5 Film Trilogi Marvel Terbaik di MCU hingga Sekarang
loading...
A
A
A
Marvel Cinematic Universe (MCU) adalah salah satu pencapaian tersukses di dunia film. Apa pun kualitas filmnya atau dampaknya terhadap industri, MCU telah mengambil alih budaya film dalam 10 tahun terakhir dan membawa penonton bersemangat pergi ke bioskop lagi. Kunci kesuksesan MCU adalah membangun franchise individu, tapi ini tidak diciptakan sejajar.
Jelas kalau penonton tertarik melihat kesinambungan sejumlah karakter, properti lain tidak menarik mereka. Sementara trilogi Thor mulai menguat, film keempatnya membuat kecewa. Fase 4 MCU berisi banyak film yang mengecewakan dan bos Marvel Studios jelas berusaha me-reset lini masa produksi agar franchise itu tidak kehilangan penggemar.
Meski Marvel Studios punya sejumlah film yang meraup lebih dari USD1 juta, penampilan film terakhir yang tidak bagus mengindikasikan kalau logo Marvel tidak cukup membuat penonton tertarik. Kesuksesan mereka akan bergantung pada franchise solo untuk bekerja demi keberhasian mereka. Hingga saat ini, baru lima franchise yang menyelesaikan triloginya. Thor tidak dihitung karena sudah punya empat film. Trilogi mana saja yang dianggap terbaik di MCU? Mengutip MovieWeb, berikut ulasannya!
Foto: The New Yorker
Trilogi Ant-Man bukan trilogi terkuat di MCU. Rasanya, trilogi itu dibuat bukan karena harus karena Scott Lang bukan karakter yang butuh tiga film solo. Faktanya, momen terbaik karakter ini malah ada di film luar Ant-Man, seperti di Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame. Penggemar sudah skeptis terhadap film pertamanya yang dirilis pada 2015 karena proses pengembangan yang aneh.
Setelah bertahun-tahun mengerjakan proyek ini, sutradara Edgar Wright hengkang. Dia lantas digantikan Peyton Reed yang tidak punya cukup keunikan stylistic yang mencegah trilogi ini hambar. Film pertamanya menambah elemen perampokan, sementara yang kedua terasa berulang. Film itu memperkenalkan elemen sci-fi yang tidak masuk akal dalam konteks seluruh franchise. Film ketiganya hanyalah film untuk membangun pentingnya Kang the Conqueror di proyek masa depan MCU.
Foto: Encyclopedia Britannica
Iron Man adalah film yang memulai MCU dan tetap menjadi salah satu yang terkuat di seluruh serial ini. Sementara aksi dan visual Iron Man terlihat lemah dibanding yang lain, film ini mengisahkan cerita bagus dengan penampilan yang memimpin. Dampak menonton Robert Downey Jr. untuk kali pertama adalah momen pengubah pemainan. Mempertimbangkan kalau film ini dibuat sebelum Marvel dibeli Disney, temanya agak kelam dan gelap. Sutradara Jon Favreau memasukkan komentar tentang budaya selebritas, terorisme global, pabrik senjata, dan alkoholisme.
Sayang, Iron Man 2 mengecewakan. Meski berusaha membangun peristiwa yang penting di The Avengers, aksi Tony lebih gila dan ceritanya sangat lambat. Ini bertahan sebagai film terburuk di MCU dan dengan mudah mengikis semangat untuk film ketiga. Tapi, Shane Black masuk untuk mengambil alih Iron Man 3. Film ini terbuki ambisius dan berbeda dari formula yang mengeksplorasi dampak Tony di budaya media dan prekonsepsi tentang pahlawan dan penjahat.
Foto: CNET
Trilogi Spider-Man MCU berhasil membedakan dirinya dari serial sebelumnya. Penggemar sudah lama melobi agar Marvel mendapatkan kembali hak film karakter itu, tapi Sony Pictures sebelumnya tidak mau membiarkan karakter Marvel itu punya interaksi apa pun dengan MCU. Untungnya, Captain America: Civil War menjembatani jurang itu dan memasukkan penampilan pertama Tom Holland sebagai Peter Parker.
Sementara menyenangkan melihat Spidey berinteraksi dengan karakter lain MCU, ada keengganan untuk menonton franchise solo lain begitu cepat. Trilogi Spider-Man Sam Raimi adalah kesuksesan pengubah permainan dan kekecewaan terhadap film The Amazing Spider-Man adalah bukti di pikiran penonton. Tapi, trilogi Spider-Man besutan Jon Watts di MCU berhasil membuat franchise itu terasa segar lagi.
Foto: Rolling Stone
Sebelum merilis film pertamanya pada 2014, Guardians of the Galaxy bukanlah salah satu properti paling ikonis Marvel. James Gunn mengambil karakter yang relatif samar dan mengubah mereka menjadi yang palin disuka. Film-filmnya terasa seperti entri solo di saga. Bahkan yang tidak mengikuti cerita keseluruhan MCU pun masih bisa mengikuti dan menikmati film Guardians of the Galaxy.
Soundtrack yang bagus, humor di luar warna, dan kegelapan mengejutkan membuat film-film ini terasa berbeda dari franchise solo lain. Film-film ini relatif sama dalam kualitas. Sementara film pertamanya tidak mengambil banyak risiko narasi yang kuat, film ini punya komedi terbaik MCU. Dua sekuelnya tampil dengan arah yang lebih gelap, aneh, dan ambisius, yang memberinya busur cerita lengkap terhadap karakternya.
Foto: Wired
Sejauh ini, trilogi Captain America adalah sorotan MCU. Sejumlah penggemar berpendapat kalau setiap entri di trilogi ini adalah yang terbaik di seluruh franchise ini. Pemeran Steve Rogers alias Captain America layak mendapatkan pujian sebanyak Robert Downey Jr. karena telah menciptakan karakter ikonis yang dengan cepat membuat audiens jatuh cinta.
Rasa retro Captain America: The First Avenger tidak seperti yang lain di MCU. Tema lebih gelap dan politik Captain America: The Winter Soldier memperlihatkan sisi lebih dewasa franchise itu. Tapi, pencapaian puncaknya adalah Civil War, crossover epik yang menempatkan semua karakter baik di kubu berbeda akibat masalah moral serius.
Jelas kalau penonton tertarik melihat kesinambungan sejumlah karakter, properti lain tidak menarik mereka. Sementara trilogi Thor mulai menguat, film keempatnya membuat kecewa. Fase 4 MCU berisi banyak film yang mengecewakan dan bos Marvel Studios jelas berusaha me-reset lini masa produksi agar franchise itu tidak kehilangan penggemar.
Meski Marvel Studios punya sejumlah film yang meraup lebih dari USD1 juta, penampilan film terakhir yang tidak bagus mengindikasikan kalau logo Marvel tidak cukup membuat penonton tertarik. Kesuksesan mereka akan bergantung pada franchise solo untuk bekerja demi keberhasian mereka. Hingga saat ini, baru lima franchise yang menyelesaikan triloginya. Thor tidak dihitung karena sudah punya empat film. Trilogi mana saja yang dianggap terbaik di MCU? Mengutip MovieWeb, berikut ulasannya!
5. Trilogi Ant-Man
Foto: The New Yorker
Trilogi Ant-Man bukan trilogi terkuat di MCU. Rasanya, trilogi itu dibuat bukan karena harus karena Scott Lang bukan karakter yang butuh tiga film solo. Faktanya, momen terbaik karakter ini malah ada di film luar Ant-Man, seperti di Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame. Penggemar sudah skeptis terhadap film pertamanya yang dirilis pada 2015 karena proses pengembangan yang aneh.
Setelah bertahun-tahun mengerjakan proyek ini, sutradara Edgar Wright hengkang. Dia lantas digantikan Peyton Reed yang tidak punya cukup keunikan stylistic yang mencegah trilogi ini hambar. Film pertamanya menambah elemen perampokan, sementara yang kedua terasa berulang. Film itu memperkenalkan elemen sci-fi yang tidak masuk akal dalam konteks seluruh franchise. Film ketiganya hanyalah film untuk membangun pentingnya Kang the Conqueror di proyek masa depan MCU.
4. Trilogi Iron Man
Foto: Encyclopedia Britannica
Iron Man adalah film yang memulai MCU dan tetap menjadi salah satu yang terkuat di seluruh serial ini. Sementara aksi dan visual Iron Man terlihat lemah dibanding yang lain, film ini mengisahkan cerita bagus dengan penampilan yang memimpin. Dampak menonton Robert Downey Jr. untuk kali pertama adalah momen pengubah pemainan. Mempertimbangkan kalau film ini dibuat sebelum Marvel dibeli Disney, temanya agak kelam dan gelap. Sutradara Jon Favreau memasukkan komentar tentang budaya selebritas, terorisme global, pabrik senjata, dan alkoholisme.
Sayang, Iron Man 2 mengecewakan. Meski berusaha membangun peristiwa yang penting di The Avengers, aksi Tony lebih gila dan ceritanya sangat lambat. Ini bertahan sebagai film terburuk di MCU dan dengan mudah mengikis semangat untuk film ketiga. Tapi, Shane Black masuk untuk mengambil alih Iron Man 3. Film ini terbuki ambisius dan berbeda dari formula yang mengeksplorasi dampak Tony di budaya media dan prekonsepsi tentang pahlawan dan penjahat.
3. Trilogi Spider-Man
Foto: CNET
Trilogi Spider-Man MCU berhasil membedakan dirinya dari serial sebelumnya. Penggemar sudah lama melobi agar Marvel mendapatkan kembali hak film karakter itu, tapi Sony Pictures sebelumnya tidak mau membiarkan karakter Marvel itu punya interaksi apa pun dengan MCU. Untungnya, Captain America: Civil War menjembatani jurang itu dan memasukkan penampilan pertama Tom Holland sebagai Peter Parker.
Sementara menyenangkan melihat Spidey berinteraksi dengan karakter lain MCU, ada keengganan untuk menonton franchise solo lain begitu cepat. Trilogi Spider-Man Sam Raimi adalah kesuksesan pengubah permainan dan kekecewaan terhadap film The Amazing Spider-Man adalah bukti di pikiran penonton. Tapi, trilogi Spider-Man besutan Jon Watts di MCU berhasil membuat franchise itu terasa segar lagi.
2. Trilogi Guardians of the Galaxy
Foto: Rolling Stone
Sebelum merilis film pertamanya pada 2014, Guardians of the Galaxy bukanlah salah satu properti paling ikonis Marvel. James Gunn mengambil karakter yang relatif samar dan mengubah mereka menjadi yang palin disuka. Film-filmnya terasa seperti entri solo di saga. Bahkan yang tidak mengikuti cerita keseluruhan MCU pun masih bisa mengikuti dan menikmati film Guardians of the Galaxy.
Soundtrack yang bagus, humor di luar warna, dan kegelapan mengejutkan membuat film-film ini terasa berbeda dari franchise solo lain. Film-film ini relatif sama dalam kualitas. Sementara film pertamanya tidak mengambil banyak risiko narasi yang kuat, film ini punya komedi terbaik MCU. Dua sekuelnya tampil dengan arah yang lebih gelap, aneh, dan ambisius, yang memberinya busur cerita lengkap terhadap karakternya.
1. Trilogi Captain America
Foto: Wired
Sejauh ini, trilogi Captain America adalah sorotan MCU. Sejumlah penggemar berpendapat kalau setiap entri di trilogi ini adalah yang terbaik di seluruh franchise ini. Pemeran Steve Rogers alias Captain America layak mendapatkan pujian sebanyak Robert Downey Jr. karena telah menciptakan karakter ikonis yang dengan cepat membuat audiens jatuh cinta.
Rasa retro Captain America: The First Avenger tidak seperti yang lain di MCU. Tema lebih gelap dan politik Captain America: The Winter Soldier memperlihatkan sisi lebih dewasa franchise itu. Tapi, pencapaian puncaknya adalah Civil War, crossover epik yang menempatkan semua karakter baik di kubu berbeda akibat masalah moral serius.
(alv)