Kasus Irene Red Velvet Ungkap Perisakan dan Standar Ganda Perempuan dalam K-Pop

Kamis, 29 Oktober 2020 - 16:03 WIB
loading...
Kasus Irene Red Velvet...
Kasus perisakan yang menimpa Irene Red Velvet mengungkap sisi gelap budaya K-pop dan Korsel. Foto/SM Entertainment
A A A
SEOUL - Kasus Irene Red Velvet yang melakukan perisakan pada salah seorang stylist-nya memberi gambaran tentang budaya perisakan dan standar berat yang mesti dipikul para idol K-pop perempuan.

Meski sudah meminta maaf karena menindas stafnya, Irene tetap mendapatkan tekanan, bahkan didesak untuk keluar dari Red Velvet.

Mengutip South China Morning Post, skandal ini memperlihatkan soal penyalahgunaan kekuasaan di Korea Selatan (Korsel). Aksi intimidasi Irene ini juga mengungkapkan fenomena gapjil di negara tersebut.

Fenomena gapjil adalah istilah untuk menyebut sikap orang-orang yang punya otoritas tinggi dan menindas mereka yang statusnya di bawah mereka.

Kasus Irene Red Velvet Ungkap Perisakan dan Standar Ganda Perempuan dalam K-Pop

Foto: SM Entertainment

“Terlepas dari kebenaran klaim terhadapnya, atau beratnya kasus ini, publik melihat ini sebagai bagian dari pola pelecehan oleh mereka yang berkuasa yang telah menjadi masalah besar di negara ini dalam beberapa tahun terakhir,” kata Hawon Jung, jurnalis perempuan yang juga pernah bekerja untuk AFP Seoul.

Menurutnya, sebagian besar kemarahan masyarakat kepada Irene berasal dari fenomena ini. Gak heran, meski Irene sudah minta maaf, kemarahan masyarakat Koresel gak meredup. ( )

Dalam industri K-pop, idol memang dituntut punya citra yang sehat dan positif. Para bintang K-pop perempuan malah diberi standar yang lebih tinggi lagi, alias sangat diharapkan gakpunya kontroversi apa pun, dibanding para idol pria.

“Liputan media yang masif tentang persepsi gapjil Irene menunjukkan bahwa media menerapkan standar moral yang jauh lebih besar kepada bintang perempuan dibanding bintang pria,” kata Hawon Jung yang menulis buku tentang gerakan Me Too di Korsel.

Kasus Irene Red Velvet Ungkap Perisakan dan Standar Ganda Perempuan dalam K-Pop

Foto: SM Entertainment

Idol pria seringkali lebih gampang masuk kembali ke industri setelah skandal, misalnya saja aktor Kim Hyun-Joong yang tersangkut masalah skandal seks dengan perempuan yang mengaku pacarnya. Baru-baru ini, Hyun-joong sudah mengeluarkan album barunya.

Menurut Hawon Jung, seandainya Irene laki-laki, dia tentu tetap akan menghadapi kemarahan masyarakat atas perilaku gapjil-nya.

“Tapi pertanyaannya bukan itu, melainkan berapa lama kemarahan publik akan bertahan, seberapa intens itu, dan seberapa besar kerusakan yang akan ditimbulkannya pada karier seseorang,” katanya.

Skandal yang menimpa Irene memang jadi sangat booming di Korsel, bahkan salah satu surat kabar memuat artikel mengenai aplikasi fitur wajah yang mengungkapkan bahwa Irene punya kepribadian yang agresif dan sembrono.

Padahal, fitur wajah Irene itu pula yang jadi aset visual penting buat grup Red Velvet dalam setiap penampilannya. ( )

Kasus Irene Red Velvet Ungkap Perisakan dan Standar Ganda Perempuan dalam K-Pop

Foto: SM Entertainment

Jung juga menghubungkan reaksi terhadap skandal yang menimpa Irene dengan kurangnya jumlah perempuan di dunia kerja.

Menurut penelitiannya, 70% perusahaan yang terdaftar di Korea Selatan gak punya satu pun perempuan di deretan direksi mereka.

Tekanan sosial membuat para perempuan gak mendapatkan pekerjaan, harus menerima pelecehan seksual, dan gak bisa mengembangkan karier kalau mau berkeluarga.

Hal-hal ini pula yang membuat tekanan terhadap Irene yang seorang perempuan jadi lebih berat dibanding jika hal ini terjadi pada idol pria. ( )

"Seluruh kehebohan media tentang gapjil menunjukkan bahwa media menerapkan standar moral yang jauh lebih tidak termaafkan kepada bintang perempuan dibanding bintang pria - seperti yang selalu mereka lakukan," tuturnya.

Vica Nurul Aini
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @vicaaan
(it)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2774 seconds (0.1#10.140)