Barbenheimer: Pilih Nonton Barbie atau Oppenheimer?

Kamis, 20 Juli 2023 - 22:11 WIB
loading...
Barbenheimer: Pilih...
Barbie dan Oppenheimer dirilis dalam waktu bersamaan di bioskop. Penggemar film yang tidak punya banyak waktu pun bingung memilih mau menonton yang mana duluan. (Foto: Kombo/Warner Bros./Universal Pictures)
A A A
Film Barbie dan Oppenheimer dirilis di hari yang sama di bioskop. Kedua film ini sama-sama tayang perdana pada Rabu (19/7). Bagi para maniak film yang tidak punya banyak waktu untuk menontonnya di bioskop, memilih mana dulu yang harus ditonton tentu bikin pusing.

Barbie dan Oppenheimer sama-sama menjadi film yang sangat diantisipasi tahun ini. Kedua film ini sama-sama punya pemeran bintang kelas wahid. Ada Margot Robbie, Ryan Gosling, dan Simu Liu di Barbie. Sementara, ada Cillian Murphy, Emily Blunt, Robert Downey Jr., dan Matt Damon di Oppenheimer.

Belum lagi film ini sama-sama disutradarai sutradara kelas Oscar. Greta Gerwig yang berkali-kali dinominasikan di Academy Awards untuk sutradara terbaik menukangi Barbie. Sedangkan, Christopher Nolan yang ditahbiskan sebagai sutradara terbaik Oscar 2018 membesut Oppenheimer.

Dari jajaran pemeran dan sutradara saja sudah bikin bingung. Ada banyak pertimbangan mau nonton yang mana dulu dan yang mana yang belakangan. Meski sama-sama diunggulkan sebagai film terbaik tahun ini, kedua film itu sangatlah berbeda. Pertimbangan apa saja yang bisa dipakai untuk menentukan film mana yang dipilih untuk ditonton antara Barbie dan Oppenheimer? Simak rekomendasinya berikut!



1. Mengapa Harus Menonton Barbie?

Barbenheimer: Pilih Nonton Barbie atau Oppenheimer?

Foto: NPR

Barbie menjadi film live-action pertama boneka legendaris tersebut. Orang pun penasaran dengan seperti apa penampakan film ini. Apalagi, selama ini Barbie terkenal dengan tampil di film animasi dengan tema princess. Namun, Barbie live-action ini tentu berbeda.

Berlatar Barbieland, Barbie berkisah tentang Barbie (Margot Robbie) yang mengalami krisis eksistensi dirinya. Dia kemudian pergi ke dunia nyata, tak disangka, Ken (Ryan Gosling) ikut bersamanya. Namun, Barbie menemukan kalau dunia nyata tak seindah Barbieland.

Sekilas, film ini memang sangat ringan dan terkesan anak-anak banget. Tapi, tidak, Barbie lebih dari sekadar itu. Ada banyak poin yang bisa menjadi pertimbangan mengapa kalian harus menonton film ini atau melewatinya. Apa saja? Simak poinnya berikut!

- Pesan di balik ceritanya sangat kuat

Ceritanya punya pesan yang berat terkait eksistensi diri, keseimbangan dalam kehidupan, ketika cinta ditolak, tentang takdir, dan juga konsekuensi. Orang yang hanya sekilas melihat trailer-nya atau setting-nya pasti menyangka film ini chessy dan menjemukan. Tapi, tidak. Di balik ceritanya yang ringan, tersembunyi banyak pesan yang menusuk.

- Leluconnya hanya bisa dimengerti orang dewasa

Sebagian lelucon besar di film ini punya berbagai referensi dari film buatan Warner Bros. sampai Mattel. Lelucon cheesy sangat minim, sehingga dibutuhkan pemahaman berlebih, selain tertawa karena adegan konyolnya.

- Nostalgia

Tidak bisa dimungkiri kalau film Barbie sarat nostalgia. Dari mainannya, setting-nya, sampai bentuk variasi bonekanya akan sangat dikenali para cewek yang pernah memainkan boneka ini. Faktor ini mungkin jadi alasan kuat mengapa orang ingin nonton film ini.

- Durasinya tidak panjang

Barbie punya durasi sekitar 1 jam 54 menit atau 114 menit, kurang dari 2 jam. Makanya, film ini cocok bagi mereka yang murni mencari hiburan tapi tidak memakan banyak waktu. Meski sarat makna yang berat, tone ringan Barbie membantu orang untuk merasa terhibur.

- Lagunya asyik-asyik

Meski bukan film musikal sepenuhnya, Barbie menampilkan banyak adegan menari dan menyanyi. Lagu-lagu di film ini catchy dan enak didengar. Selain itu, ada sejumlah lagu yang tidak masuk album soundtrack berasal dari era 90-an, seperti Wannabe dari Spice Girls dan Push dari Matchbox 20.

2. Mengapa Harus Menonton Oppenheimer?

Barbenheimer: Pilih Nonton Barbie atau Oppenheimer?

Foto: Variety

Oppenheimer mengisahkan tentang J. Robert Oppenheimer, sang Bapak Bom Atom. Diangkat dari buku American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J Sherwin, film ini berpusat pada sepak terjang Oppenheimer ketika menjadi pemimpin laboratorium Los Alamos. Di sana, bersama para rekan-rekan ilmuwannya, dia akhirnya menciptakan bom atom.

Film ini juga memberikan latar belakang Oppenheimer sebelum menjadi dosen mekanik kuantum, keterlibatannya dengan gerakan komunis, hingga kisah cintanya dengan dua orang wanita. Gambaran pergolakan batin Oppenheimer terhadap bom yang dia buat juga terlihat jelas di film ini. Drama politik di dalamnya menambah bobot film ini.

Oppenheimer menampilkan sederet aktor kelas wahid yang aktingnya tidak perlu diragukan. Nama-nama seperti Cillian Murphy, Emily Blunt, Florence Pugh, Matt Damon, Robert Downey Jr., Gary Oldman, sampai Rami Malek, ada di film ini. Dijamin, orang tidak akan kecewa dengan penampilan mereka. Tapi, ada poin lain yang bisa menjadi pertimbangan menonton Oppenheimer di bioskop. Apa saja? Simak poinnya berikut!

- Serius

Oppenheimer punya tone yang serius dan jarang ada momen yang bisa bikin tertawa. Film ini membutuhkan konsentrasi lebih bagi penontonnya karena banyaknya karakter dan ceritanya yang berat. Emosi akan lebih teraduk-aduk di film ini ketika mengikuti kisah hidup Oppenheimer.

- Banyak istilah sains

Bagi mereka yang tidak terlalu suka sains, siap-siap pusing. Sebagian besar dialog di film ini memakai istilah sains yang mungkin tidak terlalu akrab di telinga semua orang. Para nerd dan maniak sains akan dengan mudah memahami istilah-istilah yang dipakai. Tapi, bagi penonton kasual, nikmati saja alur ceritanya.

- Durasinya Panjang

Oppenheimer berdurasi 3 jam atau 180 menit. Dengan durasi sepanjang ini, orang tentu sudah bisa mengatasi bagaimana mereka berada di dalam bioskop. Persiapan makanan, minuman, dan juga kesehatan diperlukan di sini. Kalian juga harus bisa memilih kapan harus ke kamar mandi supaya tidak ketinggalan filmnya.

- Tanpa aksi spektakuler

Meski film ini mengangkat tentang bom atom, harus diingat di sini yang dititikberatkan adalah sosok Oppenheimer. Jadi, lupakan ada adegan perang dengan adu tembak senapan atau bom. Film ini murni tentang bagaimana akhirnya bom itu tercipta, bukan bagaimana bom itu dijatuhkan. Jadi, tidak ada aksi yang benar-benar spektakuler dalam artian ledakan keras dan lain-lain. Film ini akan lebih pada memainkan emosi penontonnya.

- Drama politik

Twist film ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Di bagian ini, obrolannya akan lebih familiar. Orang tidak akan dipusingkan dengan istilah-istilah sains atau hitungan matematika pembuatan bom. Drama politik yang terjadi di sepanjang film inilah yang membuat Oppenheimer tetap membumi dan bisa dinikmati. Bagi kalian yang tidak suka sains, inilah poin pentingnya.

3. Konklusi

Barbenheimer: Pilih Nonton Barbie atau Oppenheimer?

Foto: IGN

Perilisan Barbie dan Oppenheimer yang bersamaan membuat kedua film ini dijuluki Barbenheimer. Dari setting ceritanya, sudah jelas kalau dua film ini menyasar audiens yang berbeda. Barbie lebih menyasar pada audiens umum yang ingin bernostalgia dengan masa kecilnya dan menikmati indahnya Barbieland, sementara Oppenheimer lebih pada orang-orang yang menginginkan pengalaman baru dalam menonton film dan para penyuka biografi.

Dari segi tone, kedua film ini pun sangat berbeda. Barbie punya warna-warna cerah yang meriah. Suasananya pun ceria, meski ada beberapa bagian yang bikin sedih. Selain itu, film ini juga kocak dan dipenuhi banyak adegan yang bakal bikin penonton tertawa.

Sementara, Oppenheimer punya tone yang serius. Warna yang ditampilkan pun cenderung suram dengan perbedaan masa lalu dan sekarang yang kontras. Latar Oppenheimer adalah era Perang Dunia II, di mana teknologi belum secanggih sekarang.

Bagi yang memang mencari hiburan, Barbie adalah tontonan yang tepat. Tanpa harus memikirkan betul pesan berat di dalamnya, orang bisa menontonnya dengan santai. Film ini benar-benar dibuat dengan nuansa anak-anak. Makanya, tidak perlu banyak menguras pikiran untuk mencermatinya. Film ini akan membuat berpikir setelah selesai, bukan berpikir ketika menontonnya.



Tapi, bagi mereka yang suka tontonan serius, Oppenheimer adalah jawabannya. Butuh konsentrasi dalam menonton film ini. Banyaknya karakter dan juga istilah sains membuat orang benar-benar harus mencermatinya. Mereka yang tidak suka film yang hanya ngobrol dari awal sampai akhir akan merasa bosan.

Mau menonton Barbie atau Oppenheimer, pilihan ada di tangan kalian. Tidak ada yang salah dengan pilihan itu. Yang tidak mau memilih Barbie tidak perlu merasa “norak amat nonton film begituan”. Sementara yang menonton film Oppenheimer tak perlu merasa “lebih tinggi” karena tingkat kerumitan di dalamnya. Apa pun pilihan nonton kamu, setiap tontonan ini punya makna. Selamat menyaksikan!
(alv)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2021 seconds (0.1#10.140)