5 Film Korea Paling Tidak Laku padahal Dibintangi Aktor Populer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa film Korea yang tidak laku ternyata juga ada yang dibintangi para pemain populer, mulai dari Kim Soo-hyun, Rain, hingga Choi Woo-shik.
Kehadiran pemain populer dalam sebuah film memang bisa mendongkrak antusiasme masyarakat untuk menonton film tersebut. Namun tak selamanya hal tersebut berhasil. Mulai dari kualitas cerita, waktu penayangan, promosi, hingga faktor-faktor lainnya turut memengaruhi kuseksesan sebuah film.
Berikut inilima film Korea yang tidak laku di pasaran, padahal dibintangi satu bahkan lebih pemain terkenal.
Foto: Celltrion Entertainment
Film yang diangkat dari kisah nyata ini sudah sangat dikenal sebagai salah satu "film paling gagal dan paling buruk sepanjang sejarah perfilman Korea Selatan". Padahal, para pemainnya sangat populer, seperti aktor dan penyanyi Rain, Kang Sora, Lee Bum-soo, dan Min Hyo-rin.
Mengutip Korea JoongAng Daily, Race to Freedom: Um Bok Dong menghabiskan bujet hingga 10 miliar won (Rp118 miliar). Namun saat ditayangkan di bioskop, Korean Film Council mencatat filmnya hanya mampu meraih 154.330 penonton. Padahal untuk bisa balik modal, mereka harus meraih empat juta penonton. Pada akhirnya, pendapatan yang diperoleh hanya 1,1 miliar won (Rp13 miliar).
Race to Freedom: Um Bok Dong adalah kisah nyata tentang Um Bok-dong, pesepeda Korea yang mengalahkan atlet Jepang saat masa pendudukan Jepang di Korea. Salah satu kontroversi dari film ini yang membuatnya gagal di pasaran adalah karena Um Bok-dong pernah menjadi pencuri.
Foto: Lewis Pictures
Film Korea paling tidak laku berikutnya adaIllang: The Wolf Brigade. Filmnya dibintangi oleh nama-nama populer seperti Gang Dong-won, Han Hyo-joo, Jung Woo-sung, dan Kim Mu-yeol. Sutradaranya pun Kim Jee-woon, yang disebut sebagai sineas paling terkenal di Korea Selatan selain Park Chan-wook dan Bong Joon-ho.
Tak heran, bujet Illang: The Wolf Brigade sangat fantastis, yaitu sampai 20 miliar won (Rp237,3 miliar) menurut Korea Times. Sayangnya, uang yang berhasil kembali dari data Korean Film Council hanya 7 miliar won (Rp83 miliar) saja. Total tiket bioskop yang terjual juga hanya 899.029 buah.
Illang: The Wolf Brigade adalah film laga fiksi ilmiah hasil adaptasi manga Panzer Cop dan anime Jin-Roh: The Wolf Brigade. Kisahnya berlatar fiksi saat Korea Utara dan Korea Selatan akan kembali bersatu, dan pihak yang tak setuju mulai melancarkan aksi terorisme.
Foto: Lotte Entertainment
Monstrum adalah film laga horor yang dibintangi Hyeri, Choi Woo-shik, Kim Myung-min, dan Kim In-kwon. Variety menyebut bujetnya mencapai 13 miliar won (Rp165,2 miliar), tapi pendapatannya hanya 6 miliar won (Rp72,4 miliar). Adapun jumlah penontonnya hanya 723.622 orang berdasarkan data Korean Film Council.
Monstrum berlatar pada tahun 1527, saat terjadi wabah penyakit dalam era pemerintahan Raja Jungjong. Rumor juga menyebut ada makhluk aneh yang disebut "monstrum" yang berkeliaran di tengah masyarakat.
Foto: CJ E&M
Real diadaptasi dari webtoon berjudul sama yang dibintangi oleh Kim Soo-hyun dan Lee Sung-min. Bujetnya menurut Insight Korea mencapai 12,6 miliar won (Rp150,2 miliar).
Nyatanya, tiket bioskop yang berhasil terjual hanya 470.195 buah menurut Korean Film Council. Adapun total pendapatannya hanya 3,3 miliar won (Rp39,8 miliar).
Realadalah film laga neo-noir tentang bos kasino yang memiliki kepribadian ganda. Ia lantas meminta seorang dokter untuk membantunya menyingkirkan kepribadiannya yang lain, tapi malah berakhir di luar rencana.
Foto: Next Entertainment World
Film superhero pertama buatan Korea Selatan ini dibintangi oleh sederet pemain ternama, seperti Ryu Seung-ryong, Shim Eun-kyung, Park Jung-min, Kim Min-jae, dan Jung Yu-mi. Meski sempat duduk di puncak box office Korea, tapi film ini tetap tergolong merugi.
Pasalnya, dengan bujet yang mencapai sekitar 13 miliar won, pendapatan filmnya hanya 7,4 miliar won (Rp88 miliar). Jumlah penontonnya pun tak sampai sejuta, atau hanya 990.104 orang di Korea.
Film Korea paling tidak laku ini bercerita tentang satpam bank yang mendapatkan kekuatan telekinesis setelah meminum air dari pegunungan yang terkena meteor.
Kehadiran pemain populer dalam sebuah film memang bisa mendongkrak antusiasme masyarakat untuk menonton film tersebut. Namun tak selamanya hal tersebut berhasil. Mulai dari kualitas cerita, waktu penayangan, promosi, hingga faktor-faktor lainnya turut memengaruhi kuseksesan sebuah film.
Berikut inilima film Korea yang tidak laku di pasaran, padahal dibintangi satu bahkan lebih pemain terkenal.
1. Race to Freedom: Um Bok Dong (2019)
Foto: Celltrion Entertainment
Film yang diangkat dari kisah nyata ini sudah sangat dikenal sebagai salah satu "film paling gagal dan paling buruk sepanjang sejarah perfilman Korea Selatan". Padahal, para pemainnya sangat populer, seperti aktor dan penyanyi Rain, Kang Sora, Lee Bum-soo, dan Min Hyo-rin.
Mengutip Korea JoongAng Daily, Race to Freedom: Um Bok Dong menghabiskan bujet hingga 10 miliar won (Rp118 miliar). Namun saat ditayangkan di bioskop, Korean Film Council mencatat filmnya hanya mampu meraih 154.330 penonton. Padahal untuk bisa balik modal, mereka harus meraih empat juta penonton. Pada akhirnya, pendapatan yang diperoleh hanya 1,1 miliar won (Rp13 miliar).
Race to Freedom: Um Bok Dong adalah kisah nyata tentang Um Bok-dong, pesepeda Korea yang mengalahkan atlet Jepang saat masa pendudukan Jepang di Korea. Salah satu kontroversi dari film ini yang membuatnya gagal di pasaran adalah karena Um Bok-dong pernah menjadi pencuri.
2. Illang: The Wolf Brigade (2018)
Foto: Lewis Pictures
Film Korea paling tidak laku berikutnya adaIllang: The Wolf Brigade. Filmnya dibintangi oleh nama-nama populer seperti Gang Dong-won, Han Hyo-joo, Jung Woo-sung, dan Kim Mu-yeol. Sutradaranya pun Kim Jee-woon, yang disebut sebagai sineas paling terkenal di Korea Selatan selain Park Chan-wook dan Bong Joon-ho.
Tak heran, bujet Illang: The Wolf Brigade sangat fantastis, yaitu sampai 20 miliar won (Rp237,3 miliar) menurut Korea Times. Sayangnya, uang yang berhasil kembali dari data Korean Film Council hanya 7 miliar won (Rp83 miliar) saja. Total tiket bioskop yang terjual juga hanya 899.029 buah.
Illang: The Wolf Brigade adalah film laga fiksi ilmiah hasil adaptasi manga Panzer Cop dan anime Jin-Roh: The Wolf Brigade. Kisahnya berlatar fiksi saat Korea Utara dan Korea Selatan akan kembali bersatu, dan pihak yang tak setuju mulai melancarkan aksi terorisme.
3. Monstrum (2018)
Foto: Lotte Entertainment
Monstrum adalah film laga horor yang dibintangi Hyeri, Choi Woo-shik, Kim Myung-min, dan Kim In-kwon. Variety menyebut bujetnya mencapai 13 miliar won (Rp165,2 miliar), tapi pendapatannya hanya 6 miliar won (Rp72,4 miliar). Adapun jumlah penontonnya hanya 723.622 orang berdasarkan data Korean Film Council.
Monstrum berlatar pada tahun 1527, saat terjadi wabah penyakit dalam era pemerintahan Raja Jungjong. Rumor juga menyebut ada makhluk aneh yang disebut "monstrum" yang berkeliaran di tengah masyarakat.
4. Real (2017)
Foto: CJ E&M
Real diadaptasi dari webtoon berjudul sama yang dibintangi oleh Kim Soo-hyun dan Lee Sung-min. Bujetnya menurut Insight Korea mencapai 12,6 miliar won (Rp150,2 miliar).
Nyatanya, tiket bioskop yang berhasil terjual hanya 470.195 buah menurut Korean Film Council. Adapun total pendapatannya hanya 3,3 miliar won (Rp39,8 miliar).
Realadalah film laga neo-noir tentang bos kasino yang memiliki kepribadian ganda. Ia lantas meminta seorang dokter untuk membantunya menyingkirkan kepribadiannya yang lain, tapi malah berakhir di luar rencana.
5. Psychokinesis (2018)
Foto: Next Entertainment World
Film superhero pertama buatan Korea Selatan ini dibintangi oleh sederet pemain ternama, seperti Ryu Seung-ryong, Shim Eun-kyung, Park Jung-min, Kim Min-jae, dan Jung Yu-mi. Meski sempat duduk di puncak box office Korea, tapi film ini tetap tergolong merugi.
Pasalnya, dengan bujet yang mencapai sekitar 13 miliar won, pendapatan filmnya hanya 7,4 miliar won (Rp88 miliar). Jumlah penontonnya pun tak sampai sejuta, atau hanya 990.104 orang di Korea.
Film Korea paling tidak laku ini bercerita tentang satpam bank yang mendapatkan kekuatan telekinesis setelah meminum air dari pegunungan yang terkena meteor.
(ita)