Mengapa Jimin BTS Pakai Banyak Autotune dalam Set Me Free Pt.2? Ini Teorinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alasan Jimin BTS memakai banyak autotune dalam Set Me Free Pt.2 bisa jadi karena pesan dan atmosfer yang ingin disampaikan lewat lagunya.
Set Me Free Pt.2 adalah lagu pre-release yang diluncurkan pada Jumat (18/3), menyambut perilisan album debut solo Jimin yang bertajuk FACE pada 24 Maret mendatang. Dalam lagu ini, penyanyi berusia 27 tahun itu menyampaikan kisah pergulatan batinnya sebagai manusia, sekaligus melawan segala rintangan sebagai seorang idol yang selalu dikomentari banyak orang.
Dalam lagu rap hip-hop tersebut, Jimin memakai banyak autotune untuk menyampaikan kisahnya itu. Ini jadi sesuatu yang baru baginya, karena semua lagu solo Jimin dalam diskografi BTS biasanya bergenre balada atau pop dance, dan tak menggunakan autotone yang terdengar sangat eksplisit.
Perlu diketahui, autotune adalah sebuah teknologi perangkat lunak (software) yang salah satunya dipakai untuk mengubah nada. Pengubahan nada tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan. Yang paling sering adalah untuk memoles suara agar terdengar lebih merdu atau tidak sumbang (fals).
Foto: BigHit Music
Autotunesangat sering dipakai dalam lagu-lagu K-pop, bahkan jadi semacam ciri khas lagu pop dari Korea. Namun dalam industri ini, penggunaan autotune kadang dilakukan untuk memberikan tekstur 'kasar', terutama pada lagu-lagu bergenre hip-hop dengan rap yang agresif.
Meski autotune dalam Set Me Free Pt.2 memang terdengar 'kasar' dan sesuai dengan genrenya seperti dalam K-pop, tapi tampaknya penggunaan aututone yang 'berlebihan' tersebut punya tujuan khusus. Dalam lagu ini, autotune banyak dipakai pada verse 1 dan verse 2. Sementara bagian refrain, pre-chorus, dan chorus memakai vokal biasa.
Nah, jika melihat lirik pada verse 1 dan verse 2, di situ Jimin menggambarkan pergulatannya melawan pikiran-pikiran negatif. Bisa jadi, penggunaan autotune yang agresif dan terdengar 'kasar' tersebut dipakai untuk menggambarkan pergulatannya dengan pikiran negatif tersebut.
Misalnya saja pada verse 1. Terdapat lirik, "Aku mengembara di labirin" dan "hennesey and night" (gampangnya, bisa disimpulkan sebagai kehidupan yang sangat riuh).
Setelah itu, masih dalam vokal dengan sentuhan autotune, Jimin mengatakan "i never stop, i never stop". Setelah itu dilanjutkan dengan "again, repeat", tapi kali ini tanpa autotone.
Foto: BigHit Music
Jika teori di atas benar, maka bagian verse 1 adalah seperti sebuah komunikasi intrapersonal yang dilakukan Jimin. Pikiran negatif dan rintangan yang dirasakan Jimin disimbolkan dengan suara autune, sedangkan vokal biasa adalah bagian dari Jimin lainnya yang berusaha menyemangati atau menghalau pikiran negatif tersebut.
Jadi saat ia mengatakan "again, repeat", maka ini adalah semacam afirmasi atau usaha mempengaruhi pikiran atau alam bawah sadar. Selanjutnya saat mengatakan "finally free" yang juga dinyanyikan Jimin tanpa autotune, menunjukkan transformasi Jimin menjadi orang yang akhirnya bisa mengontrol diri dan pikirannya.
Teknik penggunaan autotune yang agresif sebenarnya juga pernah dilakukan Suga dalam lagu Interlude: Shadow. Lagu ini juga punya tema yang sama, yaitu pergulatan sebagai seorang idol dan dampak negatif ketenaran.
Jelang ujung lagu, Suga mengubah atmosfer musiknya menjadi lebih keras, dengan iringan tekstur vokal yang berbeda dengan di awal lagu, ditambah autotune yang cukup agresif. Gaya ini dipakai untuk menunjukkan bahwa pada bagian itu, lirik yang dinyanyikan Suga adalah suara dari "shadow" atau 'bagian gelap' dari kepribadian Suga.
Foto: BigHit Music
Perlu juga dicatat, video Set Me Free Pt.2 juga punya atmosfer yang sama dengan video musik Interlude: Shadow dan Black Swan. Kedua lagu ini ada dalam album Map of the Soul: 7 yang mengusung tema besar tentang konsep peta jiwa dari psikolog Carl Jung.
Dalam teori Map of the Soul, Carl Jung meyakini bahwa kepribadian manusia terdiri dari dua lapisan. Pertama adalah Kesadaran (Conscious) dan kedua Ketidaksadaran (Unconscious).
Bagian terluar Kesadaran adalah Persona yang bisa diartikan sebagai citra diri yang kita tampilkan kepada orang lain. Adapun bagian terdalam Ketidaksadaran adalah Shadow yang secara mudahnya bisa diartikan sebagai tempatnya pikiran-pikiran negatif dan kelemahan terdalam seorang individu.
Nah, bisa jadi alasan penggunaan autotune yang agresif dalam lagu Set Me Free Pt.2 adalah sebagai simbol sisi tergelap Jimin, yang akhirnya bisa diatasinya, seiring dengan kostum putih yang dipakai Jimin pada akhir lagunya.
Set Me Free Pt.2 adalah lagu pre-release yang diluncurkan pada Jumat (18/3), menyambut perilisan album debut solo Jimin yang bertajuk FACE pada 24 Maret mendatang. Dalam lagu ini, penyanyi berusia 27 tahun itu menyampaikan kisah pergulatan batinnya sebagai manusia, sekaligus melawan segala rintangan sebagai seorang idol yang selalu dikomentari banyak orang.
Dalam lagu rap hip-hop tersebut, Jimin memakai banyak autotune untuk menyampaikan kisahnya itu. Ini jadi sesuatu yang baru baginya, karena semua lagu solo Jimin dalam diskografi BTS biasanya bergenre balada atau pop dance, dan tak menggunakan autotone yang terdengar sangat eksplisit.
Perlu diketahui, autotune adalah sebuah teknologi perangkat lunak (software) yang salah satunya dipakai untuk mengubah nada. Pengubahan nada tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan. Yang paling sering adalah untuk memoles suara agar terdengar lebih merdu atau tidak sumbang (fals).
Foto: BigHit Music
Autotunesangat sering dipakai dalam lagu-lagu K-pop, bahkan jadi semacam ciri khas lagu pop dari Korea. Namun dalam industri ini, penggunaan autotune kadang dilakukan untuk memberikan tekstur 'kasar', terutama pada lagu-lagu bergenre hip-hop dengan rap yang agresif.
Meski autotune dalam Set Me Free Pt.2 memang terdengar 'kasar' dan sesuai dengan genrenya seperti dalam K-pop, tapi tampaknya penggunaan aututone yang 'berlebihan' tersebut punya tujuan khusus. Dalam lagu ini, autotune banyak dipakai pada verse 1 dan verse 2. Sementara bagian refrain, pre-chorus, dan chorus memakai vokal biasa.
Nah, jika melihat lirik pada verse 1 dan verse 2, di situ Jimin menggambarkan pergulatannya melawan pikiran-pikiran negatif. Bisa jadi, penggunaan autotune yang agresif dan terdengar 'kasar' tersebut dipakai untuk menggambarkan pergulatannya dengan pikiran negatif tersebut.
Misalnya saja pada verse 1. Terdapat lirik, "Aku mengembara di labirin" dan "hennesey and night" (gampangnya, bisa disimpulkan sebagai kehidupan yang sangat riuh).
Setelah itu, masih dalam vokal dengan sentuhan autotune, Jimin mengatakan "i never stop, i never stop". Setelah itu dilanjutkan dengan "again, repeat", tapi kali ini tanpa autotone.
Foto: BigHit Music
Jika teori di atas benar, maka bagian verse 1 adalah seperti sebuah komunikasi intrapersonal yang dilakukan Jimin. Pikiran negatif dan rintangan yang dirasakan Jimin disimbolkan dengan suara autune, sedangkan vokal biasa adalah bagian dari Jimin lainnya yang berusaha menyemangati atau menghalau pikiran negatif tersebut.
Jadi saat ia mengatakan "again, repeat", maka ini adalah semacam afirmasi atau usaha mempengaruhi pikiran atau alam bawah sadar. Selanjutnya saat mengatakan "finally free" yang juga dinyanyikan Jimin tanpa autotune, menunjukkan transformasi Jimin menjadi orang yang akhirnya bisa mengontrol diri dan pikirannya.
Teknik penggunaan autotune yang agresif sebenarnya juga pernah dilakukan Suga dalam lagu Interlude: Shadow. Lagu ini juga punya tema yang sama, yaitu pergulatan sebagai seorang idol dan dampak negatif ketenaran.
Jelang ujung lagu, Suga mengubah atmosfer musiknya menjadi lebih keras, dengan iringan tekstur vokal yang berbeda dengan di awal lagu, ditambah autotune yang cukup agresif. Gaya ini dipakai untuk menunjukkan bahwa pada bagian itu, lirik yang dinyanyikan Suga adalah suara dari "shadow" atau 'bagian gelap' dari kepribadian Suga.
Foto: BigHit Music
Perlu juga dicatat, video Set Me Free Pt.2 juga punya atmosfer yang sama dengan video musik Interlude: Shadow dan Black Swan. Kedua lagu ini ada dalam album Map of the Soul: 7 yang mengusung tema besar tentang konsep peta jiwa dari psikolog Carl Jung.
Dalam teori Map of the Soul, Carl Jung meyakini bahwa kepribadian manusia terdiri dari dua lapisan. Pertama adalah Kesadaran (Conscious) dan kedua Ketidaksadaran (Unconscious).
Bagian terluar Kesadaran adalah Persona yang bisa diartikan sebagai citra diri yang kita tampilkan kepada orang lain. Adapun bagian terdalam Ketidaksadaran adalah Shadow yang secara mudahnya bisa diartikan sebagai tempatnya pikiran-pikiran negatif dan kelemahan terdalam seorang individu.
Nah, bisa jadi alasan penggunaan autotune yang agresif dalam lagu Set Me Free Pt.2 adalah sebagai simbol sisi tergelap Jimin, yang akhirnya bisa diatasinya, seiring dengan kostum putih yang dipakai Jimin pada akhir lagunya.
(ita)