelar pada 2023.
Foto: Dispatch
Ini adalah bagian dari ambisi CJ ENM untuk membangun studio terbesar di Korea, dengan luas total 37.406 m2.
Dari 10 studio yang direncanakan dibangun, sudah ada dua studio yang bisa dipakai untuk sementara, yaitu studio 5 dan 6.
Dispatch pun mengumpulkan pernyataan-pernyataan dengan status anonim dari idol dan agensi yang menggunakan studio tersebut.
"Saya merekam penampilan kami di panggung di gedung baru. Tapi aku mendengar salah satu staf berteriak. Masker putih mereka berubah jadi hitam karena debu," ujar idol anonim.
Selama masa konstruksi, lokasi tempat para idol merekam penampilan mereka penuh dengan forklift dan truk. Tempat parkir juga belum diaspal, hanya berlantai tanah dan pasir.
Papan peringatan seperti "awas ada ular" dan "hati-hati kebakaran" dipasang di seluruh area. Para idol group bahkan tidak bisa membuka kaca mobil mereka karena begitu banyak debu beterbangan.
Foto: Dispatch
Selama masa perekaman, studio 5 dipakai untuk ruang tunggu, sementara studio 6 sebagai panggung. Periode perekaman berlangsung sejak awal Desember, dan beberapa grup mesti ke lokasi beberapa kali untuk menyelesaikan proses rekaman.
"Selama proses perekaman, mereka terus melakukan pekerjaan. Ini sulit buatku (untuk tampil) karena debu terus beterbangan. Tenggorokanku jadi sakit," ujar sang idol.
Pernyataan idol diamini oleh staf agensi yang juga ditulis anonim. "Debu saat proses perekaman sangat parah. Aku menggaruk hidungku karena gatal, dan ternyata ada debu hitam di dalamnya," ujar sang staf.
Dalam kondisi parah ini, para idol yang tampil malah tidak menggunakan masker sama sekali. (Baca Juga: 4 Pengakuan RM BTS yang Bakal Bikin ARMY Patah Hati)
Foto: Dispatch
Sementara CJ ENM menyebut bahwa AC di studio saat perekaman aktif, dan pihaknya sudah menyiapkan alat pengisap debu.
"Proses perekaman masih dilakukan pada hari H. Setelah itu, mereka mesti menggantinya untuk panggung siaran langsung. Aku ragu mereka punya waktu untuk menghilangkan debu setelah perekaman itu," ujar staf agensi.
"Para idol merasa mereka seperti properti di atas panggung. Kalau Anda berpikir tentang penyanyi profesional, mereka seharusnya tidak tampil di lokasi seperti itu," imbuhnya.
Yang menarik, saat Dispatch datang ke lokasi kejadian, studio 5 dan studio 6 sudah tidak ada alias dihancurkan. Yang ada tinggal debu yang ditulis Dispatch "menyerang mata, mulut, dan hidung reporter". ( )
Situs web berita hiburan KoreaDispatch mengungkap bahwa Mnet dan CJ ENM sebagai penyelenggara acara membuat para idol group dan agensinya mesti merekam penampilan di studio yang kotor dan penuh debu hitam.
Studio yang dimaksud terletak di Paju CJ ENM Content World, yang memang masih dalam tahap konstruksi.
Menurut Paju City Hall, saat ini baru 30%-40% area yang sudah selesai dikerjakan, dengan target kelar pada 2023.
Foto: Dispatch
Ini adalah bagian dari ambisi CJ ENM untuk membangun studio terbesar di Korea, dengan luas total 37.406 m2.
Dari 10 studio yang direncanakan dibangun, sudah ada dua studio yang bisa dipakai untuk sementara, yaitu studio 5 dan 6.
Dispatch pun mengumpulkan pernyataan-pernyataan dengan status anonim dari idol dan agensi yang menggunakan studio tersebut.
"Saya merekam penampilan kami di panggung di gedung baru. Tapi aku mendengar salah satu staf berteriak. Masker putih mereka berubah jadi hitam karena debu," ujar idol anonim.
Selama masa konstruksi, lokasi tempat para idol merekam penampilan mereka penuh dengan forklift dan truk. Tempat parkir juga belum diaspal, hanya berlantai tanah dan pasir.
Papan peringatan seperti "awas ada ular" dan "hati-hati kebakaran" dipasang di seluruh area. Para idol group bahkan tidak bisa membuka kaca mobil mereka karena begitu banyak debu beterbangan.
Foto: Dispatch
Selama masa perekaman, studio 5 dipakai untuk ruang tunggu, sementara studio 6 sebagai panggung. Periode perekaman berlangsung sejak awal Desember, dan beberapa grup mesti ke lokasi beberapa kali untuk menyelesaikan proses rekaman.
"Selama proses perekaman, mereka terus melakukan pekerjaan. Ini sulit buatku (untuk tampil) karena debu terus beterbangan. Tenggorokanku jadi sakit," ujar sang idol.
Pernyataan idol diamini oleh staf agensi yang juga ditulis anonim. "Debu saat proses perekaman sangat parah. Aku menggaruk hidungku karena gatal, dan ternyata ada debu hitam di dalamnya," ujar sang staf.
Dalam kondisi parah ini, para idol yang tampil malah tidak menggunakan masker sama sekali. (Baca Juga: 4 Pengakuan RM BTS yang Bakal Bikin ARMY Patah Hati)
Foto: Dispatch
Sementara CJ ENM menyebut bahwa AC di studio saat perekaman aktif, dan pihaknya sudah menyiapkan alat pengisap debu.
"Proses perekaman masih dilakukan pada hari H. Setelah itu, mereka mesti menggantinya untuk panggung siaran langsung. Aku ragu mereka punya waktu untuk menghilangkan debu setelah perekaman itu," ujar staf agensi.
"Para idol merasa mereka seperti properti di atas panggung. Kalau Anda berpikir tentang penyanyi profesional, mereka seharusnya tidak tampil di lokasi seperti itu," imbuhnya.
Yang menarik, saat Dispatch datang ke lokasi kejadian, studio 5 dan studio 6 sudah tidak ada alias dihancurkan. Yang ada tinggal debu yang ditulis Dispatch "menyerang mata, mulut, dan hidung reporter". ( )
(it)