10 Film Animasi Paling Jelek yang Pernah Ada dalam Sejarah
loading...
A
A
A
Film animasi bisa menjadi hiburan alternatif di kala suntuk. Ceritanya yang terkadang absurd, kocak, emosional, dan menyentuh dipadu dengan gambar yang enak dipandang bisa menjadi teman bersantai yang tepat. Tapi, tidak semua film animasi ini mendapatkan respons yang baik dari kritikus dan penonton.
Sejumlah film animasi, meski ditukangi sutradara ternama dengan studio besar di belakangnya, tidak bisa tampil maksimal. Cerita atau gambarnya yang dianggap buruk membuat penonton ogah menonton film animasi ini. Belum lagi ketika ceritanya terlalu klise dan tidak memberikan sesuatu yang baru, penonton pun jadi tambah malas menontonnya.
Film animasi terkadang dianggap sepele karena disasarkan pada anak-anak. Tapi, orang dewasa pun bisa menikmatinya. Banyak film animasi bagus di luar sana. Tapi, ada juga yang dinilai jelek, setidaknya dilihat dari ratingnya di Rotten Tomatoes. Apa saja film animasi terjelek sepanjang masa menurut Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut!
Foto: SFGATE
Barnyard adalah film animasi buatan Jerman-Amerika yang dirilis Nickelodeon Movies dan Paramount Pictures. Film ini punya premis yang sederhana. Otis si sapi dan teman-temannya harus belajar menerima tanggung jawab dalam hidup mereka.
Meski disutradarai dan ditulis Steve Oedekerk yang sukses dengan Bruce Almighty, Jimmy Neutron: Boy Genius, dan The Nutty Professor, Barnyard tidak diterima dengan baik oleh kritikus dan audiens. Film ini memang meraup pendapatan dua kali lipat anggarannya yang kecil di box office. Tapi, film ini hanya mendapatkan skor 20% di Rotten Tomatoes.
Foto: IMDb
The Wild adalah film animasi produksi Walt Disney Pictures yang tidak melibatkan Walt Disney Animation. Film ini dirilis hanya setahun setelah DreamWorks Animation merilis Madagascar. Tak pelak, kedua film ini jadi sering diperbandingkan. Sayang, The Wild tak sesukses Madagascar.
Baik Madagascar dan The Wild sama-sama berkisah tentang hewan yang berkeliaran di luar Kebun Binatang Central Park New York. Tapi, Madagascar bernasib agak lebih baik dengan meraih skor 55% di Rotten Tomatoes. Sedangkan, The Wild hanya mendapatkan 20%. Film ini juga gagal mengembalikan modal USD80 juta yang dikeluarkan Disney.
Foto: DrogeMiester’s Lair
Strange Magic adalah film terakhir yang melibatkan George Lucas. Terinspirasi A Midsummer Night’s Dream, film ini berkisah tentang goblin, peri, dan demit. Mereka melakukan petualangan dipicu rebutan ramuan yang kuat.
Meski melibatkan George Lucas dan kekuatan marketing Disney, film ini tetap saja gagal. Film ini hanya meraup USD13 juta. Sementara di Rotten Tomatoes, film diberi skor 18%.
Foto: Don Bluth Wiki – Fandom
A Troll in Central Park merupakan salah satu film paling gagal produksi Warner Bros. Family Entertainment. Film itu hanya meraup USD71.000 di box office domestik saat dirilis. Sementara, di Rotten Tomatoes, film ini mendapatkan skor rendah, yaitu 17%.
Film ini dibesut Don Bluth dan Gary Goldman yang dikenal sukses dengan All Dogs Go to Heaven, The Land Before Time, dan Rock-A-Doodle. A Troll in Central Park menjadi karya mereka yang paling jelek. Film ini berkisah tentang seorang Ratu jahat yang menghukum troll pencinta bunga, Stanley, ke New York City, di mana dia berteman dengan dua anak kecil.
Foto: Variety
Free Birds diproduksi sebuah studio kecil bernama Reel FX, yang juga membuat The Book of Life pada 2014. Free Birds hanya mendapatkan rating 17% di Rotten Tomatoes. Namun, secara komersial, film ini meraup USD110 juta dari anggaran USD55 juta.
Film ini berkisah tentang dua ekor kalkun yang saling berseberangan. Tapi, mereka harus meminggirkan perbedaan itu untuk kembali ke masa lalu untuk mengubah sejarah. Kedua ekor kalkun itu berusaha membuat kalkun tidak lagi menjadi menu Thanksgiving.
Foto: Variety
Film ini diangkat dari novel Dorothy of Oz karya L Frank Baum. Diproduksi Summertime Entertainment, film ini dimaksudkan sebagai sekuel The Wizard of Oz. Sayangnya, film ini rungkad abis dan membuat studionya bangkrut kemudian tutup.
Film ini hanya meraih skor 16% di Rotten Tomatoes. Dari anggaran USD70 juta, film ini hanya mampu meraup USD16 juta. Makanya, studionya langsung bangkrut setelah hanya membuat satu film ini.
Foto: The Cap Times
Film Ice Age mendapatkan pujian. Tapi, sekuel-sekuelnya tidak menikmati perlakuan yang sama. Seri kelimanya, Ice Age 5: Collision Course yang paling parah. Film ini mendapatkan skor 15% di Rotten Tomatoes. Meski begitu, film ini sukses secara komersial.
Dari anggaran USD105 juta, film ini mampu meraup USD408 juta di box office. Ini membuktikan kalau skor Rotten Tomatoes tidak selalu berpengaruh pada pendapatan film. Film ini berkisah tentang petualangan Many, Sid, Diego, dan Scrat yang menghadapi ancaman dari luar angkasa.
Foto: IMDb
Hoodwinked Too! Hood vs. Evil adalah sekuel Hoodwinked! Film ini mengisahkan ulang cerita Jubah Merah. Ini adalah usaha gagal The Weinstein Company untuk terlibat dalam lanskap animasi layar lebar.
Sementara film pertamanya meraih skor 46% di Rotten Tomatoes, film keduanya hanya meraih skor 11%. Film ini juga tidak mendapatkan tanggapan dari audiens. Di box office, film ini hanya meraup USD16 juta.
Foto: IndieWire
The Nut Job adalah produksi bersama antara Kanada, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Film ini secara komersial sukses. Bermodal USD42 juta, film ini meraup USD120 juta. Tapi, secara kritis, film ini gagal karena hanya mendapatkan skor 10% di Rotten Tomatoes.
Film ini berkisah tentang seekor tupai yang membantu mantan teman setamannya bertahan hidup dengan merampok toko kadang, yang ternyata menjadi penyamaran geng perampok bank. Meski film ini dirasa mudah dilupakan, sekuelnya, The Nut Job 2: Nutty by Nature dirilis pada 2017. Hasilnya? Film ini pun sama jeleknya dengan yang pertama.
Foto: Rotten Tomatoes
Norm of the North ditahbiskan sebagai film animasi terjelek di Rotten Tomatoes. Film ini hanya mendapatan rating 9% di Tomatometer. Awalnya, film ini mendapatkan skor 0% di situs tersebut.
Meski disebut yang paling jelek, film ini berhasil meraup USD27 juta dari anggaran USD18 juta. Film ini berkisah tentang seekor beruang kutub bernama Norm yang pergi ke New York. Di sepanjang perjalanan itu, berbagai macam adegan konyol terjadi.
Sejumlah film animasi, meski ditukangi sutradara ternama dengan studio besar di belakangnya, tidak bisa tampil maksimal. Cerita atau gambarnya yang dianggap buruk membuat penonton ogah menonton film animasi ini. Belum lagi ketika ceritanya terlalu klise dan tidak memberikan sesuatu yang baru, penonton pun jadi tambah malas menontonnya.
Film animasi terkadang dianggap sepele karena disasarkan pada anak-anak. Tapi, orang dewasa pun bisa menikmatinya. Banyak film animasi bagus di luar sana. Tapi, ada juga yang dinilai jelek, setidaknya dilihat dari ratingnya di Rotten Tomatoes. Apa saja film animasi terjelek sepanjang masa menurut Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut!
10. Barnyard — 2006
Foto: SFGATE
Barnyard adalah film animasi buatan Jerman-Amerika yang dirilis Nickelodeon Movies dan Paramount Pictures. Film ini punya premis yang sederhana. Otis si sapi dan teman-temannya harus belajar menerima tanggung jawab dalam hidup mereka.
Meski disutradarai dan ditulis Steve Oedekerk yang sukses dengan Bruce Almighty, Jimmy Neutron: Boy Genius, dan The Nutty Professor, Barnyard tidak diterima dengan baik oleh kritikus dan audiens. Film ini memang meraup pendapatan dua kali lipat anggarannya yang kecil di box office. Tapi, film ini hanya mendapatkan skor 20% di Rotten Tomatoes.
9. The Wild — 2006
Foto: IMDb
The Wild adalah film animasi produksi Walt Disney Pictures yang tidak melibatkan Walt Disney Animation. Film ini dirilis hanya setahun setelah DreamWorks Animation merilis Madagascar. Tak pelak, kedua film ini jadi sering diperbandingkan. Sayang, The Wild tak sesukses Madagascar.
Baik Madagascar dan The Wild sama-sama berkisah tentang hewan yang berkeliaran di luar Kebun Binatang Central Park New York. Tapi, Madagascar bernasib agak lebih baik dengan meraih skor 55% di Rotten Tomatoes. Sedangkan, The Wild hanya mendapatkan 20%. Film ini juga gagal mengembalikan modal USD80 juta yang dikeluarkan Disney.
8. Strange Magic — 2015
Foto: DrogeMiester’s Lair
Strange Magic adalah film terakhir yang melibatkan George Lucas. Terinspirasi A Midsummer Night’s Dream, film ini berkisah tentang goblin, peri, dan demit. Mereka melakukan petualangan dipicu rebutan ramuan yang kuat.
Meski melibatkan George Lucas dan kekuatan marketing Disney, film ini tetap saja gagal. Film ini hanya meraup USD13 juta. Sementara di Rotten Tomatoes, film diberi skor 18%.
7. A Troll in Central Park — 1994
Foto: Don Bluth Wiki – Fandom
A Troll in Central Park merupakan salah satu film paling gagal produksi Warner Bros. Family Entertainment. Film itu hanya meraup USD71.000 di box office domestik saat dirilis. Sementara, di Rotten Tomatoes, film ini mendapatkan skor rendah, yaitu 17%.
Film ini dibesut Don Bluth dan Gary Goldman yang dikenal sukses dengan All Dogs Go to Heaven, The Land Before Time, dan Rock-A-Doodle. A Troll in Central Park menjadi karya mereka yang paling jelek. Film ini berkisah tentang seorang Ratu jahat yang menghukum troll pencinta bunga, Stanley, ke New York City, di mana dia berteman dengan dua anak kecil.
6. Free Birds — 2013
Foto: Variety
Free Birds diproduksi sebuah studio kecil bernama Reel FX, yang juga membuat The Book of Life pada 2014. Free Birds hanya mendapatkan rating 17% di Rotten Tomatoes. Namun, secara komersial, film ini meraup USD110 juta dari anggaran USD55 juta.
Film ini berkisah tentang dua ekor kalkun yang saling berseberangan. Tapi, mereka harus meminggirkan perbedaan itu untuk kembali ke masa lalu untuk mengubah sejarah. Kedua ekor kalkun itu berusaha membuat kalkun tidak lagi menjadi menu Thanksgiving.
5. Legends of Oz: Dorothy’s Return — 2013
Foto: Variety
Film ini diangkat dari novel Dorothy of Oz karya L Frank Baum. Diproduksi Summertime Entertainment, film ini dimaksudkan sebagai sekuel The Wizard of Oz. Sayangnya, film ini rungkad abis dan membuat studionya bangkrut kemudian tutup.
Film ini hanya meraih skor 16% di Rotten Tomatoes. Dari anggaran USD70 juta, film ini hanya mampu meraup USD16 juta. Makanya, studionya langsung bangkrut setelah hanya membuat satu film ini.
4. Ice Age 5: Collision Course — 2016
Foto: The Cap Times
Film Ice Age mendapatkan pujian. Tapi, sekuel-sekuelnya tidak menikmati perlakuan yang sama. Seri kelimanya, Ice Age 5: Collision Course yang paling parah. Film ini mendapatkan skor 15% di Rotten Tomatoes. Meski begitu, film ini sukses secara komersial.
Dari anggaran USD105 juta, film ini mampu meraup USD408 juta di box office. Ini membuktikan kalau skor Rotten Tomatoes tidak selalu berpengaruh pada pendapatan film. Film ini berkisah tentang petualangan Many, Sid, Diego, dan Scrat yang menghadapi ancaman dari luar angkasa.
3. Hoodwinked Too! Hood vs. Evil — 2011
Foto: IMDb
Hoodwinked Too! Hood vs. Evil adalah sekuel Hoodwinked! Film ini mengisahkan ulang cerita Jubah Merah. Ini adalah usaha gagal The Weinstein Company untuk terlibat dalam lanskap animasi layar lebar.
Sementara film pertamanya meraih skor 46% di Rotten Tomatoes, film keduanya hanya meraih skor 11%. Film ini juga tidak mendapatkan tanggapan dari audiens. Di box office, film ini hanya meraup USD16 juta.
2. The Nut Job — 2014
Foto: IndieWire
The Nut Job adalah produksi bersama antara Kanada, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Film ini secara komersial sukses. Bermodal USD42 juta, film ini meraup USD120 juta. Tapi, secara kritis, film ini gagal karena hanya mendapatkan skor 10% di Rotten Tomatoes.
Film ini berkisah tentang seekor tupai yang membantu mantan teman setamannya bertahan hidup dengan merampok toko kadang, yang ternyata menjadi penyamaran geng perampok bank. Meski film ini dirasa mudah dilupakan, sekuelnya, The Nut Job 2: Nutty by Nature dirilis pada 2017. Hasilnya? Film ini pun sama jeleknya dengan yang pertama.
1. Norm of the North — 2016
Foto: Rotten Tomatoes
Norm of the North ditahbiskan sebagai film animasi terjelek di Rotten Tomatoes. Film ini hanya mendapatan rating 9% di Tomatometer. Awalnya, film ini mendapatkan skor 0% di situs tersebut.
Meski disebut yang paling jelek, film ini berhasil meraup USD27 juta dari anggaran USD18 juta. Film ini berkisah tentang seekor beruang kutub bernama Norm yang pergi ke New York. Di sepanjang perjalanan itu, berbagai macam adegan konyol terjadi.
(alv)