Belajar dari Daenerys, Goblin, dan Jung Pal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menonton serial bukan sekadar bisa mendapat tontonan seru saat rebahan, tapi juga bisa mendapat ilmu tentang karakter seseorang.
Dari sisi ilmu psikologi , ada banyak hal yang bisa kita dapat dari mengamati karakter-karakter popular dari serial televisi atau web series Barat atau Korea.
Mulai dari mempelajari dan memahami sifat atau karakter tertentu, sampai cara menghadapi orang dengan karakter tersebut. ( )
Nah, psikolog Dwi Ningsih Ariani, M.Psi., Psi. mengajak kita menelaah beberapa karakter fiksi populer dalam serial. Yang pertama ada Daenerys Targaryen, salah satu karakter utama dalam serial HBO, "Game of Thrones", yang dimainkan Emilia Clarke.
Foto: HBO
Pada awalnya, Daenerys adalah sosok yang penurut dan pasif, tapi karena banyak kejadian buruk yang menimpanya, dia berubah menjadi sosok yang pemarah dan kejam, sehingga dijuluki Mad Queen.
“Perubahan sikap Daenerys dalam ilmu psikologi sangat memungkinkan, sehingga Daenerys memerlukan support system untuk mengatasi traumanya ini,” kata Dwi menjelaskan.
Katanya, kalau kita ketemu orang seperti Daenerys, maka kita perlu memberikan dukungan agar orang seperti ini perlahan bisa membagikan trauma masa lalunya.
Karakter berikutnya yang mirip adalah Ko Moon-young (Seo Ye-ji) dalam drama Korea "It's Okay to Not Be Okay". Moon-young adalah penulis buku anak-anak, tapi sifatnya kasar, suka berbuat seenaknya, dan impulsif. Dia juga selalu ingin terlihat mencolok dalam penampilan, tapi punya pribadi tertutup.
Foto: Netflix
“Dia punya gangguan Anti Social Personality Disorder (ASPD), gangguan mental yang menyebabkan orang punya sifat impulsif, mudah marah, dan tidak memiliki rasa penyesalan,” ujar Dwi.
Kalau bertemu orang seperti ini, Dewi menyarankan supaya kita mencoba menjadi teman yang bisa dipercaya dan diandalkan. Kita juga harus berusaha untuk menjadi support system-nya supaya perlahan dia mau membuka dirinya, persis seperti yang dilakukan Moon Kang-tae.
Masih ngomongin karakter abu-abu, sekarang giliran Kim Shin/Goblin (Gong Yoo) dalam serial "Goblin". Dia adalah iblis yang hidup ribuan tahun. Sikapnya dingin, tapi sebenarnya perhatian.
Foto: tvN
Dia punya masa lalu yang lumayan kelam, yaitu dibunuh oleh orang terdekatnya, yaitu Malaikat Pencabut Nyawa (Lee Dong Wook). Namun, ia mencoba untuk memaafkan dan melupakan kejahatan itu.
“Dengan memafkan, kita bisa menjaga fisik dan kesehatan mental diri kita sendiri. Kita juga bisa mengambil pelajaran untuk selalu melihat ke depan dan melupakan masa lalu yang kurang baik,” kata Dwi.
Berikutnya, tokoh menyebalkan bernama Tokyo (Ursula Corbero) dalam "Money Heist". Sebenarnya, dia cerdas dan tangguh, tapi gampang emosi, keras kepala, nekat, dan egois.
Foto: Netflix
Saat punya masalah pribadi, maka itu akan berpengaruh dan menghambat pekerjaannya. Gak heran, dia disebut trouble maker. ( )
“Mereka perlu validasi mengenai emosinya. Kita bisa mengajak mereka untuk membicarakan tentang emosinya dan mengajak mereka untuk lebih rasional, terutama kalau menyangkut pekerjaan,” kata Dewi menguraikan.
Foto: tvN
Terakhir, ada Jung Hwan/Jung Pal (Ryu Jun-yeol) dalam Reply 1988. Dia laki-laki yang pintar, tapi dingin. Dia naksir temannya, tapi gak berani mengatakannya. Walau begitu, dia menunjukkannya lewat perbuatan, meski pada akhirnya kalah bersaing.
“Nah, kalau dengan mereka, kita mesti berkomunikasi secara asertif, yaitu berkomunikasi tanpa menghakimi, jadi mereka perlahan-lahan bisa membuka diri,” ucap Dwi.
GenSINDO
Fisabilillah Hadisyah Siregar
Universitas Padjajaran
Dari sisi ilmu psikologi , ada banyak hal yang bisa kita dapat dari mengamati karakter-karakter popular dari serial televisi atau web series Barat atau Korea.
Mulai dari mempelajari dan memahami sifat atau karakter tertentu, sampai cara menghadapi orang dengan karakter tersebut. ( )
Nah, psikolog Dwi Ningsih Ariani, M.Psi., Psi. mengajak kita menelaah beberapa karakter fiksi populer dalam serial. Yang pertama ada Daenerys Targaryen, salah satu karakter utama dalam serial HBO, "Game of Thrones", yang dimainkan Emilia Clarke.
Foto: HBO
Pada awalnya, Daenerys adalah sosok yang penurut dan pasif, tapi karena banyak kejadian buruk yang menimpanya, dia berubah menjadi sosok yang pemarah dan kejam, sehingga dijuluki Mad Queen.
“Perubahan sikap Daenerys dalam ilmu psikologi sangat memungkinkan, sehingga Daenerys memerlukan support system untuk mengatasi traumanya ini,” kata Dwi menjelaskan.
Katanya, kalau kita ketemu orang seperti Daenerys, maka kita perlu memberikan dukungan agar orang seperti ini perlahan bisa membagikan trauma masa lalunya.
Karakter berikutnya yang mirip adalah Ko Moon-young (Seo Ye-ji) dalam drama Korea "It's Okay to Not Be Okay". Moon-young adalah penulis buku anak-anak, tapi sifatnya kasar, suka berbuat seenaknya, dan impulsif. Dia juga selalu ingin terlihat mencolok dalam penampilan, tapi punya pribadi tertutup.
Foto: Netflix
“Dia punya gangguan Anti Social Personality Disorder (ASPD), gangguan mental yang menyebabkan orang punya sifat impulsif, mudah marah, dan tidak memiliki rasa penyesalan,” ujar Dwi.
Kalau bertemu orang seperti ini, Dewi menyarankan supaya kita mencoba menjadi teman yang bisa dipercaya dan diandalkan. Kita juga harus berusaha untuk menjadi support system-nya supaya perlahan dia mau membuka dirinya, persis seperti yang dilakukan Moon Kang-tae.
Masih ngomongin karakter abu-abu, sekarang giliran Kim Shin/Goblin (Gong Yoo) dalam serial "Goblin". Dia adalah iblis yang hidup ribuan tahun. Sikapnya dingin, tapi sebenarnya perhatian.
Foto: tvN
Dia punya masa lalu yang lumayan kelam, yaitu dibunuh oleh orang terdekatnya, yaitu Malaikat Pencabut Nyawa (Lee Dong Wook). Namun, ia mencoba untuk memaafkan dan melupakan kejahatan itu.
“Dengan memafkan, kita bisa menjaga fisik dan kesehatan mental diri kita sendiri. Kita juga bisa mengambil pelajaran untuk selalu melihat ke depan dan melupakan masa lalu yang kurang baik,” kata Dwi.
Berikutnya, tokoh menyebalkan bernama Tokyo (Ursula Corbero) dalam "Money Heist". Sebenarnya, dia cerdas dan tangguh, tapi gampang emosi, keras kepala, nekat, dan egois.
Foto: Netflix
Saat punya masalah pribadi, maka itu akan berpengaruh dan menghambat pekerjaannya. Gak heran, dia disebut trouble maker. ( )
“Mereka perlu validasi mengenai emosinya. Kita bisa mengajak mereka untuk membicarakan tentang emosinya dan mengajak mereka untuk lebih rasional, terutama kalau menyangkut pekerjaan,” kata Dewi menguraikan.
Foto: tvN
Terakhir, ada Jung Hwan/Jung Pal (Ryu Jun-yeol) dalam Reply 1988. Dia laki-laki yang pintar, tapi dingin. Dia naksir temannya, tapi gak berani mengatakannya. Walau begitu, dia menunjukkannya lewat perbuatan, meski pada akhirnya kalah bersaing.
“Nah, kalau dengan mereka, kita mesti berkomunikasi secara asertif, yaitu berkomunikasi tanpa menghakimi, jadi mereka perlahan-lahan bisa membuka diri,” ucap Dwi.
GenSINDO
Fisabilillah Hadisyah Siregar
Universitas Padjajaran
(it)