SOROT: Catatan Box Office di Bioskop Indonesia Periode Januari-Juli 2023

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 16:39 WIB
loading...
SOROT: Catatan Box Office di Bioskop Indonesia Periode Januari-Juli 2023
Barbie jadi salah satu film impor terlaris pada tahun 2023 di Indonesia dengan raihan 1,6 juta penonton. Foto/Warner Bros. Pictures
A A A
JAKARTA - Tingkat okupansi penonton film Indonesia hingga Juli 2023 baru mencapai 36% tapi tingkat okupansi secara keseluruhan terhitung masih stabil.

Dari data yang dirilis Bicara Box Office hingga Juli 2023, tercatat 63,55 juta lembar tiket sudah terjual. Dengan demikian target untuk menyamai atau melampaui perolehan 90 juta lembar tiket tahun lalu masih mungkin tercapai.

Hingga 11 Agustus 2023 tercatat sudah ada 19 film yang beredar di bioskop seluruh Indonesia yang melampaui pencapaian 1 juta penonton. Menariknya karena posisi puncak masih diduduki oleh film Indonesia yaitu Sewu Dino dengan perolehan 4.886.406 penonton. Sekaligus film ini juga berhasil meraih pendapatan kotor sebesar Rp205 miliar. Sementara untuk film impor diduduki oleh Fast Xdengan perolehan 4.810.871 penonton.



Pencapaian Sewu Dinomelampaui Fast X menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap film nasional yang terus membaik. Bisa jadi belajar dari pengalaman sebelumnya dalam KKN di Desa Penari, Sewu Dinodikembangkan oleh MD Pictures dengan lebih baik. Fokus ceritanya jelas sejak awal: Sri diberi tugas menjaga Dela yang kesurupan dan mempertaruhkan nyawanya sendiri atas tugas itu.

Ceritanya pun dibuat sesederhana mungkin, dengan 1 karakter utama dan 2 karakter pendamping yang didesain untuk tak merebut perhatian penonton dari karakter utama. Motivasi karakternya jelas: bekerja untuk membiayai ayahnya yang sedang sakit. Sedari awal kita tahu yang akan dihadapi Sri dan kedua temannya. Transformasi yang dialami Sri pun jelas. Sri pada awal film berbeda dengan Sri yang kelak kita lihat pada akhir film.

SOROT: Catatan Box Office di Bioskop Indonesia Periode Januari-Juli 2023

Sewu Dino. Foto: MD Pictures

Ini berbeda dengan KKN di Desa Penariyang sejak awal tampak bingung memutuskan siapa yang akan menjadi karakter utama cerita ini, apa motivasi si karakter dan apakah ia akan mengalami transformasi dari awal dan akhir film. Tampak betul skenario mencoba setia dengan penuturan SimpleMan via thread-nya padahal tentu saja film biasanya bekerja sesuai formula yang ajek. Perlu penyesuaian sana-sini, perlu kompromi kanan-kiri agar cerita bisa berjalan dan dijalankan dengan baik.

Setelah dua film Indonesia yang bercokol di posisi puncak film terlaris dari genre horor, film Ketika Berhenti di Sinimenjadi film drama terlaris tahun ini hingga Juli 2023. Per 11 Agustus 2023, film yang disutradarai Umay Shahab itu telah beroleh 1.325.500 penonton.

Begitupun popularitas dari film yang dibintangi trio Prilly Latuconsina – Bryan Domani – Refal Hady tak selamanya berbanding lurus dengan kritik yang terlontar atasnya. Selain narasi yang tak efektif, puisi dan teka-teki dalam Ketika Berhenti di Sini” yang sekali lagi sesungguhnya potensial dieksplorasi, hanya menjadi teks dan tak kunjung menjadi subteks yang menggigit.

Jadinya memang menonton Ketika Berhenti di Siniterasa seperti menyelesaikan puzzle yang beberapa potongannya berserakan entah ke mana. Potongan paling penting yang justru memperlihatkan apa yang menjadi pusat dari gambar di puzzle seperti sengaja dihilangkan begitu saja.

Sementara dua film impor yang masih diputar di bioskop saat ini masing-masing Barbiedan Oppenheimerjuga telah melampaui pencapaian satu juta penonton. Barbieyang disutradarai oleh Greta Gerwig telah beroleh 1.619.365 penonton, sementara Oppenheimerdari Christopher Nolan telah mencetak jumlah penonton sebanyak 1.168.277 orang.

SOROT: Catatan Box Office di Bioskop Indonesia Periode Januari-Juli 2023

Oppenheimer. Foto: Universal Pictures

Tak pernah sedikit pun terbayangkan oleh saya bahwa Barbie, sosok boneka paling terkenal sedunia yang juga diserang karena mencitrakan perempuan dengan standar kecantikan yang sulit digapai, akan menjadi pintu bagi Greta untuk memberi semacam kuliah filsafat dan sosiokultural yang asyik selama hampir dua jam. Tapi Greta, juga pasangannya, sesama sutradara sekaligus penulis, Noah Baumbach, bisa melakukannya seakan-akan ini adalah hal termudah di dunia.

Awalnya kita akan bertemu Barbie (diperankan dengan mulus oleh Margot Robbie) dengan penampilan serba sempurna dan hidup di dunianya yang sempurna. Segalanya berjalan semestinya, meski berupa repetisi demi repetisi yang terjadi setiap hari. Kita juga bertemu dengan Ken (dengan penampilan dari Ryan Gosling yang layak mendapat nomine Oscar) yang sejatinya memang diciptakan sekadar untuk menemani Barbie. Dunia Barbie adalah dunia para perempuan dan laki-laki sekadar pelengkap. Sampai di sini kita mulai paham Greta akan membawa kita ke mana.

Sementara Oppenheimermembuat saya terkesima karena melihat Christopher mengambil pendekatan yang tak pernah terbayangkan. Ia menjadikan kisah bagaimana Robert yang sebelumnya dianggap berjasa oleh negaranya lantas integritasnya hendak dihancurkan oleh kalangan tertentu hanya karena dendam pribadi.

Kita pun melihat Robert sama saja seperti kita, yang tak pernah imun dengan prasangka, selalu bergulat dengan emosi-emosi internalnya yang kompleks dan tak tercerabut dari statusnya sebagai seorang suami dan ayah. Selama tiga jam dipaku ke kursi bioskop, saya menyadari satu hal yang tak pernah sejelas ini sebelumnya di kepala saya: begini seharusnya kita membuat film biopik.

SOROT: Catatan Box Office di Bioskop Indonesia Periode Januari-Juli 2023

Waktu Maghrib. Foto: Rapi Films

Fokus, intens dan memuat pergulatan-pergulatan emosi seorang manusia. Dalam sebuah wawancara, pembuat film dokumenter peraih Oscar, Alex Gibney, bilang bahwa film biopik memang selayaknya punya esensi dan tahu titik serangnya.

It’s finding an essence. It’s finding an attack”. Ditambahkannya lagi bahwa film biopik yang bagus selayaknya menghindar dari keinginan melakukan semuanya. “I think the ones that are less successful are the ones that dutifully try to do everything, and in trying to do everything, end up with nothing”.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4245 seconds (0.1#10.140)