7 Perbedaan Besar Parasyte: The Grey dengan Animenya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa perbedaan signifikan antara drakor Parasyte: The Grey dengan seri animenya yang tayang pada 2014-2015.
Parasyte: The Grey diadaptasi dari manga Parasyte karya Hitoshi Iwaaki yang dipublikasikan sejak 1989 hingga 1994. Manga ini lantas diadaptasi menjadi seri anime Parasyte: The Maxim dan dua film live-action Parasyte: Part 1 dan Parasyte: Part 2.
Yang menarik, manga, anime, dan film live action-nya memiliki cerita dan karakter utama yang sama. Sedangkan drama Korea Parasyte: The Grey justru berbeda sama sekali.
Berikut ini perbedaan signifikan antara drama Korea Parasyte: The Grey dengan animenya, mengutip dari Screenrant.
1. Karakter Utama dan Latar yang Berbeda
Foto: Netflix/Madhouse
Anime Parasyte: The Maxim memiliki karakter utama sama dengan manganya, yaitu Shinichi Izumi. Ia adalah anak SMA yang tangannya dikuasai oleh parasit. Adapun latarnya di Jepang.
Sedangkan Parasyte: The Grey mengambil karakter utama perempuan berusia 29 tahun bernama Jung Su-in (Jeon So-nee). Latar serial ini di Korea Selatan.
Dalam ending Parasyte: The Grey, karakter Shinichi Izumi hadir sebagai cameo. Mengingat manga Parasyte menggambarkan bahwa invasi parasit terjadi di seluruh dunia, sangat mungkin peristiwa yang ada dalam drakor dan animenya terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan.
2. Parasit Lebih Cepat Diketahui dalam Drama Korea
Foto: Netflix
Dalam Parasyte: The Grey, kehadiran parasit langsung diketahui oleh warga dan kepolisian. Ini karena ada kamera yang merekam peristiwa penyerangan parasit terhadap manusia di sebuah festival musik.
Ini berbeda dengan versi animenya yang butuh waktu cukup lama bagi pihak berwenang untuk mengetahui bahwa malapetaka yang ada disebabkan oleh parasit. Ini artinya, peristiwa dalam drama Korea lebih cepat berjalan dibanding versi animenya.
3. Fokus Cerita dan Team Grey
Foto: Netflix
Team Grey hanya ada dalam versi drama Korea. Tim ini jadi salah satu inti penting cerita, dengan karakter Choi Jun-kyung (Lee Jung-hyun) sebagai pemimpinnya.
Adapun perburuan yang dilakukan Team Grey terhadap organisasi parasit menjadi inti cerita serialnya, dan Su-in menjadi sosok yang berada di tengah-tengahnya dan ikut terlibat.
Sedangkan anime Parasyte: The Maxim tak memiliki tim seperti Team Grey, Mereka memang memiliki agen khusus dan komite yang fokus menangani kasus parasit, tapi bekerja dengan cara yang berbeda dengan Team Grey.
Selain itu, fokus cerita animenya juga lebih kepada pribadi Shinichi dan pandangannya yang berubah tentang dunia setelah dirinya dimasuki parasit.
4. Cara Kerja Parasit Heidi Berbeda dengan Migi
Foto:Madhouse
Dalam Parasyte: The Grey, Heidi yang hidup dalam tubuh Su-in gagal menginvasi otak perempuan itu. Akibatnya, ia hanya bisa menguasai seluruh tubuh Su-in dalam waktu relatif singkat, hanya 10-15 menit saja.
Heidi hanya muncul jika Su-in merasa terancam. Mereka juga hanya bisa berkomunikasi secara langsung jika Su-in pingsan.
Sedangkan Migi yang juga gagal menguasai otak Shinichi hanya bisa menguasai tangan kanannya saja, bukan seluruh tubuh pria itu. Hanya saja, Migi bisa terus ada bersama Shinichi, bahkan bisa berbincang-bincang kapan pun mereka mau.
Perbedaan lainnya, Migi punya bentuknya sendiri. Sedangkan wujud Heidi meniru inangnya.
5. Hubungan Su-in dan Shinichi dengan Parasit Mereka
Foto:Madhouse/Netflix/Screenrant
Sejak awal, Heidi selalu mendukung Su-in dalam setiap langkahnya, termasuk menolak bergabung dengan organisasi parasit di gereja. Heidi tak pernah melakukan hal di luar keinginan Su-in.
Ini berbeda dengan Migi yang awalnya sering bentrok dengan Shinichi karena mereka berbeda keinginan. Bahkan Migi pernah berniat menyakiti Shinichi gara-gara inangnya itu mau mengungkapkan jati diri mereka.
6. Versi Drama Korea Lebih Banyak Adegan Laganya
Foto: Netflix
Dibanding versi animenya, versi serial live action-nya lebih banyak memiliki adegan laga mendebarkan. Ini karena ada beberapa karakter utama dan pendukung yang diceritakan, ditambah plot cerita yang juga menyorot Team Grey.
Sedangkan animenya bercerita dari sudut pandang Shinichi, yang membuatnya terbatas dalam merekam aksi dari karakter lainnya.
7. Tema Cerita Parayste: The Grey Berbeda dengan Anime
Foto:Madhouse
Parasyte: The Grey mengambil cerita tentang parasit yang ingin mengambil alih tubuh dan pikiran manusia, untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Ini sejalan dengan kisah manganya.
Dalam versi drakornya, komunitas digambarkan sebagai alat yang penting untuk membantu bertahan hidup. Komunitas juga dijadikan pemimpin zalim untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Namun di sisi lain, bergabung dalam komunitas juga bisa mencegah bahaya itu.
Sedangkan dalam versi animenya, temanya lebih menyorot pada makna setiap bentuk kehidupan yang ada di alam semesta, dan fokusnya pada Shinichi.
Ini misalnya bisa dilihat saat Reiko, guru Shinichi yang menjadi parasit, bertanya pada muridnya itu apakah nyawanya lebih berharga dibanding yang lainnya, ketika mereka melakukan hal yang sama, yaitu mencari makanan untuk bertahan hidup.
Drama Korea Parasyte: The Grey dan anime Parasyte: The Maxim bisa ditonton di Netflix.
Parasyte: The Grey diadaptasi dari manga Parasyte karya Hitoshi Iwaaki yang dipublikasikan sejak 1989 hingga 1994. Manga ini lantas diadaptasi menjadi seri anime Parasyte: The Maxim dan dua film live-action Parasyte: Part 1 dan Parasyte: Part 2.
Yang menarik, manga, anime, dan film live action-nya memiliki cerita dan karakter utama yang sama. Sedangkan drama Korea Parasyte: The Grey justru berbeda sama sekali.
Berikut ini perbedaan signifikan antara drama Korea Parasyte: The Grey dengan animenya, mengutip dari Screenrant.
Perbedaan Parasyte: The Grey dengan Animenya
1. Karakter Utama dan Latar yang Berbeda
Foto: Netflix/Madhouse
Anime Parasyte: The Maxim memiliki karakter utama sama dengan manganya, yaitu Shinichi Izumi. Ia adalah anak SMA yang tangannya dikuasai oleh parasit. Adapun latarnya di Jepang.
Sedangkan Parasyte: The Grey mengambil karakter utama perempuan berusia 29 tahun bernama Jung Su-in (Jeon So-nee). Latar serial ini di Korea Selatan.
Dalam ending Parasyte: The Grey, karakter Shinichi Izumi hadir sebagai cameo. Mengingat manga Parasyte menggambarkan bahwa invasi parasit terjadi di seluruh dunia, sangat mungkin peristiwa yang ada dalam drakor dan animenya terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan.
2. Parasit Lebih Cepat Diketahui dalam Drama Korea
Foto: Netflix
Dalam Parasyte: The Grey, kehadiran parasit langsung diketahui oleh warga dan kepolisian. Ini karena ada kamera yang merekam peristiwa penyerangan parasit terhadap manusia di sebuah festival musik.
Ini berbeda dengan versi animenya yang butuh waktu cukup lama bagi pihak berwenang untuk mengetahui bahwa malapetaka yang ada disebabkan oleh parasit. Ini artinya, peristiwa dalam drama Korea lebih cepat berjalan dibanding versi animenya.
3. Fokus Cerita dan Team Grey
Foto: Netflix
Team Grey hanya ada dalam versi drama Korea. Tim ini jadi salah satu inti penting cerita, dengan karakter Choi Jun-kyung (Lee Jung-hyun) sebagai pemimpinnya.
Adapun perburuan yang dilakukan Team Grey terhadap organisasi parasit menjadi inti cerita serialnya, dan Su-in menjadi sosok yang berada di tengah-tengahnya dan ikut terlibat.
Sedangkan anime Parasyte: The Maxim tak memiliki tim seperti Team Grey, Mereka memang memiliki agen khusus dan komite yang fokus menangani kasus parasit, tapi bekerja dengan cara yang berbeda dengan Team Grey.
Selain itu, fokus cerita animenya juga lebih kepada pribadi Shinichi dan pandangannya yang berubah tentang dunia setelah dirinya dimasuki parasit.
4. Cara Kerja Parasit Heidi Berbeda dengan Migi
Foto:Madhouse
Dalam Parasyte: The Grey, Heidi yang hidup dalam tubuh Su-in gagal menginvasi otak perempuan itu. Akibatnya, ia hanya bisa menguasai seluruh tubuh Su-in dalam waktu relatif singkat, hanya 10-15 menit saja.
Heidi hanya muncul jika Su-in merasa terancam. Mereka juga hanya bisa berkomunikasi secara langsung jika Su-in pingsan.
Sedangkan Migi yang juga gagal menguasai otak Shinichi hanya bisa menguasai tangan kanannya saja, bukan seluruh tubuh pria itu. Hanya saja, Migi bisa terus ada bersama Shinichi, bahkan bisa berbincang-bincang kapan pun mereka mau.
Perbedaan lainnya, Migi punya bentuknya sendiri. Sedangkan wujud Heidi meniru inangnya.
5. Hubungan Su-in dan Shinichi dengan Parasit Mereka
Foto:Madhouse/Netflix/Screenrant
Sejak awal, Heidi selalu mendukung Su-in dalam setiap langkahnya, termasuk menolak bergabung dengan organisasi parasit di gereja. Heidi tak pernah melakukan hal di luar keinginan Su-in.
Ini berbeda dengan Migi yang awalnya sering bentrok dengan Shinichi karena mereka berbeda keinginan. Bahkan Migi pernah berniat menyakiti Shinichi gara-gara inangnya itu mau mengungkapkan jati diri mereka.
6. Versi Drama Korea Lebih Banyak Adegan Laganya
Foto: Netflix
Dibanding versi animenya, versi serial live action-nya lebih banyak memiliki adegan laga mendebarkan. Ini karena ada beberapa karakter utama dan pendukung yang diceritakan, ditambah plot cerita yang juga menyorot Team Grey.
Sedangkan animenya bercerita dari sudut pandang Shinichi, yang membuatnya terbatas dalam merekam aksi dari karakter lainnya.
7. Tema Cerita Parayste: The Grey Berbeda dengan Anime
Foto:Madhouse
Parasyte: The Grey mengambil cerita tentang parasit yang ingin mengambil alih tubuh dan pikiran manusia, untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Ini sejalan dengan kisah manganya.
Dalam versi drakornya, komunitas digambarkan sebagai alat yang penting untuk membantu bertahan hidup. Komunitas juga dijadikan pemimpin zalim untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Namun di sisi lain, bergabung dalam komunitas juga bisa mencegah bahaya itu.
Sedangkan dalam versi animenya, temanya lebih menyorot pada makna setiap bentuk kehidupan yang ada di alam semesta, dan fokusnya pada Shinichi.
Ini misalnya bisa dilihat saat Reiko, guru Shinichi yang menjadi parasit, bertanya pada muridnya itu apakah nyawanya lebih berharga dibanding yang lainnya, ketika mereka melakukan hal yang sama, yaitu mencari makanan untuk bertahan hidup.
Drama Korea Parasyte: The Grey dan anime Parasyte: The Maxim bisa ditonton di Netflix.
(ita)