Selamat Hari Sukarelawan Internasional! Ini Alasan Mengapa Orang Betah jadi Sukarelawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari ini (5 Desember) ditetapkan sebagai Hari Sukarelawan Internasional atau International Volunteer Day.
Hari sukarelawan terbentuk pada mulanya karena enggak adanya keseragaman di berbagai negara tentang sukarelawan.
Padahal sukarelawan punya peran penting serta berkontribusi dalam kehidupan masyarakat dan bernegara seperti membantu pemberantasan kemiskinan, buta huruf, kelaparan, penyakit, dan banyak hal.
Maka dari itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam sidang umum pada 1985 mendesak pemerintah untuk mengadakan acara tahunan untuk memperingati hari sukarelawan, dan akhirnya 5 Desember dipilih sebagai waktu yang tepat.
Foto: Alan Tormey
Pada 20 November 1997, PBB memilih tahun 2001 menjadi Tahun Sukarelawan Internasional. Jadi kini Hari Sukarelawan Internasional sudah berusia 19 tahun.
Peringatan ini bertujuan untuk peningkatan jumlah sukarelawan dan pengakuan atas perbuatan atau pekerjaan yang mereka lakukan, membantu dalam memfasilitasi kebutuhan mereka, bahkan memberikan promosi atau keuntungan menjadi sukarelawan.
Selain itu, tujuan dibentuknya Hari Sukarelawan Internasional untuk memberikan penghargaan pada manusia yang telah mengabdikan waktu dan hidupnya menjadi sukarelawan. Baik dari sukarelawan kelompok agama, swasta, yayasan, pendidikan, dan lainnya.
Betah Jadi Sukarelawan
Mendapat pengalaman dan kenalan baru dan dilakukan dengan tanpa paksaan menjadi bagian dari kegiatan sukarelawan. ( )
Saking senangnya menjadi sukarelawan, enggak sedikit ditemukan anak muda yang mengikuti kegiatan sukarelawan yang sama dalam kurun waktu yang lama.
Foto: Dok. Yadika Sinubowati
Yadika Sinubowati, Maharani, dan Dian Sri Rosa contohnya. Memutuskan bergabung dalam Komunitas Sangsang Volunteer dan Sangsang Friends membuat mereka betah menjadi bagian dari Sangsang Univ. bertahun-tahun lamanya.
Dian menceritakan awal mula bergabung dengan Sangsang Friends sejak 2019. Menyukai kegiatan lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang membuat Dian sering mengikuti kegiatan sukarelawan yang diadakan Sangsang Volunteer setiap bulannya.
Menurutnya, minim kegiatan hanya membuatnya bosan di rumah. “Aku justru suka kalau ada kegiatan. 24 jam ada kegiatan juga aku lakuin daripada diam di rumah,” ujarnya melalui telepon.
Tujuan organisasi yang jelas dan kehidupan organisasi yang baik menjadi faktor penting untuk konsisten dalam sebuah organisasi. Alasan inilah yang membuat Yadika bertahan di Komunias Sangsang Volunteer sejak 2018.
Foto: Dok. Yadika Sinubowati
Prioritas kegiatan berdasarkan kebutuhan menjadi pilihannya ketika kegiatan sukarelawan berbarengan dengan kegiatan yang lain.
“Sejauh ini kalau ada kegiatan di luar volunteer dan lebih urgent mau enggak mau absen dulu. Sisanya enggak begitu susah untuk atur jadwal karena acara volunteer sendiri, kan, di hari libur,” ungkapnya menjelaskan.
Dalam menghadapi kebosanan dalam berorganisasi, Rani lebih memilih untuk mengikuti kegiatan sukarelawan di tempat lain.
“Buat refresh aja, sih. Mungkin di tempat lain bisa menemukan ide baru,” jawabnya dengan tegas. ( )
Ide baru yang diberikan anggota komunitas nantinya akan menentukan bentuk kegiatan sukarelawan yang diadakan Sangsang Volunteer setiap bulannya.
GenSINDO
Halimah Saadiyah/Nur Kamilah
Universitas Al-Azhar Indonesia/Universitas Negeri Jakarta
Hari sukarelawan terbentuk pada mulanya karena enggak adanya keseragaman di berbagai negara tentang sukarelawan.
Padahal sukarelawan punya peran penting serta berkontribusi dalam kehidupan masyarakat dan bernegara seperti membantu pemberantasan kemiskinan, buta huruf, kelaparan, penyakit, dan banyak hal.
Maka dari itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam sidang umum pada 1985 mendesak pemerintah untuk mengadakan acara tahunan untuk memperingati hari sukarelawan, dan akhirnya 5 Desember dipilih sebagai waktu yang tepat.
Foto: Alan Tormey
Pada 20 November 1997, PBB memilih tahun 2001 menjadi Tahun Sukarelawan Internasional. Jadi kini Hari Sukarelawan Internasional sudah berusia 19 tahun.
Peringatan ini bertujuan untuk peningkatan jumlah sukarelawan dan pengakuan atas perbuatan atau pekerjaan yang mereka lakukan, membantu dalam memfasilitasi kebutuhan mereka, bahkan memberikan promosi atau keuntungan menjadi sukarelawan.
Selain itu, tujuan dibentuknya Hari Sukarelawan Internasional untuk memberikan penghargaan pada manusia yang telah mengabdikan waktu dan hidupnya menjadi sukarelawan. Baik dari sukarelawan kelompok agama, swasta, yayasan, pendidikan, dan lainnya.
Betah Jadi Sukarelawan
Mendapat pengalaman dan kenalan baru dan dilakukan dengan tanpa paksaan menjadi bagian dari kegiatan sukarelawan. ( )
Saking senangnya menjadi sukarelawan, enggak sedikit ditemukan anak muda yang mengikuti kegiatan sukarelawan yang sama dalam kurun waktu yang lama.
Foto: Dok. Yadika Sinubowati
Yadika Sinubowati, Maharani, dan Dian Sri Rosa contohnya. Memutuskan bergabung dalam Komunitas Sangsang Volunteer dan Sangsang Friends membuat mereka betah menjadi bagian dari Sangsang Univ. bertahun-tahun lamanya.
Dian menceritakan awal mula bergabung dengan Sangsang Friends sejak 2019. Menyukai kegiatan lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang membuat Dian sering mengikuti kegiatan sukarelawan yang diadakan Sangsang Volunteer setiap bulannya.
Menurutnya, minim kegiatan hanya membuatnya bosan di rumah. “Aku justru suka kalau ada kegiatan. 24 jam ada kegiatan juga aku lakuin daripada diam di rumah,” ujarnya melalui telepon.
Tujuan organisasi yang jelas dan kehidupan organisasi yang baik menjadi faktor penting untuk konsisten dalam sebuah organisasi. Alasan inilah yang membuat Yadika bertahan di Komunias Sangsang Volunteer sejak 2018.
Foto: Dok. Yadika Sinubowati
Prioritas kegiatan berdasarkan kebutuhan menjadi pilihannya ketika kegiatan sukarelawan berbarengan dengan kegiatan yang lain.
“Sejauh ini kalau ada kegiatan di luar volunteer dan lebih urgent mau enggak mau absen dulu. Sisanya enggak begitu susah untuk atur jadwal karena acara volunteer sendiri, kan, di hari libur,” ungkapnya menjelaskan.
Dalam menghadapi kebosanan dalam berorganisasi, Rani lebih memilih untuk mengikuti kegiatan sukarelawan di tempat lain.
“Buat refresh aja, sih. Mungkin di tempat lain bisa menemukan ide baru,” jawabnya dengan tegas. ( )
Ide baru yang diberikan anggota komunitas nantinya akan menentukan bentuk kegiatan sukarelawan yang diadakan Sangsang Volunteer setiap bulannya.
GenSINDO
Halimah Saadiyah/Nur Kamilah
Universitas Al-Azhar Indonesia/Universitas Negeri Jakarta
(it)