5+ Idol K-Pop yang Bikin Saham Agensinya Anjlok dan Melesat, Terbaru Lisa BLACKPINK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai perusahaan publik yang masuk dalam pasar saham, kehidupan agensi K-pop tentunya sangat bergantung pada persepsi pemegang saham tentang kinerja agensi tersebut.
Jika mereka menganggap kinerja agensi tidak sesuai ekspektasi, maka nilai sahamnya bisa turun, bahkan sampai merosot drastis. Kinerja ini pun berkaitan erat dengan aktivitas para talenta atau artis yang berada dalam naungan agensi tersebut.
Perlu diketahui, bahwa ada empat agensi K-pop terbesar di Korea Selatan, yaitu HYBE, SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment. HYBE yang merupakan perusahaan multilabel berada di pasar saham Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), sedangkan tiga lainnya di Korean Securities Dealers Automated Quotations (KOSDAQ).
Nah, berikut ini berita atau rumor tentang grup K-pop atau salah satu idol-nya yang langsung memengaruhi harga saham agensi yang menaungi mereka.
Foto: YG Entertainment
Lisa BLACKPINK jadi contoh terbaru betapa rumor buruk bisa jadi petaka bagi agensi. Setelah pada Kamis (8/9) media Korea memberitakan rumor bahwa idol asal Thailand itu menolak dua kali tawaran perpanjangan kontrak, saham YG Entertainment langsung anjlok 9%. Saat berita ini ditulis, saham YG Entertainment senilai 79.300 won.
Padahal, YG Entertainment menawarkan angka kontrak senilai 50 miliar won atau sekitar Rp564 miliar untuk Lisa. Penolakan ini tentunya membuat khawatir para pemegang saham karena bisa mengancam keberlangsungan grup BLACKPINK. Klarifikasi agensi bahwa negosiasi kontrak masih berlangsung juga tak meredakan rumor ini.
Sebelumnya pada Juli, rumor yang sama juga beredar dan membuat saham agensi itu turun sekitar 6%. Sebelumnya pada 2021, harga saham YG Entertainment sempat naik 5% saat album debut solo Lisa, LALISA dirilis.
Foto: BigHit Music
Dalam acara ulang tahun BTS pada pertengahan Juni 2022, grup dari BigHit Music itu mengumumkan bahwa mereka akan fokus pada proyek solo masing-masing dibanding aktivitas grup hingga 2025. Namun media Korea menulis bahwa BTS akan hiatus, malah ada isu bahwa mereka akan bubar.
Berita ini langsung memukul saham HYBE (induk perusahaan BigHit Music), membuat nilainya jatuh hingga nyaris 28%. Ini membuat market value (nilai aset perusahaan) HYBE turun hingga USD1,7 miliar (Rp26,1 triliun). Kondisi ini sampai membuat HYBE melakukan klarifikasi atas kesalahpahaman tersebut.
Di sisi lain, saat lagu debut solo Jimin bertajuk Like Crazy menduduki posisi puncak Billboard Hot 100 pada April lalu, saham HYBE terdongkrak hingga sekitar 11%. Ini menunjukkan pengaruh BTS yang masih sangat kuat sebagai penghasil pundi-pundi uang untuk HYBE.
Forbes pada 2020 membuat estimasi bahwa BTS berkontribusi sebanyak USD3,6 miliar (Rp55,3 triliun) per tahun untuk perekonomian Korea Selatan. Sementara Hyundai Research memprediksi bahwa sepanjang 2014-2023, BTS berkontribusi hingga USD29,1 triliun (Rp445,1 kuadriliun) untuk negaranya. Saat ini saham HYBE dihargai 244.500 won.
Foto: YG Entertainment
Berita comeback-nya BIGBANG pada awal 2022 membuat publik dan pelaku bisnis menyambut dengan antusias. Namun saat akhirnya single mereka yang bertajuk Still Life dirilis, saham YG Entertainment justru turun dari 71.100 won menjadi 65.800, dan turun lagi menjadi 60.000 won.
Hal ini diduga karena comeback tersebut tak sesuai harapan para pemegang saham, yang menginginkan informasi tur BIGBANG atau album penuh dari grup tersebut.
Lalu pada awal Juni lalu, harga saham YG Entertainment juga kembali diuji dengan berita kontrak G-Dragon BIGBANG yang telah habis. Informasi ini langsung membuat saham agensi itu turun 7,14%. Untungnya, belakangan diketahui bahwa G-Dragon akhirnya memperbarui kontrak dengan YG Entertainment, meski dia satu-satunya member BIGBANG yang tetap berada di agensi tersebut.
Foto: SM Entertainment
SM Entertainment punya banyak riwayat artis yang keluar dari agensi tersebut, baik secara baik-baik maupun karena konflik. Misalnya saja pada awal Juni lalu, saat sub-unit EXO, yaitu CBX (Chen, Baekhyun, Xiumin) memutuskan menggugat SM Entertainment, saham agensi itu langsung turun hingga 7,3%. Namun akhirnya masalah ini berhasil diselesaikan dengan damai.
Jika mereka menganggap kinerja agensi tidak sesuai ekspektasi, maka nilai sahamnya bisa turun, bahkan sampai merosot drastis. Kinerja ini pun berkaitan erat dengan aktivitas para talenta atau artis yang berada dalam naungan agensi tersebut.
Perlu diketahui, bahwa ada empat agensi K-pop terbesar di Korea Selatan, yaitu HYBE, SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment. HYBE yang merupakan perusahaan multilabel berada di pasar saham Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), sedangkan tiga lainnya di Korean Securities Dealers Automated Quotations (KOSDAQ).
Nah, berikut ini berita atau rumor tentang grup K-pop atau salah satu idol-nya yang langsung memengaruhi harga saham agensi yang menaungi mereka.
1. Lisa BLACKPINK
Foto: YG Entertainment
Lisa BLACKPINK jadi contoh terbaru betapa rumor buruk bisa jadi petaka bagi agensi. Setelah pada Kamis (8/9) media Korea memberitakan rumor bahwa idol asal Thailand itu menolak dua kali tawaran perpanjangan kontrak, saham YG Entertainment langsung anjlok 9%. Saat berita ini ditulis, saham YG Entertainment senilai 79.300 won.
Padahal, YG Entertainment menawarkan angka kontrak senilai 50 miliar won atau sekitar Rp564 miliar untuk Lisa. Penolakan ini tentunya membuat khawatir para pemegang saham karena bisa mengancam keberlangsungan grup BLACKPINK. Klarifikasi agensi bahwa negosiasi kontrak masih berlangsung juga tak meredakan rumor ini.
Sebelumnya pada Juli, rumor yang sama juga beredar dan membuat saham agensi itu turun sekitar 6%. Sebelumnya pada 2021, harga saham YG Entertainment sempat naik 5% saat album debut solo Lisa, LALISA dirilis.
2. BTS
Foto: BigHit Music
Dalam acara ulang tahun BTS pada pertengahan Juni 2022, grup dari BigHit Music itu mengumumkan bahwa mereka akan fokus pada proyek solo masing-masing dibanding aktivitas grup hingga 2025. Namun media Korea menulis bahwa BTS akan hiatus, malah ada isu bahwa mereka akan bubar.
Berita ini langsung memukul saham HYBE (induk perusahaan BigHit Music), membuat nilainya jatuh hingga nyaris 28%. Ini membuat market value (nilai aset perusahaan) HYBE turun hingga USD1,7 miliar (Rp26,1 triliun). Kondisi ini sampai membuat HYBE melakukan klarifikasi atas kesalahpahaman tersebut.
Di sisi lain, saat lagu debut solo Jimin bertajuk Like Crazy menduduki posisi puncak Billboard Hot 100 pada April lalu, saham HYBE terdongkrak hingga sekitar 11%. Ini menunjukkan pengaruh BTS yang masih sangat kuat sebagai penghasil pundi-pundi uang untuk HYBE.
Forbes pada 2020 membuat estimasi bahwa BTS berkontribusi sebanyak USD3,6 miliar (Rp55,3 triliun) per tahun untuk perekonomian Korea Selatan. Sementara Hyundai Research memprediksi bahwa sepanjang 2014-2023, BTS berkontribusi hingga USD29,1 triliun (Rp445,1 kuadriliun) untuk negaranya. Saat ini saham HYBE dihargai 244.500 won.
3. BIGBANG dan G-Dragon
Foto: YG Entertainment
Berita comeback-nya BIGBANG pada awal 2022 membuat publik dan pelaku bisnis menyambut dengan antusias. Namun saat akhirnya single mereka yang bertajuk Still Life dirilis, saham YG Entertainment justru turun dari 71.100 won menjadi 65.800, dan turun lagi menjadi 60.000 won.
Hal ini diduga karena comeback tersebut tak sesuai harapan para pemegang saham, yang menginginkan informasi tur BIGBANG atau album penuh dari grup tersebut.
Lalu pada awal Juni lalu, harga saham YG Entertainment juga kembali diuji dengan berita kontrak G-Dragon BIGBANG yang telah habis. Informasi ini langsung membuat saham agensi itu turun 7,14%. Untungnya, belakangan diketahui bahwa G-Dragon akhirnya memperbarui kontrak dengan YG Entertainment, meski dia satu-satunya member BIGBANG yang tetap berada di agensi tersebut.
4. Artis-Artis SM Entertainment
Foto: SM Entertainment
SM Entertainment punya banyak riwayat artis yang keluar dari agensi tersebut, baik secara baik-baik maupun karena konflik. Misalnya saja pada awal Juni lalu, saat sub-unit EXO, yaitu CBX (Chen, Baekhyun, Xiumin) memutuskan menggugat SM Entertainment, saham agensi itu langsung turun hingga 7,3%. Namun akhirnya masalah ini berhasil diselesaikan dengan damai.